Sudah lama saya memimpikan sebuah paket "Tour de Candi" di wilayah timur Jogja. Paket wisata menyisir bukti peradaban sekitar abad tujuh silam yang membentang berwujud kekayaan arkeologi dan budaya.
Mandiri Jogja Marathon menjawab impian tersebut melalui rute uniknya. Pemilihan start dan finish bagi runners di kawasan kompleks candi Hindhu terbesar di Indonesia, Prambanan. Tak cukup disitu sajian panorama ciamik sepanjang lintasan bakal menjadi frame yang tak terlupakan. Gunung Merapi yang menjulang, hamparan persawahan, berikut keramahan masyarakat timur.
Awal mengenal Mandiri Jogja Marathon tahun 2018 saat menemukan feed instagram kawan yang sedang pamer medali berukir gunung merapi. Medali yang menjadi ganjaran usai berhasil menyelesaikan Mandiri Jogja Marathon. Ia pun mengajak saya bergabung di event berikutnya.
Namun dalam gelaran JogMar ketiga, 28 April 2019 lalu, saya belum bisa berpartisipasi karena satu dan lain hal. Acara ini diikuti sekitar 7.500 peserta dari berbagai kota di Indonesia dan sembilan negara. Terbagi dalam empat kategori yaitu 5K, 10K, 21K atau half marathon, dan 42K atau full marathon. Masing-masing kategori dibagi lagi menjadi male open, male national, female open, dan female national. Total hadiah puluhan juta rupiah dan setiap pelari yang mampu finish sebelum melewati batas waktu mendapat medals bergambar Rama Shinta. Pasangan yang menjadi pusat cerita kisah Ramayana.
Melalui JogMar, saya bisa sembari tour keliling candi. Candi sebagai sebuah warisan nenek moyang dan sebuah maha karya di zamannya yang patut dijadikan sebagai sarana mengenal sejarah bangsa. Dari mengenal kemudian memetik pelajaran untuk menjadi generasi yang lebih baik bagi bangsa ini. Tidak hanya hidup untuk diri sendiri tapi meninggalkan warisan bagi anak cucu kelak.
Berikut candi yang dilintasi para pelari dan keunikannya yang membuat saya penasaran:
Candi Prambanan
Candi Prambanan tersohor sebagai candi Hindu termegah. Terdiri dari tiga candi utama yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa. Di antara candi tersebut terdapat relief pohon kalpataru. Energi pagi harinya menyambut sunrise pun menyebarkan aura positif sehingga layak dijadikan waktu start.
Candi Kedulan
Rekonstruksi Candi Kedulan sering diibaratkan seperti menyusun puzzle raksasa. Sebab, pekerja harus menyusun batuan agar membentuk candi tanpa petunjuk. Hampir seperti pada umumnya pengisi bangunan candi utama adalah lingga yoni.
Candi Plaosan
Candi dikatakan bukti cinta abadi. Arsitekturnya merupakan perpaduan Hindhu dan Budha. Sebuah karya persembahan Rakai Pikatan untuk permaisuri pujaan hatinya Pramudyawardhani. Mitos yang dipercaya masyarakat jika pasangan kekasih berkunjung ke sini bakal langgeng.
Candi Bubrah
Candi berukuran 12 m x 12 m ini sudah rusak sejak ditemukan. Sehingga dinamakan Candi Bubrah (bubrah sama dengan rusak dalam bahasa Jawa). Terletak di sebelah Candi Sewu.
Candi Sewu
Nah, sebenarnya candi sewu inilah yang dikenal dengan kisah Loro Jonggrang. Dara cantik yang mengajukan permintaan pembangunan seribu candi dalam semalam kepada Bandung Bondowoso yang hendak mempersuntingnya. Merasa dikhianati Bandung mengutuk Loro Jonggrang menjadi arca untuk menggenapi candi sewu yang dibuatnya. Mungkin karena legenda ini berkembang mitos di masyarakat jika pasangan kekasih berkunjung ke Candi Prambanan bakal putus.