Mohon tunggu...
Rina Natalia
Rina Natalia Mohon Tunggu... Freelancer - -corin-

i juz an ex. Accountant with big luv on Writing and Singing. enjoy being a Marketing in the recent years 😉

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Akhir Tahun 2021 (Still Pandemic Year)

30 Desember 2021   23:30 Diperbarui: 31 Desember 2021   19:59 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2020 aku memasukkan naskah novelku ke Gramedia melalui DPS (Digital Publishing System), setelah di tahun 2019 memasukkan ke penerbit lain tapi nggak juga ada kabar kelanjutannya. Sebenarnya novel ini masih terbit secara self publishing di tahun 2015 melalui salah satu penerbit indie,  aku bermaksud menariknya. Aku revisi total khususnya di bab-bab terakhir dan berjuang menembus penerbit mayor. Tujuanku supaya lebih berkembang dan bisa dijual bebas di toko-toko buku. Setelah menunggu cukup lama, di pertengahan bulan November itu aku konfirmasi semua menanyakan kelanjutan naskahku gimana. Dan ternyata 2 penerbit  besar ini sama-sama menolak, alasannya belum sesuai dengan kriteria dan kebutuhan mereka. Di sisi lain mereka juga overload karena naskah yang masuk tuh ribuan, sementara team redaksinya terbatas.

Aku tidak patah semangat, udah biasa ditolak-tolak begini karena memang setiap penerbit punya kriteria masing-masing. Ditolak satu, cari yang lain dan itu yang aku lakukan. Mungkin aku ini terkesan ngotot banget ya. Aku hanya merasa yakin saja karena di luaran sana banyak banget novel-novel yang isinya nggak bagus-bagus amat (maaf aku sebut picisan), tapi bisa terbit lewat penerbit yang sudah punya nama. Sementara kalo aku boleh bandingkan kok masih bagusan aku punya ya hehehe... Dan setelah aku googling, aku menemukan penerbit lain yang masih mau menerima naskah di masa pandemi ini. Aku revisi ulang karena ternyata masih banyak typo juga, lalu aku kirimkan:)  Proses seleksi maksimal 6 bulan katanya...semoga kali ini bisa lolos dan diterbitkan ya. Amin!

Hmm...tahun ini memang mengajarkan kita untuk bersabar sekali lagi. Tahun lalu udah sulit, tahun ini nggak jauh beda...nggak lebih mudah juga. Terlebih ketika gelombang ke-2 Covid-19 melanda Indonesia di bulan Juni-Juli lalu. Keadaannya mirip dengan India beberapa waktu sebelumnya. Banyak yang terpapar, banyak yang harus berpulang juga dan itu bisa siapa aja mulai dari family, tetangga, teman-teman, pemuka agama, pejabat, artis, public figure, dll. Di rumah sakit pasien antre opname dan mendadak oksigen menjadi barang langka yang mahal. Ambulans lewat di jalan-jalan dengan raungan sirinenya yang menimbulkan kengerian tersendiri. Berita duka kematian sudah seperti makanan sehari-hari. Belum lagi di pemakaman dan krematorium jenazah pun antre lagi. Petugasnya kelelahan, dari pagi sampai pagi lagi...kasihan:( Long term battle yang menyisakan duka dan kesedihan mendalam, mesti jaga kondisi fisik dan terutama mental. Kalo nggak kuat bisa stress, bisa gila juga dalam arti yang sesungguhnya :O

Lalu kebijakan PPKM diberlakukan. Cukup ketat dibandingkan dengan PSBB di tahun lalu. Juga program vaksinasi yang sudah dimulai dari Januari 2021 masih terus berjalan. Bersyukur aku sudah vaksin lengkap 2x, dapat Astrazeneca, tanpa gangguan atau efek samping yang mengganggu:) Pelan tapi pasti kurva penyebaran Covid-19 juga melandai.  Sekitar bulan September situasi berangsur-angsur normal, banyak zona kuning dan hijau. Lalu PTM untuk sekolah/kampus mulai dibuka kembali, karyawan yang tadinya WFH bisa WFO dengan tetap menerapkan prokes ketat. Jalanan pun kembali ramai dan macet, menandakan roda perekonomian kembali bergerak. Pemerintah Indonesia dinilai cukup berhasil menerapkan PPKM. Namun pandemi belum usai karena menjelang akhir tahun dikhawatirkan gelombang ke-3 Covid-19 kembali melanda. Apalagi setelah ditemukan varian virus baru Omicron dan sudah masuk ke Indonesia :O Hmm...varian Delta aja belum tuntas, ini varian lain lagi yang diclaim lebih cepat bermutasi. Dan memang begitulah pandemi ini...

Pandemi ini membuyarkan begitu banyak hal dalam hidup. Aku bahkan udah nggak berani merencanakan traveling. Walau sebenarnya pengen sekaleee...at least ke Jakarta dan Bandung deh...Apalagi ke luar negeri ya, hanya tinggal mimpi! Pasporku yang expired di bulan April 2021 lalu juga belum aku perpanjang lagi. Percuma juga mau kemana karena hampir semua negara di dunia ini juga masih tutup border. Berani traveling di masa pandemi berarti harus berani keluar duit lebih :O

Urusan ibadah pun juga berubah. Terakhir kali aku ikut misa offline di gereja kalo nggak salah pas Minggu Palma. Setelah itu gereja sempat temporary closed dan ketika dibuka kembali, akunya udah kadung PW misa online dari rumah aja :D Lama-lama aku merasa kok malah lebih konsen ya terutama untuk kotbah Romo lebih bisa masuk dan bahkan sesekali aku catat. Sementara kalo di gereja nggak mungkin lah bisa nyatat apalagi kalo datangnya telat trus duduk di belakang/luar, nggak dengar suara Romonya. Trus kalo ketemu teman atau kenalan dan duduk di kanan kiri kita, otomatis pasti ngobrol hehehe...

Kebiasaan lain yang hilang karena pandemi ini adalah ngemall. Mall bahkan sempat temporary closed dan ketika dibuka kembali prokesnya makin ketat. Wajib vaksin dan scan aplikasi pedulilindungi. So far, aku masih bisa tahan diri nggak ngemall. Mau lihat apa juga, sudah beda kondisinya dan nggak bisa lama-lama. Hmm...padahal dulu sebelum pandemi aku betah ngemall, apalagi kalo Christmas Seasons biasanya dekorasi mall bagus buat foto-foto.

Aku juga merasa makin kuper sejak pandemi. Nggak ada cerita hangout, makan atau nongkrong di cafe ama teman-teman. Palingan ama keluarga sendiri aja, masih ada sesekali. Tapi menjelang Natal ternyata semesta menghendaki aku untuk meet up with friends :D Singkat cerita, ketemu lagi ber-4 ama my bestie...school mates, setelah terakhir di tahun 2017 lalu. Rasanya sungguh sesuatu banget bisa ketemu di masa pandemi, menjelang Natal dan cuaca hujan pula. Tapi pastinya kami bahagiaaa :D Thanks GOD!

Ulang tahunku yang ke-42 di tahun ini simple aja. Hujan deras dan angin kencang di hari itu. Mau keluar rumah nggak jadi, akhirnya delivery order dan makan bareng di rumah ber-3: aku, Mami dan adikku Happy. Bersyukur bisa sampai di usia ini. Yang penting sehat, semangat dan bahagia. Amin! Besoknya hari Natal, mirip tahun lalu nggak ada cerita ke gereja untuk misa offline, online pun juga nggak tahu jadwalnya. Jadi ya diisi dengan mengantar Mami ada keperluan di daerah Blimbing, lalu pulangnya kami makan di Hokben S. Hatta:) Di rumah masih sempat nonton TV. Ada acara "Natal Bersama Kardinal" di Metro TV, dengan pesan Natal 2021 adalah: Cinta Kasih KRISTUS Menggerakkan Persaudaraan. Juga di TVRI ada acara lagu-lagu Natal. Very nice...Feel blessed!

Banyak ucapan dan doa yang aku terima di 2 special day ini pastinya. Menyenangkan sekaligus bisa menilai juga mana yang beneran tulus dan cuma basa basi. Jujur ya, aku paling sebel kalo cuma dikirimi sticker WA. Kesannya nggak mau repot dan kurang menghargai. Apa susahnya sih ngetik dan bilang ‘Selamat Natal’ gitu aja?! Tapi sebenarnya dari sekian banyak itu, ada 2 yang rada-rada hehehe...

  • Dari seorang rekan Muslim (maaf harus aku sebutkan agamanya)

           Dear saudara/saudariku semua :  Saat ini walaupun aku tidak mengucapkan sepatah kata apapun di hari istimewa mu bukan  berarti                   aku tidak sayang dan mencintai mu. Persahabatan dan silaturrahim akan tetap selalu terjalin. I 😠you all

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun