Setelah mendaftar barang-barang yang kita miliki, tentunya kita akan menemukan kategori barang yang tidak kita perlukan. Kita perlu segera menyingkirkan barang dalam kategori ini, meskipun dalam prakteknya biasanya ada beberapa penghambat dari diri sendri. Penghambat yang dimaksud adalah mental selalu melebihkan barang yang perlu disimpan, trauma di masa lalu karena pernah menyingkirkan barang namun ternyata dibutuhkan di kemudian hari, terlalu sayang terhadap barang tersebut atau selalu berpikir bahwa membuang barang adalah pemborosan.
Dalam tahap ini kita tidak harus membuang barang yang tidak diperlukan. Buanglah barang yang memang telah rusak atau tidak dapat berfungsi. Untuk barang-yang masih bagus atau dapat berfungsi dapat kita donasikan atau kita jual.
Ingatlah bahwa dengan berdonasi kita tidak sedang melakukan pemborosan. Pemborosan adalah tindakan menghamburkan sesuatu yang seharusnya masih dapat dimanfaatkan dengan efektif. Dengan berdonasi kita tidak sedang menghamburkan sesuatu, tetapi hanya mengalihkan manfaat dari barang tersebut untuk orang lain. Selain itu, secara psikologis dengan memberi kita akan merasa lebih bahagia karena telah melakukan sebuah kebaikan yang dapat kita lihat langsung manfaatnya.
Apabila kita lebih memilih untuk menjual barang bekas kita, maka janganlah kita berekspektasi terlalu tinggi bahwa barang kita akan terjual dengan harga tinggi. Pertimbangkan harga barang yang kita beli dengan berapa banyak manfaat yang telah kita peroleh (baik dari segi waktu maupun jumlah barang tersebut yang telah kita gunakan). Saat ini sudah banyak e-commerce yang dapat digunakan untuk menawarkan barang bekas.
3. Menentukan tempat penyimpanan barang (Resik)
Agar barang yang kita gunakan dapat bermanfaat maksimal, ada baiknya barang tersebut disimpan dalam tempat dan lokasi khusus. Letakkan barang di lokasi yang akan memudahkan kita untuk menjangkaunya saat dibutuhkan. Untuk tempat penyimpanan barang, kita dapat memanfaatkan tempat penyimpanan khusus (organizer) yang saat ini telah banyak tersedia. Tempat penyimpanan khusus biasanya dirancang untuk mengelompokkan barang sehingga penggunanya dapat menemukan barang dengan cepat. Namun, sekali lagi perlu diingat bahwa dalam gaya hidup hidup minimalis ini kita tidak membutuhkan banyak barang, jadi jangan pernah membeli sebuah tempat penyimpanan tanpa mengetahui pasti akan digunakan untuk apa.
4. Merawat barang yang kita gunakan (Rawat)
Tidak ada alasan bagi kita nantinya untuk tidak membersihkan dan merawat barang secara rutin karena jumlah barang yang kita miliki hanya sedikit (cukup). Selain menghindari timbulnya kekhawatiran akan kekurangan barang (seperti yang telah dijelaskan pada langkah pertama di atas), dengan merawat kita akan mendapatkan manfaat sebuah barang secara maksimal sesuai dengan desain dan umur pakainya. Dengan demikian, manfaat gaya hidup hidup minimalis seperti yang telah dijelaskan di atas dapat benar-benar tercapai.
5. Melakukan dengan konsisten (Rajin)
Dalam memulai sebuah gaya hidup atau sesuatu yang baru, maka kita harus memiliki tekad untuk konsisten terhadap perubahan yang kita lakukan. Apabila kita tidak konsisten dan tekun, maka kita akan terjebak kembali ke dalam gaya hidup yang lama. Lakukanlah hingga hal ini benar-benar menjadi kebiasaan dalam hidup kita.
Sebuah perubahan besar dimulai dari satu langkah kecil. Apabila kita sudah bertekad untuk memulai sesuatu yang baru dan lebih baik, lakukanlah segera ! Selamat mencoba :)