Aneka takjil berjejer. Berlomba-lomba dengan kreasi dan warna. Menarik para pemburu makanan berbuka.
Uniknya, para penjaja ini bukan saja yang sehari-hari telah berprofesi sebagai pedagang. Tapi banyak juga yang merupakan para pedagang dadakan. Yang berjualan seiring Ramadhan tiba. Lalu berlalu.
Banyaknya peraup rezeki di bulan Ramadhan ini di beberapa tempat kemudian menjelma Pasar Dadakan Ramadhan. Tempat jual beli yang hanya ditemukan saat bulan puasa.
Tak main-main, perputaran uang di pasar dadakan bahkan bisa mencapai milyaran rupiah selama Ramadhan. Seperti yang ada di Kampung Ramadhan Jogokariyan Yogyakarta. Sementara, omzet para pedagang di Pasar Kaget Nitikan Yogyakarta bisa menyentuh hampir seratus juta rupiah. Teringat saat masih kuliah, kawasan lembah UGM pun berubah menjadi tempat yang dituju menjelang berbuka puasa yang tak pernah sepi. Di antaranya para mahasiswa pun unjuk gigi. Harga takjil biasanya pun sangat ramah kantong.
Di Bandung sendiri, kawasan Pasar Dadakan Ramadhan salahsatunya di kawasan Pusat Dakwah Islam (Pusdai). Kita bisa berburu kuliner khas seperti bubue sumsum, kerupuk banjur, surabi, dan lainnya. Tak hanya takjil, sepanjang Jalan Diponegoro hingga Jalan Supratman dipenuhi mobil-mobil yang meramaikan bursa pakaian dan sepatu dengan harga relatif terjangkau dibanding di outlet-outlet.
Setidaknya melalui pasar dadakan Ramadhan ini akan:
1. Menambah penghasilan masyarakat
Kebutuhan menjelang Lebaran mendorong mereka untuk berusaha menambah pendapatan. Lewat sektor perdagangan menciptakan iklim positif karena berhubungan timbal balik yang menguntungkan antara penjual dan pembeli. Berbeda pada mereka yang memutuskan berhutang untuk keperluan Lebaran.
2. Menumbuhkan jiwa pengusaha
Lewat ajang ini banyak bermunculan calon-calon pengusaha. Tak sedikit mahasiswa di perantauan yang berpartisipasi. Saat ini angka pengusaha Indonesia sekitar 3% masih di bawah Malaysia dan Singapura yang sudah diatas 4%. Melalui pasar kaget setiap Ramadhan diharapkan menambah jumlah pengusaha muda Indonesia.
3. Cikal bakal UKM
Beberapa di antara para pedagang pasar dadakan yang bertahan dan mampu membaca pasar akan membentuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lalu UKM seiring bertambahnya omzet. Menurut blog areaseoku, manfaat UKM adalah menciptakan lapangan kerja, menjadi penyumbang terbesar nilai produk domestik bruto, dan salahsatu solusi efektif permasalahan ekonomi masyarakat kelas atas dan menengah.
Karenanya, sudah seharusnya pemerintah jeli menghadapi fenomena ini. Setidaknya yang bisa dilakukan pemerintah:
1. Memfasilitasi agar lebih rapi dengan kata lain pedagang tidak terpencar-pencar yang menganggu lalu lintas. Sebab, kerap pasar dadakan menimbulkan kemacetan.
2. Menjamin transaksi aman dan nyaman. Terbebas dari pungli oleh oknum yang tak bertanggungjawab.
3. Mendorong keberlanjutan iklim berusaha misalnya bantuan pemodalan tanpa ikut campur berlebihan yang justru bisa membunuh calon pengusaha penyokong ekonomi. Misalnya dengan menarik "ini itu" yang tidak penting demi meningkatkan pendapatan daerah tapi dengan memeras yang kecil.
Itu pendapat aku tentang pasar dadakan Ramadhan. Bagaimana kalau menurut Kompasianer?
Baca artikel aku sebelumnya juga ya: Manfaat Sayur Bayam Sebagai Menu Sahur Favorit
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI