Prosperity consciousness atau kesadaran kaya merupakan istilah yang baru buat aku. Sebelumnya, aku mengenal mindfullness atau kesadaran penuh. Lebih awal lagi aku hanya familiar dengan "kesadaran dimulai dari diri sendiri" untuk sebuah jargon-jargon seperti membuang sampah tidak sembarangan.
Kembali ke istilah prosperity consciousness atau kesadaran kaya ini aku ketahui dari buku "Sadar Kaya" karya Mardigu Wowiek. Aku belum lama menyelesaikan bukunya. Buku yang ternyata telah diterbitkan pertama kali tahun 2015 oleh Transmedia. Berarti delapan tahun aku ketinggalan istilah ini. Namun, ada pepatah klasik saat sekolah dasar dulu, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Buat yang terbiasa membaca buku atau menyimak konten-konten motivasi atau pengembangan diri, kalimat berikut bakal terdengar biasa karena terlalu sering digunakan atau dikutip. Kemampuan otak setiap manusia (pada dasarnya) sama atau tidak berbeda jauh, pastinya setiap manusia memiliki otak tetapi kenapa nasibnya beda?
Kalian, sama seperti aku sebelumnya, jika berpikir ini sudah takdir. Apa yang kita alami, apa yang kita capai sudah digaristangankan. Bahkan, dalam Islam takdir seseorang sudah ditulis saat empat bulan dalam kandungan ibunya. Menyerahkan kepada takdir inilah yang disebut Bossman Mardigu sebagai batu sandungan pertama.
Belief System
Belief System atau sistem keyakinan tertanam di sub-conscious atau alam bawah sadar. Aku jadi penasaran mengulik tentang takdir atau nasib yang sering jadi justifikasi atas kegagalan ini.
Dalam Islam percaya kepada qodo dan qodar merupakan Rukun Iman yang ke-enam atau terakhir. Qada adalah ketentuan Allah yang bersifat untuk semua makhluk. Sedangkan qadar artinya lebih spesifik yang terjadinya dapat didasarkan pada ikhtiar dan doa seseorang.
Qadar sama artinya dengan takdir. Takdir sendiri ada dua yaitu tidak dapat diubah oleh siapapun (mubram) contohnya setiap makhluk pasti mati. Kemudian, takdir yang masih bisa diubah melalui usaha manusia (muallaq) misalnya anak dari keluarga penghasilan rendah bisa lulus perguruan tinggi.
Hal ini dipertegas dalam Al quran Surat Ar-Radu ayat 11, yang artinya "...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri...".Â
Artinya menjadi sukses atau tidak sukses, kaya atau miskin, lulus atau tidak lulus ujian bisa diikhtiarkan. Walaupun kembali lagi hasil akhir Allah yang menetapkan. Setiap ikhtiar akan selalu beriringan dengan doa. Doa itu pasti dikabulkan, hanya saja, bisa dikabulkan seketika itu juga sesuai yang dibutuhkan, ditangguhkan sesuai waktu yang tepat, atau diganti oleh Allah dengan apa yang lebih kita butuhkan.