3. Kebutuhan/keinginan si penerima
Ada yang bilang, hadiah yang kita berikan menunjukkan perasaan kita terhadap yang kita beri. Jika kita asal memilih kado berarti begitu juga kemungkinan pandangan kita terhadap si penerima. *Nah lho siapa?
Beberapa hari lalu, suami pulang membawa printer. Aku bahagia sekali. Karena memang printer barang incaranku dan kebutuhanku, bisa dibilang begitu sih.Â
Rencananya usai Lebaran aku memang mau tukar tambah print saksi perjuangan kuliah baheula mumpung pulang kampung lalu dibawa ke Bandung. Lumayan daripada beli baru. Tapi bak kedapatan durian runtuh tiba-tiba suami pulang membawa mesin cetak yang sudah 3 in 1, cetak, fotokopi, dan scan. Ya begitulah perasaan jika menerima barang sesuai keinginan kita ya kan? Untuk mengetahui kebutuhan penerima, kita bisa mengetahui dari obrolan sehari-hari, hobi, atau mungkin dari sahabat dekatnya.
4. Ikhlas
"Ga ikhlas sih yang ngasih jadi dech hilang." Pernah ga sih Kompasianer mengucapkan kalimat tersebut saat barang pemberian dari orang hilang. Ya, walaupun kita tak bisa langsung men-judge ya. Karena ikhlas itu urusan hati. Hanya diri sendiri, malaikat, dan Alloh SWT yang tahu. Namun, aku percaya jika kita ikhlas, rasa tersebut akan sampai ke penerimanya dan bisa saja barangnya awet.
Itu menurut aku, Kompasianer boleh menambahkan lho jika ada yang kelewat.
Baca juga ya artikel aku sebelumnya: Mudik Pakai Motor, Setuju apa Tidak?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H