Mohon tunggu...
Rina Bintang
Rina Bintang Mohon Tunggu... Lainnya - There's always something

Karyawati

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ciptakan Sustainable Living Dimulai dari Dapur Anda!

21 Januari 2024   20:00 Diperbarui: 20 Juni 2024   18:51 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber daya yang perlu diperhatikan di dapur adalah air. Dalam mengolah bahan makanan tentunya memerlukan air dalam jumlah yang tidak sedikit. Mulai dari persiaan bahan makanan hingga proses memasak menggunakan air. Tidak membiarkan keran terus mengalir saat proses pencucian merupakan salah satu hal kecil yang dapat berdampak dalam penghematan air. Akan lebih baik jika mencuci di dalam sebuah baskom dibanding di bawah air yang mengalir. Selain itu, memanfaatkan air rebusan sayur untuk menyiram tanaman atau memanfaatkannya sebagai kaldu juga dapat dijadikan pilihan.

4.Mengatur Kebutuhan Bahan Makanan

Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2022, sebanyak 43,3% dari 18,89 juta ton sampah di Indonesia berasal dari rumah tangga. Berdasarkan jenisnya, sampah sisa makanan merupakan jenis sampah terbanyak yaitu sebesar 41,1% dari total sampah di Indonesia. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa dengan mengendalikan konsumsi bahan makanan dapat mengurangi jumlah sampah di Indonesia.

Sesuai dengan prinsip hidup minimalis, yaitu “less is more” bukan berarti membiarkan diri kita kekurangan namun dengan berkecukupan akan memberikan manfaat yang lebih bagi diri kita. Tidak ada salahnya membeli suatu bahan makanan ketika ada potongan atau harga khusus. Namun, hal perlu dipertimbangkan adalah berapa banyak bahan yang dapat kita konsumsi, berapa banyak yang dapat kita simpan dan berapa lama bahan tersebut dapat disimpan. Bahan makanan memiliki sifat bulky dan mudah rusak. Oleh karena itu, pertimbangan di atas sangatlah penting jika tidak dipertimbangkan maka bahan makanan dapat terbuang karena membusuk dan menigkatkan jumlah sampah makanan.

Dalam mengatur kebutuhan bahan makanan, bukan berarti kita menekan kebutuhan kalori dan nutrisi namun membatasi jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Kita uga harus memahami bahwa besarnya nutrisi dan kalori suatu bahan makanan tidak dapat diukur dengan banyaknya bahan makanan yang dapat dilihat secara kasat mata. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai jumlah nutrisi dan kalori dalam bahan makanan sangat penting. Selain itu, pengetahuan akan bahan makanan juga berperan dalam mengatasi permasalahan stunting dan obesitas yang saat ini menjadi isu kesehatan di negara kita. 

Dalam pengolahan bahan makanan, pasti ada beberapa bagian yang tidak dapat digunakan dan harus terbuang, misalnya kulit sayuran dan tulang ikan. Sampah makanan mudah membusuk dan menimbulkan bau tak sedap, sehingga pemisahan dan pengelolaan lebih lanjut sangat diperlukan. Saat ini sudah banyak metode pengolahan sampah makanan yang dapat dilakukan sendiri di rumah. Pembuatan eco-enzyme dan lubang biopori dapat dijadikan alternatif yang mudah untuk diterapkan di lingkungan rumah tangga. Bahkan hasil dari pembuatan eco-enzyme dapat dimanfaatkan kembali atau bahkan dijual.

Dalam memulai sebuah gaya hidup atau sesuatu yang baru, maka kita harus memiliki tekad untuk konsisten terhadap perubahan yang kita lakukan. Apabila kita tidak konsisten dan tekun, maka kita akan terjebak kembali ke dalam gaya hidup yang lama. Melakukan suatu perubahan perlu dilakukan hingga menjadi kebiasaan dalam hidup kita. Sebuah perubahan besar dimulai dari satu langkah kecil. Apabila kita sudah bertekad untuk memulai sesuatu yang baru, akan lebih baik jika kita segera menerapkannya sekalipun dalam lingkup yang kecil.

#PemanfaatanEnergiBerkelanjutan

#Sustainable

#Aksikutentukanmasadepanlingkungansustainable

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun