Mohon tunggu...
Rinaldi Syahputra Rambe
Rinaldi Syahputra Rambe Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpustakaan Bank Indonesia Sibolga

Anak desa, suka membaca, menulis dan berkebun. Penulis buku "Etnis Angkola Mandailing : Mengintegrasikan Nilai-nilai Kearifan Lokal dan Realitas Masa Kini". Penerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Tips Mudah Menanam Terong Ungu di Pekarangan

12 Oktober 2023   10:23 Diperbarui: 12 Oktober 2023   17:32 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terong ungu di pekarangan rumah.   (Sumber: Dokumentasi Pribadi/ Rinaldi Syahputra Rambe)

Terong ungu merupakan salah satu jenis sayuran yang kaya manfaat. Menurut sumber dari Alodokter.com, terong ungu mengandung berbagai nutrisi penting seperti kalori, protein, karbohidrat, serat, dan lemak. 

Selain itu, terong juga merupakan sumber berbagai vitamin dan mineral, seperti asam folat, vitamin A, vitamin C, Vitamin K, kalium, kalsium, zat besi, dan magnesium.

Selain memiliki kandungan gizi yang berlimpah, terong ungu juga sangat mudah diolah menjadi berbagai jenis masakan. Terong dapat digoreng, dibakar, atau direbus dengan mudah. Rasanya yang manis menjadi daya tarik tersendiri dalam mengkonsumsinya.

Tidak hanya memiliki manfaat gizi yang tinggi dan kemudahan dalam pengolahan, terong ungu juga merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan. Terong ungu termasuk tanaman yang dapat beradaptasi dengan berbagai jenis lingkungan. Terong ungu juga bisa dibudidayakan di pekarangan rumah dengan menanam secara langsung atau menggunakan pot.

Terong ungu di pekarangan rumah.   (Sumber: Dokumentasi Pribadi/ Rinaldi Syahputra Rambe)
Terong ungu di pekarangan rumah.   (Sumber: Dokumentasi Pribadi/ Rinaldi Syahputra Rambe)

Pada artikel ini, saya ingin berbagi beberapa tips yang dapat dilakukan untuk membudidayakan terong di pekarangan rumah. Tahapan yang harus dilalui meliputi, penyiapan benih, penyemaian, olah lahan, penanaman, perawatan, pengendalian hama, dan panen.

Menyiapkan Benih

Benih berkualitas merupakan salah satu faktor yang paling krusial dalam budidaya apa saja, termasuk terong ungu. Siapapun yang berkeinginan untuk membudidayakan terong ungu harus memastikan kualitas benihnya terjaga. 

Benih yang berkualitas dapat diperoleh sendiri dari hasil panen sebelumnya. Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan standar benih. 

Pertama, benih harus berasal dari tanaman yang paling unggul dan tidak pernah terkena serangan hama. Kedua, tingkat kematangannya sudah maksimal dan sudah layak dijadikan benih. 

Namun, dalam kondisi tertentu terutama bagi pemula yang baru saja memulai aktivitas berkebun belum memiliki benih yang diproduksi sendiri.

Ada alternatif lain yaitu, membeli benih di toko pertanian. Benih yang dibeli harus dipastikan kualitasnya baik, utamakan embeli benih yang sudah tersertifikasi.

Penyemaian

Setelah proses pemilihan benih, langkah selanjutnya yaitu penyemaian benih. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penyemaian adalah menyiapkan media semai. Kita dapat memilih media yang kita inginkan seperti tanah yang sudah dicampur kompos, cocopeat, atau media lainnya.

Hal yang harus diperhatikan adalah kualitas media yang digunakan. Saya pribadi lebih menyarankan media semai menggunakan tanah dengan campuran kompos, cocopeat dan arang sekam.

Setelah menentukan media semai, langkah selanjutnya adalah melakukan penyemaian pada tempat semai yang tersedia. Tidak ada ketentuan alat yang digunakan. Penyemaian bisa dilakukan dengan menggunakan polybag, trai semai, ataupun menyemai langsung pada hamparan tanah.

Langkah selanjutnya adalah memasukkan media tanam kedalam media semai yang telah ditentukan. Langkah paling akhir memasukkan benih yang sudah disiapkan pada media yang telah disediakan. Benih akan tumbuh biasanya dalam dua sampai empat hari. Benih harus disiram dengan rutin agar kelembapannya terjaga.

Olah Lahan

Setelah proses penyemaian dilakukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah olah lahan. Olah lahan meliputi pembersihan lahan dan penggemburan tanah yang digunakan apabila budidaya dilakukan pada pekarangan secara langsung. Bila menggunakan media pot atau polybag, proses olah lahan meliputi penyiapan media tanam pada pot atau polybag yang telah disediakan.

Dalam proses olah lahan perlu memperhatikan kualitas tanah yang meliputi tingkat kesuburan, ph dan jangkauan sinar matahari. Hal ini sangat penting dilakukan agar pertumbuhan dan hasil yang diperoleh dapat maksimal. 

Terong merupakan salah satu tanaman yang harus ditanam pada lahan yang tadah dengan sinar matahari. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan keterjangkauan sinar matahari sebelum menentukan lahan yang akan digunakan dalam budidaya terong ungu.

Penanaman

Penanaman dapat dilakukan pada lahan yang telah diolah atau media yang telah disiapkan. Benih yang telah disemai dapat dilakukan pindah tanam pada usia 15-30 hari hss.

Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari agar benih yang dipindah tidak layu dan stres akibat terkena sinar matahari. Dalam proses tanam juga harus memperhatikan jarak antar tanaman.

Jarak antar tanaman tidak boleh terlalu rapat agar pertumbuhan maksimal. Idealnya adalah 40 cm x 50 cm. Kita bisa memilih jarak yang kita inginkan sesuai kondisi lahan.

Perawatan

Setelah proses pindah tanam dilakukan, langkah selanjutnya melakukan perawatan. Perawatan meliputi penyulaman atau penyisipan, pembersihan gulma, dan pemupukan.

Penyulaman atau penyisipan tanaman dapat dilakukan pada usia 10 hst, penyulaman atau penyisipan ini dilakukan untuk memastikan tanaman terong ungu tumbuh dengan maksimal. Setelah itu gulma juga harus dibersihkan dengan teratur, terutama pada usia 0 sampai 30 hst. Jangan sampai gulma yang berkembang menghambat pertumbuhan tanaman.

Terong mulai berbuah (Sumber: Dokumentasi Pribadi/ Rinaldi Syahputra Rambe)
Terong mulai berbuah (Sumber: Dokumentasi Pribadi/ Rinaldi Syahputra Rambe)

Setelah penyulaman dilakukan, langkah selanjutnya adalah pemupukan. Pemupukan pertama dilakukan pada 11-15 hst kemudian disusul pemupukan kedua dan seterusnya pada 15 hari berikutnya. Intensitas pemupukan dilakukan sesuai dengan pertumbuhan tanaman.

Pemupukan seimbang harus terus dilakukan secara rutin agar pertumbuhan dan hasil tanaman terong ungu dapat maksimal. Dalam proses pemupukan juga harus melihat kondisi cuaca dan kondisi lahan. Bila musim penghujan hindari penggunaan pupuk berlebihan terutama pupuk yang mengandung nitrogen. 

Pengendalian Hama

Pengendalian hama harus dilakukan dengan tepat. Tepat waktu dan tepat obat pengendali yang digunakan. Tepat waktu berarti, pengendalian hama harus dilakukan pada waktu yang tepat tidak boleh terlambat. Tepat obat, berarti obat yang digunakan harus tepat jenisnya berdasarkan serangan hama dan tepat dosisnya.

Pengendalian hama dilakukan sesuai dengan serangan yang terjadi. Pada umumnya serangan hama yang sering menyerang tanaman terong antara lain: penggerek pucuk dan buah terong, wereng daun, kutu putih (whitefly), thrips, aphid, kumbang lembing, penggulung daun, penggerek batang, kumbang melepuh, tungau merah dan penyakit daun lainnya.

Ada dua jenis obat yang dapat digunakan untuk mengendalikan serangan hama yaitu pestisida organik maupun pestisida kimia. Dalam pengalaman saya, terong termasuk tanaman yang kuat menghadapi serangan hama. Sehingga pengendaliannya tidak terlalu sulit dilakukan.

Saya pribadi, lebih menyarankan pengendalian hama dilakukan dengan ramah lingkungan dengan menggunakan pestisida organik. Meskipun dalam kondisi tertentu penggunaan pestisida kimia tidak bisa dihindari. Pekebun harus bijak menentukan pestisida yang digunakan sesuai kondisi di lapangan.

Panen

Setelah proses panjang yang dilakukan, tibalah saatnya momen paling ditunggu-tunggu. Panen perdana dapat dilakukan pada usia 70-80 hst. Panen selanjutnya bisa dilakukan 3 atau 7 hari sekali.

Dalam proses pemanenan harus diperhatikan dengan baik.Jangan sampai cabang tanaman terong patah ataupun tergores dapat menjadi penyebab datangnya serangan jamur. Agar proses pemanenan aman dapat menggunakan gunting atau pisau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun