"Semoga ini lebih baik ya. Semoga aku segera bisa memberikan rumah yang nyaman bagimu dan yang lain ya," katanya.
Pagi ini, dia kembali menengokku. Aku rasa dia telah kembali ke dirinya yang lama. Meski gurat beban itu masih ada di mukanya. Otot-ototnya belum lepas. Semangat dan optimis itu, itulah yang aku suka darinya. Sejak dulu pertama mengenalnya.
"Anggrek merpati, terima kasih telah bertahan. Dendrobium crumenatum."
Dia mengibaratkan dirinya sepertiku. Mampu bertahan bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun. Senyumnya merekah dan dia begitu bahagia ketika aku menghadiahinya, sekuntum bunga anggrek merpati berwarna putih. Bunga yang aku simpan di ambang keputusasaan. Dia terus menciumiku, memotretku, dan mengatakan aku begitu cantik. Sampai akhirnya, ia paham makna yang ingin aku sampaikan.
"Aku akan kembali mekar begitu cantik sepertimu!"
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H