Penanda dalam kutipan ini menunjukkan kondisi pasca-kemerdekaan yang masih dipenuhi penindasan meski penjajah telah pergi. Petanda yang dihasilkan adalah bahwa kemerdekaan tidak selalu berarti kebebasan jika struktur kolonial tetap bertahan.
Melalui berbagai simbol dan dialog, Pramoedya Ananta Toer berhasil merepresentasikan perjuangan, nasionalisme, dan kritik sosial dalam Larasati. Penanda dan petanda yang dianalisis mencerminkan konflik besar dalam novel: perjuangan individu dan kolektif melawan ketidakadilan, baik kolonial maupun sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H