Kata psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, menangis adalah bentuk kemampuan berekspresi pada anak. Kita sebagai ibu hanya harus peka apakah menangis manja atau ada penyebab lain seperti sakit atau lapar. Kalau sudah begitu kita harus mengurus anak terlebih dahulu.
Sebagai bumil/busui tidak perlu memaksakan diri salat ke masjid. Kita bisa salat di rumah termasuk tarawih. Agar lebih khusyuk bisa menunggu anak tidur lebih dahulu.
Begitu pula dengan tadarusnya, kalau lagi pada anteng, aku bisa membaca Alquran sambil mengawasi mereka bermain tanpa gangguan mereka. Tapi ada kalanya, mereka akan merengek, menarik-narik Alquran, kalau sudah begitu kita beri pengertian lagi. Biasanya ampuh dengan memangku dan berinteraksi dengan mereka.Â
Sebenarnya bumil/busui tidak ada alasan untuk bermalasan untuk menghidupkan malam. Â Kita bisa beribadah setelah anak tidur. Hanya saja tantangannya mungkin lebih hehe... Kalau yang paling sederhana adalah berdzikir sebab bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun termasuk saat sedang menyusui.
Semoga kita selalu istiqomah menjaga amanah yang dititipkan Alloh SWT pada kita. Siapa tahu kita juga bisa meraih malam lailatul qodar, malam yang kebaikannya lebih dari 83 tahun. Malam yang menurut ustad Fathur Kamal mengembalikan kita pada titik koordinat kemuliaan sebagai manusia.Â
Itu sekedar ceritaku yang masih banyak harus belajar agama. Para ustad/ustadzah atau Kompasianer mungkin memiliki pandangan berbeda. Sharing juga, yuk!
Baca juga artikel aku sebelumnya: Daya Magis Pasar Tertua di Bandung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H