Mohon tunggu...
Rina Darma
Rina Darma Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

"Tour de Candi" a la Mandiri Jogja Marathon

21 Mei 2019   23:35 Diperbarui: 21 Mei 2019   23:59 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finisher Medals (Instagram @mandiri_jogmar)

Sudah lama saya memimpikan sebuah paket "Tour de Candi" di wilayah timur Jogja. Paket wisata menyisir bukti peradaban sekitar abad tujuh silam yang membentang berwujud kekayaan arkeologi dan budaya.

Mandiri Jogja Marathon menjawab impian tersebut melalui rute uniknya. Pemilihan start dan finish bagi runners di kawasan kompleks candi Hindhu terbesar di Indonesia, Prambanan. Tak cukup disitu sajian panorama ciamik sepanjang lintasan bakal menjadi frame yang tak terlupakan. Gunung Merapi yang menjulang, hamparan persawahan, berikut keramahan masyarakat timur.

Rute Mandiri Jogja Marathon 21K
Rute Mandiri Jogja Marathon 21K

Awal mengenal Mandiri Jogja Marathon tahun 2018 saat menemukan feed instagram kawan yang sedang pamer medali berukir gunung merapi. Medali yang menjadi ganjaran usai berhasil menyelesaikan Mandiri Jogja Marathon. Ia pun mengajak saya bergabung di event berikutnya.

Namun dalam gelaran JogMar ketiga, 28 April 2019 lalu, saya belum bisa berpartisipasi karena satu dan lain hal. Acara ini diikuti sekitar 7.500 peserta dari berbagai kota di Indonesia dan sembilan negara. Terbagi dalam empat kategori yaitu 5K, 10K, 21K atau half marathon, dan 42K atau full marathon. Masing-masing kategori dibagi lagi menjadi male open, male national, female open, dan female national. Total hadiah puluhan juta rupiah dan setiap pelari yang mampu finish sebelum melewati batas waktu mendapat medals bergambar Rama Shinta. Pasangan yang menjadi pusat cerita kisah Ramayana.

Finisher Medals (Instagram @mandiri_jogmar)
Finisher Medals (Instagram @mandiri_jogmar)
Melalui JogMar, saya bisa sembari tour keliling candi. Candi sebagai sebuah warisan nenek moyang dan sebuah maha karya di zamannya yang patut dijadikan sebagai sarana mengenal sejarah bangsa. Dari mengenal kemudian memetik pelajaran untuk menjadi generasi yang lebih baik bagi bangsa ini. Tidak hanya hidup untuk diri sendiri tapi meninggalkan warisan bagi anak cucu kelak.

Berikut candi yang dilintasi para pelari dan keunikannya yang membuat saya penasaran:

Candi Prambanan

Candi Prambanan (Instagram @wonderfuljogja)
Candi Prambanan (Instagram @wonderfuljogja)
Candi Prambanan tersohor sebagai candi Hindu termegah. Terdiri dari tiga candi utama yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa. Di antara candi tersebut terdapat relief pohon kalpataru. Energi pagi harinya menyambut sunrise pun menyebarkan aura positif sehingga layak dijadikan waktu start.

Candi Kedulan

Candi Kedulan (Instagram @bpcb_diy)
Candi Kedulan (Instagram @bpcb_diy)
Rekonstruksi Candi Kedulan sering diibaratkan seperti menyusun puzzle raksasa. Sebab, pekerja harus menyusun batuan agar membentuk candi tanpa petunjuk. Hampir seperti pada umumnya pengisi bangunan candi utama adalah lingga yoni.

Candi Plaosan

Candi Plaosan (Instagram @candikembar)
Candi Plaosan (Instagram @candikembar)
Candi dikatakan bukti cinta abadi. Arsitekturnya merupakan perpaduan Hindhu dan Budha. Sebuah karya persembahan Rakai Pikatan untuk permaisuri pujaan hatinya Pramudyawardhani. Mitos yang dipercaya masyarakat jika pasangan kekasih berkunjung ke sini bakal langgeng.

Candi Bubrah

Reruntuhan Candi Bubrah (Wikipedia)
Reruntuhan Candi Bubrah (Wikipedia)
Candi berukuran 12 m x 12 m ini sudah rusak sejak ditemukan. Sehingga dinamakan Candi Bubrah (bubrah sama dengan rusak dalam bahasa Jawa). Terletak di sebelah Candi Sewu.

Candi Sewu

Candi Sewu (Instagram @wndrlustr)
Candi Sewu (Instagram @wndrlustr)
Nah, sebenarnya candi sewu inilah yang dikenal dengan kisah Loro Jonggrang. Dara cantik yang mengajukan permintaan pembangunan seribu candi dalam semalam kepada Bandung Bondowoso yang hendak mempersuntingnya. Merasa dikhianati Bandung mengutuk Loro Jonggrang menjadi arca untuk menggenapi candi sewu yang dibuatnya. Mungkin karena legenda ini berkembang mitos di masyarakat jika pasangan kekasih berkunjung ke Candi Prambanan bakal putus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun