Mohon tunggu...
Rina Marlina
Rina Marlina Mohon Tunggu... Lainnya - #jejakatašŸ‘£

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Menjadi Insan Kamil untuk Melanjutkan Tugas "Kerasulan"

16 Desember 2023   16:55 Diperbarui: 18 Desember 2023   17:22 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dimana signyal yang ditangkap oleh mata dan telinga, diteruskan ke otak yang merupakan pabrik untuk memproduksi "buah akal" atau pikiran, dan tempat bersemayamnya ego. Ā 

Jika otak hanya mengolah informasi yang terbatas, parsial dan tidak utuh atau dalam bahasa matematikanya hanya memperhitungkan faktor X saja, tanpa memperhitungkan faktor Y, Z, dan variabel lainnya, maka otak hanya akan memproduksi rumusan linear, tidak menghasilkan pemecahan masalah yang menyeluruh (kompleks) atau bahasa kekiniannya, kita kenal dengan istilahĀ "Gagal Paham". Ā 

Sedangkan dalam kehidupan sosial, tidak hanya dibutuhkan kecerdasan intelektual, tapi diperlukan keseimbangan dari kecerdasan lainnya, yakni juga membutuhkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual, sehingga kita pantas disebut "Makhluk Intelektual".

Pemikiran yang merupakan buah dari akal, dan rasa yang dilahirkan oleh hati, seharusnya saling terkoneksi pada Frequency Modulation (FM) alias stereo. Ā 

Apabila dikaitkan dengan insting dan intuisi, jika kita masih di zona mengerti (belum memahami), berarti kita masih sebatas menggunakan insting. Ā Insting hampir sama dengan naluri, yang dimiliki oleh manusia dan juga hewan. Ā  Dan hanya manusia yang memiliki kemampuan untuk mengolah insting menjadi intuisi. Hal inilah yang menjadi "pembeda" antara manusia dan hewan. Sehingga menjadi sebuah "pilihan" apakah kita hanya mau sekadar mengerti, atau ingin memahami suatu hal atau permasalahan dalam hidup, hingga kita mampu memetik hikmah dari setiap peristiwa.

Bagi saya pribadi sebagai penulis artikel ini, kemauan dan kemampuan untuk memahami, terkadang masih sangat sulit saya lakoni (terapkan) dalam kehidupan sehari-hari yang penuh drama hehe.Ā 

Ada jarak antara pengetahuan dan ilmu, pengetahuan menjadi ilmu hanya jika sudah menjadi laku. ā€” Sabrang Mowo Damar Panuluh

Mungkin, butuh waktu seumur hidup saya untuk belajar mengolah insting menjadi intuisi, yaitu gerak pikir-gerak hati-gerak rasa-gerak jiwa untuk mau memahami dan memaklumi segala sesuatu dari berbagai aspek kehidupan, yang merupakan "Adab"Ā yang dicontohkan oleh tauladan kita, Muhammad saw. dan "Manusia Pilihan" lainnya. Ā 

Mari terus belajar untuk menjadi Insan KamilĀ (Manusia Seutuhnya; manusia dengan pemahaman yang paripurna, dan telah berdaulat dengan diri sendiri)Ā untukĀ melanjutkan tugas "kerasulan" (menebarkan manfaat dan cinta kasih bagi sesama dan semesta).

Pada akhirnya, kebenaran sejati hanyalah milik-Nya. Ā Artikel di atas, merupakan hasil serapan dari apa yang pernah saya lihat, saya baca, saya dengar, saya rasa, ataupun yang pernah saya alami. Ā Artinya, hanya sebatas interpretasi saya secara pribadi. Ā Boleh jadi mengandung "kebenaran", boleh jadi mengandung "kekeliruan".Ā 

Jika ada kekurangan, mohon diberi tanggapan. Ā Jika ada kelebihan, mohon dikembalikan! heheĀ 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun