Mohon tunggu...
Rina Natalia
Rina Natalia Mohon Tunggu... Freelancer - -corin-

i juz an ex. Accountant with big luv on Writing and Singing. enjoy being a Marketing in the recent years 😉

Selanjutnya

Tutup

Love

Childfree: Ketika Punya Anak Bukan Lagi Pilihan

29 Mei 2022   09:06 Diperbarui: 1 Juni 2022   13:28 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menanggapi ini, Mbak Ana jadi penasaran. Kalau biasanya kebahagiaan orang yang sudah menikah adalah jika mempunyai anak, terlebih value seorang wanita adalah sempurna jika menjadi seorang Ibu. "Bagaimana dengan mereka ya, Bang?" katanya pada Bang Andy. Yang lalu juga ditambahkan, "Apa kalian pernah terpikir untuk adopsi anak?"

Menjawab pertanyaan tersebut, baik Paulus maupun Gita menjelaskan hal yang sama. Bahwa dengan hidup hanya berdua tanpa anak, bisa saling mengisi, ngobrol, cerita, melengkapi kekurangan masing-masing, itu sudah merupakan hal yang membahagiakan :D  Gita juga menambahkan bahwa stigma menikah dan lalu mempunyai anak sudah terlanjur melekat di benak masyarakat kita. "Ngapain lu nikah kalau nggak mau punya anak?!" begitu. Menurut Gita, kenapa tidak ditanya balik, "Kenapa harus punya anak? Memang nggak ada hal lain ya selain itu dalam pernikahan?" Mengingat juga bahwa mempunyai anak berarti seumur hidup harus mau untuk merawat, mendidik dan membesarkannya dengan kasih sayang. "Nggak mungkin kan...duh anak gue kok gini ya, udah gue kasih buat lu (orang lain) aja," kata Gita lagi.

Dan pada akhirnya hingga usia pernikahan 4 tahun ini Paulus dan Gita tetap teguh dengan keputusan untuk childfree, tidak ingin untuk adopsi. Keputusan ini juga bukan karena ada masalah kesehatan dalam diri mereka. Tapi memang sudah menjadi semacam prinsip dengan segala resiko yang sudah dipikirkan dengan matang. Mereka enjoy...mereka happy :)

***

Narasumber ketiga adalah pasangan suami istri, Muhammad Arief Maulana dan Citra Hayu. Mereka sudah menikah selama hampir 10 tahun. Ketika menikah Arief berusia 26 tahun dan Cibi (demikian dia biasa dipanggil) 23 tahun. Di usia yang relatif muda saat itu mereka sudah membicarakan soal chidfree. Arief yang lebih dulu mengatakan, "Aku mau menikah denganmu, ada tidak ada anak...tidak masalah." Bang Andy spontan bertanya, "Kenapa bisa terlontar begitu?" Arief menjelaskan bahwa pada umumnya saat pasangan menikah dan mempunyai anak, "beban" itu akan lebih banyak di pihak wanita (Ibu). Dia harus mengandung, melahirkan, keseharian akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak tersebut (suami mungkin sibuk bekerja). Karena itu terserah pihak wanita mau punya anak atau tidak.

Menurut Bang Andy, yang juga diiyakan oleh Mbak Ana pendapat Arief ini sungguh menarik. Karena biasanya soal anak selalu menjadi "tuntutan". Banyak pasangan yang ketika tidak juga punya anak, mereka saling menyalahkan dan lalu berakhir dengan perpisahan.

"Bagaimana dengan Cibi, apa punya konsepsi sendiri tentang perkawinan tanpa anak atau dipengaruhi oleh Arief dan pengalaman?" tanya Bang Andy. Cibi menjelaskan bahwa pengalaman masa lalu sempat membuatnya ingin punya anak. Suami pendiam dan dia butuh sesuatu (anak) untuk limpahan kasih sayang. Namun ketika Cibi bertemu Arief dan lalu diajak menikah semua jadi berubah. "Oh ternyata ada ya pria yang tidak melulu ingin anak. Ternyata bisa ya menikah seperti itu (=chidfree, istilah ini belum booming kala itu)," katanya. Ditambah lagi Arief yang tampak pendiam, ternyata bisa menjadi teman ngobrol dan cerita yang rame dan menyenangkan. "Saya bisa jadi diri saya sendiri, tanpa perlu jaim dengan dia," lanjutnya. "Tidak ada dusta di antara kalian ya," sahut Bang Andy lalu dilanjutkan dengan, "Bagaimana Anda bisa setuju dengan pemikiran Arief soal childfree, kan Anda bisa saja menolak?"

Ternyata Arief dan Cibi pacaran tidak terlalu lama. Sehingga awal menikah ingin lebih mengenal satu sama lain dulu. Faktor usia yang masih relatif muda dan merasa belum siap juga menjadi alasan untuk menunda punya anak. Namun seiring berjalannya waktu mereka enjoy hanya berdua, bahagia sebagai partner hidup dan yakin di tahun-tahun mendatang akan tetap seperti ini. Orang tua juga mendukung (ada rekaman video yang menampilkan Ibu masing-masing). Intinya mereka menganggap Arief dan Cibi sudah menikah, sudah dewasa dan apapun yang menjadi keputusan pasti sudah melalui pemikiran matang :)

Lebih lanjut Bang Andy menanyakan tentang masa lalu Arief dan Cibi, apakah mungkin ada pengalaman pahit nan traumatik yang mempengarui keputusan childfee? Ternyata sama sekali tidak ada. Mereka, terutama Arief tumbuh dalam kasih sayang keluarga yang normal dan hangat. Dan Cibi walau Ayahnya cukup keras dalam mendidik, tapi dia tidak pernah merasa ada kekerasan dalam hidupnya, baik fisik maupun verbal. Justru yang akhirnya menjadi pertimbangan untuk chidfree adalah rasa respek terhadap orang tua. "Orang tua saya sangat bagus dalam mendidik dan membesarkan saya dan adik-adik, jadi semua lah," kata Arief. Hal ini yang membuatnya bertanya pada diri sendiri, apakah dia punya kapasitas yang sama. "Jangan sampai ketika kita memutuskan punya anak, lalu ternyata tidak bisa mengurus kan kasihan anaknya. Saya juga takut tidak bisa menjadi orang tua yang baik dan sabar. Jadi mending nggak usah deh"

Secara psikologis "takut dan tidak siap punya anak" ini menurut Mbak Ana memang menjadi faktor pertimbangan ke-2 (by riset) untuk childfree. "Nah, saya jadi penasaran nih. Kan Arief menikahi Cibi...punya anak ayo, tidak juga ayo. Kalau di kemudian hari dia ingin punya anak, kan dirimu cinta dia ya. Atau mungkin Arief sendiri merasa sudah waktunya dan siap punya anak, gimana tuh? Karena banyak loh, Bang...pasangan-pasangan yang berubah pikiran...," tanya Mbak Ana yang juga diiyakan oleh Bang Andy. Menanggapi ini baik Arief dan Cibi, mereka sepakat bahwa untuk hari dan saat ini sudah di posisi mantap tidak ingin ada anak. Lebih memilih dan berat mempertahankan pernikahan. Kalau toh nanti kejadian, ya itu akan dibicarakan lagi.

"Itu kan rencanamu ya, tapi kita percaya ada kuasa yang lebih besar di atas sana. Kalau TUHAN menghendaki tiba-tiba di kemudian hari criingg...kalian dikasih anak, kalian akan melanjutkan atau bagaimana?" Bang Andy bertanya lebih lanjut. Lagi-lagi Arief mengatakan bahwa itu akan didiskusikan bersama. Sejauh ini dia dan Cibi berusaha melakukan pencegahan seoptimal mungkin supaya tidak punya anak. "Inti pertanyaan saya, kalau itu terjadi, kalian akan lanjutkan atau gugurkan (aborsi)?," tanya Bang Andy lagi yang kali ini membuat Arief dan Cibi rada speechless karena mereka belum terpikir sampai disitu :O :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun