"Jangan ngomong gitu ke Mama lu lah, Rin...kasihan, namanya ortu gimana-gimana pasti pengen cucu...," kata seorang teman. Saya cuma mbatin, 'Terus yang kasihan ama gue siapa? Lu enak ngomong gitu karena udah nikah. Lah gue?' (realita yang terjadi, teman saya ini baru punya anak setelah 9 tahun menikah)
Lalu ketika saya ada kesempatan ke Jakarta, saya ketemu seorang teman dan kami membahas tentang pernikahan dan anak. Kami sama-sama sulung dari tiga bersaudara dengan adik cewek dan cowok dan mereka menikah lebih dulu.  "Gue sekarang santai, Rin. Adik-adik gue sudah married semua, tinggal gue doang...baru juga pacaran setahun, nggak narget mesti nikah kapan lah gue. Lagian ya, umur kita segini mau married sekarang atau tahun depan juga nggak ada bedanya." Saya yang mendengarkan hanya mengiyakan, mencoba mencerna juga kata-katanya. "Umur sekita ini juga mau punya anak umur berapa coba? Kalo langsung dikasih anak mah enak, lah kalo nggak? Umur kita ntar lewat 40, makin tua...makin resiko juga," dia menambahkan. Dan kata-kata teman saya ini lumayan masuk, saya pikir dia ada benarnya juga...
Lalu saya mencoba jujur pada diri sendiri lagi seperti, 'aku masih ingin nikah nggak sih?', 'masih perlu kah?, 'kira-kira aku nanti nikah nggak ya? ama siapa?', 'ingin punya anak nggak?' Self questions ini saya jawab dalam hati, saya pertimbangkan dengan melihat realita yang terjadi pada saya. Pada akhirnya hidup harus bahagia dan bermanfaat kan? Dan itu bukan melulu karena menikah dan mempunyai anak, ada begitu banyak cara...kembali ke masing-masing individu. Saya tak hendak munafik, saya masih ingin menikah suatu hari nanti. Namun seiring waktu dan usia saya yang kini sudah 40 something, saya pasrah 'nikah syukur, nggak nikah juga nggak papa yang penting happy' . Dan kalau TUHAN ijinkan saya menikah pun, tujuannya lebih pada teman hidup, spend the rest of life together. Soal punya anak atau tidak, kayaknya kok mending tidak ya hehehe...Saya nggak yakin bisa ngurus anak dengan baik, lagipula juga dengan usia sekarang, saya nggak mau take a risk...mesti sadar diri juga walau saya tidak ada masalah kesehatan dan normal, Â tapi tiap wanita itu punya masa expired (menopause). Saya tidak takut sendiri di hari tua. Saya bisa masuk panti jompo, ketemu teman-teman senasib sambil tetap bisa berkarya disana. As simple as that...dan saya mengimani bahwa TUHAN itu baik dan pasti akan memelihara saya dengan caraNYA nanti :)
Thanks GOD! Thanks Kick Andy, Metro TV. Episode : Childfree sungguh mengena, terasa gue banget dan memberi wawasan buat saya. Bahwa tidak menjadi Ibu itu bukan masalah besar, bukan berarti tidak punya value. Kita (saya) tetap bisa menjadi orang yang berguna dengan apa yang dimiliki. So, enjoy! Tetap semangat :)
notes : ditulis di Malang dari awal Mei 2022 dan baru selesai menjelang akhir bulan hehehe...Nulisnya campur-campur, ketik-ketik di hp dan laptop, di sela-sela kesibukan kerja yang begitu hectic dan melelahkan. Senang sekali akhirnya selesai juga blog ini :D Thanks GOD!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H