Mohon tunggu...
Rina Darma
Rina Darma Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pengalamanku Menemukan dan Mengeksekusi Ide Menulis

29 Februari 2024   11:41 Diperbarui: 29 Februari 2024   11:45 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menulis (Dokumentasi pribadi)

Siapa di sini yang suka kesulitan menemukan ide menulis? Suka membaca tapi saat disuruh menulis... mundur teratur. Alasannya tidak punya ide kalaupun ada ide bingung memulainya.

Kemudian yang paling sering aku dengar adalah tidak berbakat menulis. Menurut aku, orang berbakat akan kalah dengan orang yang rajin berlatih. Jika kembali ke belakang, aku bukan orang yang terlahir dengan bakat menulis. Saat pelajaran mengarang sewaktu SD, ada temanku yang nilainya tinggi. Ada rasa "gimana gitu" di hati aku. Ketika aku pinjam, karangannya memang sangat bagus daaannn paragrafnya banyak. 

Hal itu sangat berbeda dengan punyaku yang terkesan seadanya dan tersusun dari kalimat-kalimat bukan alinea. Dari situlah awal aku terpacu belajar menulis.

Kembali lagi, di sini aku akan berbagi pengalamanku menemukan ide dan mengeksekusinya. Aku akan mengambil contoh tiga tulisan di kompasiana yang kebetulan pernah menjadi salah satu juara dan terpilih sebagai headline.

Menemukan dan Mengeksekusi Ide

Contoh pertama adalah artikel yang menjadi salah satu juara favorit Lomba Blog Kompasiana bekerjasama dengan Bank Ganesha.

Sumber: tangkap layar www.bankganesha.co.id
Sumber: tangkap layar www.bankganesha.co.id

Waktu itu aku kebetulan membaca ada Lomba Blog yang diselenggarakan Kompasiana dan Bank Ganesha. Jiwa kompetisi langsung meronta. Tapiii... apa itu Bank Ganesha? Jujur, aku baru mendengar nama bank itu dan malahan baru tahu apa itu Bank Ganesha. Jadi, mau menulis tentang apa donk? Pengalaman dengan bank ini masih sangat nihil.

Akhirnya muncullah ide itu, sebagai orang awam yang belum mengenal, mengapa aku harus memutuskan memilih Bank Ganesha? Itulah topik yang aku kembangkan.

Tulisan diawali dengan poin-poin yang menjadi pertimbangan dalam memilih layanan keuangan perbankan. Nah, poin ini memang menurut aku jadi sangat personal.

Setelah itu aku kaitkan bahan pertimbanganku ini dengan Bank Ganesha. Apakah masuk dalam kriteria tersebut? Caranya aku mencari tahu tentang seluk beluk Bank Ganesha termasuk di dalamnya track record, penghargaan yang pernah dicapai, hingga layanan yang disediakan termasuk jaminan bagi nasabahnya.

Jadi begitu caraku mengembangkan topik ini meskipun aku belum kenal sebelumnya dengan Bank Ganesha.
Kalian bisa baca selengkapnya di sini "Mengapa Harus Mengenal (Memilih) Bank Ganesha?"

Contoh kedua merupakan artikelku yang menjadi artikel utama. 

Sumber: tangkap layar www.kompasiana.com
Sumber: tangkap layar www.kompasiana.com

Waktu itu tiba-tiba ada notifikasi di akun kompasiana aku yang menyampaikan kalau judul aku bakal disesuaikan karena masuk artikel utama. Wah, masuk headline, senang banget donk untuk ukuran aku yang frekuensi menulis di Kompasiana masih jauh dari konsisten. Untuk masalah edit, aku sih ga masalah ya. Karena penulis yang udah tenar pun masih melalui proses editing oleh para editor.

Memang aku nulis tentang apa sih hingga bisa masuk artikel utama? Jadi ceritanya saat itu di menu topik pilihan Kompasiana sedang mengadakan tema tentang pertanian. Spesifiknya aku lupa.

Berangkat dari keresahan dan keseharian aku sebagai anak petani lahirlah tulisan ini. Keresahan itu aku gabungkan dengan pengamatan maupun obrolan yang sering aku lakukan setiap pulang kampung. Walaupun seperti yang aku tulis, aku tidak menjadi petani tapi darah petani itu rasanya mengalir dalam tubuhku. Dalam alam bawah sadarku, rasanya saat anak-anakku sudah mandiri, aku ingin "nyemplung" ke sawah. Jadi di bagian akhir tulisan aku juga menuliskan tentang pertanian yang dalam benakku itu seperti apa.

Kalian bisa baca selengkapnya di sini "Strategi Mendorong Minat Generasi Muda Menjadi Petani Milenial"

Contoh ketiga adalah salah satu tulisan yang membuatku sangat bangga. Karena, ini adalah ajang nasional dengan juri-juri yang profesional di bidangnya. Tulisanku menjadi Juara ketiga kategori umum.

Sumber: tangkap layar www.kompasiana.com
Sumber: tangkap layar www.kompasiana.com

Ide tulisan ini adalah pengalaman pribadi aku jatuh bangun dengan impianku. Karena, aku berpengalaman langsung dengan JNE sehingga aku tidak kesulitan dengan idenya. Namun, orang mengirim paket dengan JNE merupakan hal biasa. Jadi aku kolaborasi dengan bagaimana aku berjuang mewujudkan impianku. Jadi di sini aku based on true story dengan mengandalkan story telling.

Tulisan selengkapnya bisa dibaca di sini "Sembilan Tahun JNE Membersamai Impianku"

Mengeksplorasi Ide

Berangkat dari keresahan pribadi seperti komika menulis materi, pengalaman, dan pengamatan seperti itulah biasanya aku mengembangkan ide. Namun, jika masih mentok, aku akan membaca artikel terkait yang sudah ada. Biasanya akan ada tuh momen "aha!". 

"Oh iya, aku bisa menulis seperti ini."

Namun, tentu saja bukan plagiat ya. Hanya sebatas inspirasi. Ide dikembangkan dengan gaya dan cerita menulis masing-masing sehingga otentik.

Kalau sudah menemukan ide lalu bingung memulai darimana, yang penting MULAI SAJA. Tulis saja apapun yang ada di kepala. Endapkan. Lalu baca lagi dan baru lakukan revisi kalau perlu menambahkan referensi. 

Kalau Kalian bagaimana cara menemukan ide dan mengeksekusinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun