Mohon tunggu...
Rina Darma
Rina Darma Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Berburu Es Cendol Elizabeth yang Melegenda

17 Mei 2018   22:12 Diperbarui: 17 Mei 2018   22:30 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Saat membeli kita bisa membeli langsung saji atau dalam paket terpisah antara cendol, santan, dan gulanya. Sehingga semua bahan bisa dicampur sendiri di rumah. Harga untuk satu paket bungkus besar ini Rp 15 ribuan.

Gerai Es Cendol Elizabeth berada di jalan Inhoftank No. 64 Kota Bandung. Meski begitu, di kawasan Astana Anyar-Otista banyak dijumpai pedagang kaki lima yang menjajakannya pula. Keasliannya hmmm aku kurang tahu ya meski di gerobak memang bertulis Es Cendol Elizabeth. Sebab, Haji Rohman belum mempatenkan merk Elizabeth sehingga namanya banyak digunakan. Sudah seperti buku ya, ada yang ori (asli) dan bajakan. Terkait rasanya tentu saja berbeda, karena produk asli berbahan yang berkualitas dan diambil dari kebun sendiri. Sedangkan penjual di sekitaran bisa memanfaatkan bahan yang mirip untuk mengganti bahan baku cendol Elizabeth yang mulai susah dicari.

Terkait hal ini pun aku mengetahui dari suami, saat aku bertanya kenapa membeli di gerai bukan di pinggir jalan biar cepat. Ternyata aspal (asli tapi palsu) mungkin hehe... Makanya daripada...daripada lebih baik langsung ke gerainya. Di Kota Bandung sendiri selain di Inhoftank, Haji Rohman membuka cabang di Jalan Otista. Sedangkan diluar Bandung ada di Tasikmalaya dan Majalaya.

Es Cendol Elizabeth ini sudah menjadi menu favorit takjil berbuka puasa. Di antara hari-hari Ramadhan harus ada minuman ini bahkan sering termasuk saat tengah puasa sunnah. Di hari pertama puasa ini juga kok langsung ngiler kebayang-bayang dawet ini ya.

Nah, kalau kompasianer ke Bandung boleh tuh mencoba citarasa kuliner khas tanah pasundan yang sudah ada sejak tahun 1972 ini.

Itu tadi cerita tentang takjil favoritku kalau kompasianer apa? Sharing, yuk! Siapa tahu nanti kita tukar-tukaran takjil. *Halah...

Baca juga artikel aku sebelumnya ya: Goals Ramadhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun