Pemaknaan kurban benar-benar dirasakan bukan hanya sekedar rangkain formal simbolik belaka. Prosesi penyembelihan dalam kurban sebenarnya menyimpan makna memotong sifat "kebinatangan" kita. Sifat egois, dusta, hasat, dengki, tidak jujur, riya dan perbuatan tercela lainnya seharusnya ikut terpotong dalam diri agar kurban kita diterima oleh Allah SWT layaknya kurban Habil yang dipersembahkan dengan baik, tulus, dan ikhlas karena Allah.
Hal ini dipertegas Dalam Al-Quran surat Al-Hajj ayat 37. "Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik".
Dalam konteks implementasi nilai-nilai multikesalehan kurban dalam kehidupan sehari-hari seharusnya tercermin melalui sikap ikhlas, jujur, tanggung jawab, kebersamaan, kekeluargaan, dan kepedulian terhadap sesama. Nilai-nilai tersebut merupakan landasan yang kuat untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang harmonis, dan bermakna. Dengan mempraktikkan nilai-nilai tersebut, akan tercipta keluarga yang kuat layaknya keluarga Ibrahim AS.Â