Analasis Kegagalan Arab Saudi dalam melakukan Diplomasi Koersif terhadap Qatar
Diplomasi koesif sebagai salah satu upaya resolusi konflik yang diajukan oleh Arab Saudi beserta sekutunya Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir pada krisis diplomatik Qatar di tahun 2017. krisis diplomatik Arab Saudi dan Qatar yang dilatarbelangi oleh dinamika hubungan yang kurang membaik yang dimana telah terjadi konflik antara Qatar dan negara Arab lainnya.Â
Pada awal tahun 1992 ketika Saudi dan Qatar terlibat dalam konflik perbatasan yang menewaskan dua tentara, selanjutnya tahun 2014 Saudi dan sekutu menangguhkan hubungan diplomatik dengan Qatar selama beberapa bulan karena telah menuding Qatar yang berpihak ataupun Pro terhadap Presiden Mesir dan menggulingkan kelompok terlarang Ikhwanul Muslimin.Â
Serta di tahun 2017 Puncak konflik hubungan diplomatik terjadi dimana langkah arab Saudi untuk memutuskan hubungan diplomatik diikuti oleh tiga negara lainnya yaitu Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir. hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti Qatar yang mendukung beberapa kelompok seperti Hamas dan juga ikhwan al-muslimin, Â dan Qatar juga mendukung kelompok Islam moderat dalam konflik Suriah, serta Qatar menggunakan aljazeera sebagai meja kritik pemerintah dari zonal khususnya dalam urusan negara-negara Teluk.
Menurut Alexander L. George keberhasilan maupun tidaknya diplomasi koersif yang di lakukan oleh suatu negara, dapat kita lihat dari tujuan ultimatum arab Saudi dikarenakan agar dapat menjadikan persatuan di dalam menghadapi suatu krisis diplomasi, yang dimana dalam hal ini menghadapi isu terorisme maupun ekstrimisme. Akan tetapi, pada sebuah negara tentu tidak dapat memaksakan kehendaknya apabila terdapat perbedaan cara negara memandang pada sebuah masalah. Arab Saudi dan sekutu telah memberlakukan blokade darat, laut, maupun udara yang berimbas dari Qatar telah menolak untuk mematuhi persyaratan yang diberikan arab Saudi.Â
Tidak hanya memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar Arab Saudi terus berupaya untuk menekan kata dengan kebijakan-kebijakan luar negerinya seperti melakukan beberapa blockade, Adapun bentuk kebijakan blokade Qatar ini adalah berupa larangan bagi warga Qatar untuk menggunakan serta melintasi jalur darat, laut serta udara dari dan ke sejumlah negara-negara Tetangga, di berbagai pasokan makanan kebutuhan juga dilarang dan ultah Qatar dikeluarkan oleh Arab Saudi .kemudian warga negara Qatar yang berada di negara itu juga diminta untuk meninggalkan negara dalam jangka waktu 14hari. tindakan ini menimbulkan pertanyaan bagi Qatar Apakah harus ikut dan patuh terhadap Saudi atau mencari rekanan baru guna menyeimbangkan dominasi Saudi di kawasan. (Febriandi, 2017)
Kesenjangan di antara Arab Saudi dan Qatar sudah terlihat sangat jelas. Apabila Arab Saudi dan negara sekutu lainnya telah menyepakati untuk segera melakukan tindakan militer, maka Qatar akan dipandang sulit untuk bisa mempertahankan negaranya. Akan tetapi, Turki yang membantu meratifikasi sebuah perjanjian militer dengan Qatar  juga berusaha mengerahkan pasukan ke Doha. Hal tersebut karena didasarkan bahwa negara Turki yang menyadari niat dari blok arab  Saudi, sehingga keputusan yang diambil oleh Turki tersebut adalah demi mencegah krisis meningkat dan menimbulkan potensi tindakan militer. Sehingga Arab Saudi melakukan dan mengajukan 13 persyaratan terhadap Qatar agar dengan mudah terlepas dari blockade arab Saudi tersebut. (alunaza, 2021)
Adapun Upaya resolusi konflik yang diajukan oleh arab saudi berupa 13 tuntutan, dalam tuntutan yang berisiÂ
1). Qatar harus menjauhi Iran dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, Â 2) Qatar harus menutup kantor berita Al Jazeera, Â 3) Qatar harus menutup basis Militer Turki di negaranya, Â 4). Â Qatar harus membayar biaya ganti rugi pada 4 Negara teluk Akibat kerusakan di masa lalu imbas dari politik luar negeri Qatar. 5). Qatar memutus jaringan dan bantuan terhadap organisasi teroris seperti Isis ihwanul muslimin Akai dan Hizbullah, 6). Qatar dilarang ikut campur urusan dalam dan luar negeri 4 Negara teluk, 7). Qatar harus selalu menjaga hubungan yang damai dengan negara-negara teluk, Â 8). Qatar juga harus menutup media lain selain al-jazeera, 9). Arab Saudi harus diizinkan untuk mengedit tindakan Qatar terhadap tuntutan ini setiap bulan selama setahun, setiap tiga bulan pada tahun kedua dan setahun sekali pada tahun ketiga hingga tahun. 10). Qatar harus menyerahkan semua catatan yang menunjukkan dukungan mereka terhadap oposisi di luar negeri. 11). Qatar juga dilarang memberikan kewarganegaraan terhadap warga Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan juga Mesir, 12). Qatar harus segera menghentikan mendanai teroris individu di atas maupun diluar kelompok yang sebelumnya sudah dilarang oleh Arab Saudi. 13. Qatar harus menyetujui persyaratan tersebut dalam tempo 10 hari. Namun, Qatar dengan tegas menolak permintaan tersebut. Qatar menyatakan bahwa tudingan yang dilakukan Arab Saudi yang dimana ia mencoba mendominasi kawasan dan telah menuding tuntutan arab Saudi tersebut tanpa dasar yang lebih jelas. Sehingga arab Saudi mengganggu serta melanggar kedaulatan negara Qatar Yang dimana Arab Saudi menjadi negara yang berpengaruh di kawasan Teluk sudah tentu selalu akan berusaha agar pengaruhnya dapat tertanam atau negara lain akan tunduk kepada arab Saudi.
Pada saat krisis ini, Qatar sudah tentu bisa mengatasi blockade tersebut dengan dibuktikan yang di mana Qatar juga menjadi sebuah negara yang kuat dalam bidang ekonomi dan faktor Iran serta Turki yang telah menjadi kunci dari Qatar dalam menghadapi tekanan arab Saudi  dari sekutu. Seperti contohnya saat sebelum terjadinya krisis ini, Qatar tidak mempunyai peternakan dan kebutuhan susu diimpor dari Arab Saudi, namun saat ini Qatar sudah memiliki peternakan sapi di mana-mana sapi- sapi tersebut telah didatangkan dari Amerika Serikat (Knell, 2018). Hal ini menjadi Sangat jelas bahwa ultimatum yang dilakukan arab Saudi hanya akan sia-sia dan menjadi berlarut-larut tanpa kejelasan dikarenakan Qatar sudah bisa lebih mandiri menghadapi krisis tersebut. (Knell, 2018)
Analisis kegagalan diplomasi koersif Arab Saudi terhadap Qatar : Menurut Opini Penulis
Menurut pandangan penulis bahwa; jika Qatar mematuhi permintaan arab Saudi maka pasti di masa yang akan datang  mungkin Qatar akan selalu menjadi bayang-bayang dari arab Saudi. Oleh karena itulah Qatar sangat tegas dengan menolak untuk patuh demi mempertegas dan mempertahankan kedaulatan negara qatar. Adapun dengan Menteri luar negeri Qatar yang telah menyatakan bahwa dengan 13 tuntutan persyaratan tersebut telah dimaksudkan untuk bisa melanggar kedaulatan Qatar dan mampu meniadakan kebebasan berbicara, dan juga menerapkan mekanisme pengawasan terhadap Qatar serta memaksakan audit. hingga mereka telah percaya bahwa dunia sudah diatur oleh hukum internasional yang tidak akan dapat mengizinkan negara-negara besar untuk bisa menggertak negara-negara kecil. (feride, 2017)
Sejak dahulu Qatar diketahui selalu memilih kebijakan yang independen sehingga tidak mungkin dengan mudah  turut patuh terhadap ultimatum dari negara Arab Saudi. Yang dimana Selama ini Qatar dikenal sebagai negara yang turut kerap menjadi mediator pada berbagai persoalan yang bertujuan agar dapat menyelesaikan permasalahan konflik kemanusiaan, seperti halnya dengan yang dicatat akun Kamrava, mungkin juga dengan memperkuat peran regional negara,  ataupun meningkatkan legitimasi, citra maupun prestisenya pada era internasional. Terkadang, hal ini juga tersebut dapat digunakan sebagai strategi bertahan hidup. (akpinar, 2015)
Qatar telah berusaha menjalankan kerja sama dengan negara lain bahkan juga dengan musuh sekalipun dengan demi terjadinya perimbangan. Dengan adanya Embargo yang sudah dilakukan arab Saudi pada awalnya sangat menyulitkan perekonomian Qatar dikarenakan satu per tiga suplai dalam negeri tersebut juga berasal dari negara arab Saudi, UAE, maupun Bahrain,. namun dengan adanya dukungan dari Iran serta Turki yang dimana membuat Qatar menjadi lebih kuat dalam menghadapi krisis diplomatik ini sehingga Qatar menganggap bahwa dengan  mudah bertahan hidup selamanya di tanpa bantuan dari embargo Arab Saudi tersebut.
Krisis diplomatik Qatar ini dikatakan masih sangat jauh adri terjadinya eskalasi menuju militer. Namun dengan adanya langkah-langkah Qatar dlam menambah kekuatan militernya sejak terjadinya blokade yang membuat Qatar sangat siap jika kedepannya konflik ini menuju ke eskalasi militer. Adapun Alasan lain pembelanjaan alat militer besar-besaran yang menjadi kebutuhan khusus Qatar untuk dapat perlindungan, dan juga diperlukan angkatan bersenjata profesional yang bisa dilengkapi dengan senjata berteknologi tinggi yang dimana sekarang tengah meningkatnya ancaman konvensional maupun non-konvensional terhadap keamanan nasional. (Bakeer, 2018)
Kegagalan arab Saudi dalam mengultimatum Qatar yang dimana dikarenakan oleh beberapa hal. Puncak dari diplomasi koersif yang bisa berbentuk dari perang terbuka. Qatar yang menjadi negara kecil dan  negara yang sangat pintar dalam memainkan perannya di kawasannya, sehingga telah membuat Arab Saudi harus mencari berbagai cara agar Qatar dapat dikendalikan. Kegagalan dari diplomasi koersif arab Saudi juga dapay disebabkan oleh negara Qatar, yang dimana Qatar langsung mencari rekanan negara baru yang dapat menyeimbangi arab Saudi , adapun secara kekuatan militer dan juga ekonomi. Negara Qatar yang sudah lama didukung oleh negara lain seperti hal nya dengan negara Taheran dan  Ankara dengan negara tersebut sudah dianggap sangat cukup kuat untuk dapat melawan arab Saudi dan telah diyakini krisis diplomasi ini tidak akan menjadi perang terbuka. sehingga Krisis ini sudah dapat menjadi jalan keluar bagi Qatar dari GCC dan juga menjauhkan diri dari blok Sunni yang telah dipimpin oleh Arab Saudi. (kabbani, 2021) .
Bibliography
akpinar, p. (2015). Mediation as a Foreign Policy Tool in the Arab Spring: Turkey, Qatar and Iran. joernal of balkhan and near eastern studies, 252.
alunaza, h. (2021, mei 21). 3 Faktor Penentu Keberhasilan Diplomasi Koersif. Retrieved from eviewnesia.com: https://reviewnesia.com/keberhasilan-diplomasi-koersif/
Bakeer, D. A. (2018, maret 08). Making Sense of Qatar’s Military Buildup. Retrieved from gulf internasional forum: https://gulfif.org/making-sense-of-qatars-military-buildup/
Febriandi. (2017). Kegagalan Diplomasi Koersif Arab Saudi terhadap Qatar. Indonesian Journal of International Relations, Vol. 2, No. 1, pp. 1-14, 9-10.
feride, k. (2017, juni 05). Ini Alasan 4 Negara Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar. Retrieved from istyle.id: https://www.liputan6.com/global/read/2978743/ini-alasan-4-negara-putuskan-hubungan-diplomatik-dengan-qatar
kabbani, n. (2021, januari 19). The blockade on Qatar helped strengthen its economy, paving the way to stronger regional integration. Retrieved from brookings: https://www.brookings.edu/blog/order-from-chaos/2021/01/19/the-blockade-on-qatar-helped-strengthen-its-economy-paving-the-way-to-stronger-regional-integration/
Knell, Y. (2018, juni 05). Setahun diboikot oleh negara-negara Teluk, Qatar 'tidak juga tumbang'. Retrieved from bbc.news: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-44372341
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H