Mohon tunggu...
Miftah RinaldiHarahap
Miftah RinaldiHarahap Mohon Tunggu... Lainnya - Partai Hijau Indonesia | New Native Literasi

Sedang bergerilya bersama @Partai Hijau Indonesia, @New Native Literasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Terakhir Untukmu

13 Maret 2024   13:35 Diperbarui: 13 Maret 2024   13:38 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah delapan tahun

Sejak aku membaca puisi terakhirku untukmu

Di depan sebuah danau kecil di dekat kampus biru

Tetap saja kau membisu

Kau menatapku sembari menundukkan wajah lugumu

Lalu air matamu pun jatuh 

Sudah delapan tahun 

Sejak bait -- bait puisiku menjelma menjadi rindu

Dan air matamu menjelma menjadi kesan

Mengantarkan kita pada sebuah tanya: Sejak saat itu,apakah semesta sedang menggores luka padaku dan padamu ?

Yogyakarta , 15 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun