Gawai bak pisau bermata dua. Bila digunakan dengan tepat akan memberikan manfaat. Bila penggunaannya tidak tepat akan menjadi petaka bagi penggunanya.
Hari ini pengunaan gawai semakin tidak terkendali. Bukan hanya orang dewasa dan remaja. Anak-anak juga telah terbiasa mengunakan gawai. Tidak tanggung-tanggung, berdasarkan data rilis BPS (2022) sebanyak 52,76% anak usia 5-6 tahun telah menggunakan ponsel. Sedangkan, proporsinya anak dengan rentang usia 0-4 tahun tercatat sebesar 25,5%.
Selain itu sebanyak 39,97% anak usia 5-6 tahun dan 18,79% anak usia 0-4 tahun di Indonesia sudah mampu dan terbiasa mengakses internet. Data di atas masih mencakup penggunaan gawai pada anak usia 6 tahun kebawah. Sisanya BPSÂ juga merilis sebesar 88,99 % anak berusia 5 tahun ke atas telah mengakses internet.
Artinya sebagian besar anak-anak di Indonesia telah menggunakan gawai, Ironis memang. Maraknya penggunaan gawai pada anak-anak sudah bisa dikatakan darurat. Terlebih pada anak-anak usia dibawah 6 tahun. Semestinya pada usia ini saatnya sistem motorik dan fisik dilatih agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Ada banyak faktor penyebab anak-anak menggunakan gawai. Pertama, aksesibilitas dan ketersediaan. Gawai dari segi harga sudah cukup terjangkau. Hampir setiap rumah telah memiliki gawai. Anak-anak sering memiliki akses langsung ke perangkat secara pribadi maupun melalui perangkat anggota keluarga.
Kedua, peran model orang tua dan orang dewasa di sekitarnya. Anak-anak sangat piawai dalam meniru perilaku orang di sekitarnya. Terlebih orang tuanya. Hari ini sangat sering orang tua memberi contoh kepada anak kebiasaan menggunakan gawai. Begitu juga orang dewasa di sekitarnya tidak lepas dari gawai.
Amat disayangkan pula, ada tipikal orang tua yang memberikan gawai kepada anaknya agar diam, manut dan tidak mengganggu orang tuanya. Pembiasaan semacam inilah yang kemudian menjadikan anak kecanduan dengan gawai.
Ketiga, faktor sosial teman sebaya. Anak cenderung meminta sesuatu yang dimiliki oleh teman-temannya. Bahkan ia akan merasa tertekan apabila tidak memiliki barang yang dimiliki oleh teman-temannya. Anak-anak akan cenderung eksis dan mengikuti tren yang ada. Termasuk menggunakan gawai.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk memberi nasihat bahwa tidak semua yang orang lakukan patut untuk dicontoh. Disamping itu, orang tua juga harus berperan aktif mengawasi pergaulan anak. Sebab, pergaulan dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku anak.