Mohon tunggu...
Rima Widyasari
Rima Widyasari Mohon Tunggu... Lainnya - Program Development and Management

Development professional with 4 years of experience in strategic communications in the public and private sectors, national and international organizations. Bilingual (Ina/En) learning Dutch, Germany, and Korean.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Solusi Skema Pinjaman Pendidikan dan Pinjaman Pra-kerja Dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja

30 Januari 2025   07:40 Diperbarui: 30 Januari 2025   11:23 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto hanya ilustrasi, sumber: Freepik)

Dalam era globalisasi yang semakin berkembang pesat, tantangan untuk bersaing di pasar kerja dunia semakin tinggi. Salah satu faktor kunci yang menentukan daya saing seseorang di pasar kerja global adalah peningkatan kapasitas dan keterampilan. Untuk itu, adanya skema student loan (pinjaman pendidikan) atau early-career loan (pinjaman pra-kerja) dapat menjadi solusi efektif untuk membantu generasi muda mempersiapkan diri menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin kompetitif.

Sertifikasi Kemampuan dan Biaya yang Diperlukan untuk Bekerja atau Melanjutkan Studi di Luar Negeri

Walaupun pendidikan formal di bangku perkuliahan memberikan dasar ilmu yang penting, tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan kapasitas diri tidak cukup hanya didapatkan dari kuliah saja. Saat ini, keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja semakin beragam, mulai dari kemampuan bahasa asing, teknologi digital, hingga keahlian spesifik yang sangat bergantung pada bidang industri yang diinginkan.

Sebagai contoh, untuk dapat berkompetisi di pasar global, perusahaan-perusahaan saat ini semakin mensyaratkan calon karyawan untuk memiliki sertifikasi kemampuan khusus guna memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan yang relevan dan dapat bersaing di pasar global. Demikian pula, dalam dunia teknologi yang berkembang pesat, kemampuan untuk mengoperasikan perangkat lunak tertentu, memahami kecerdasan buatan, atau menguasai teknologi terbaru lainnya tidak dapat sepenuhnya diperoleh hanya di bangku kuliah. Untuk itu, kursus atau pelatihan tambahan sering kali diperlukan, yang sayangnya memiliki biaya yang tidak murah. Sertifikasi ini dapat mencakup berbagai bidang, mulai dari kemampuan bahasa, keahlian teknis, hingga keterampilan profesional lainnya. 

Namun, untuk mendapatkan sertifikasi tersebut, mahasiswa atau fresh graduate harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Sebagai contoh, untuk mendapatkan sertifikasi bahasa asing seperti bahasa Inggris atau bahasa lainnya, mahasiswa harus mengikuti kursus atau ujian tertentu yang memerlukan biaya tambahan. Biaya untuk mendapatkan sertifikasi tergantung pada jenis dan durasi program yang diikuti dan berapa kali ia mengambil tes untuk mencapai syarat minimum beasiswa atau kerja. Selain itu, dalam kondisi saat ini, ketika kebutuhan tenaga kerja di dalam negeri belum efektif dalam menyerap tenaga kerja, banyak orang yang memilih untuk mencari peluang kerja di luar negeri. Namun, untuk bekerja di luar negeri, seseorang biasanya harus memenuhi berbagai persyaratan, salah satunya adalah kemampuan bahasa asing.

Misalnya, untuk bekerja di Jerman, salah satu negara tujuan utama tenaga kerja internasional, seseorang harus memiliki kemampuan bahasa Jerman minimal level B2. Untuk mencapai level tersebut, calon pekerja harus mengikuti kursus bahasa Jerman dan ujian yang memakan waktu minimal sembilan bulan dengan biaya sekitar Rp20 juta hingga Rp30 juta. Setelah berhasil mendapatkan sertifikasi bahasa, langkah selanjutnya adalah memenuhi persyaratan lainnya, seperti medical check-up untuk mendapatkan visa kerja, yang biayanya sekitar Rp1 juta hingga Rp2 juta. Selain itu, ada juga biaya legalisasi dokumen di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), yang dikenakan biaya sekitar Rp150.000 per dokumen.

Meskipun mendapat beasiswa penuh dapat menanggung biaya kuliah nyatanya, banyak biaya tambahan yang tidak termasuk dalam paket beasiswa tersebut. Salah satunya adalah deposit tempat tinggal, yang biasanya tidak tercakup dalam beasiswa. Padahal, diperlukan biaya deposit tempat tinggal sekitar Rp10 juta hingga Rp15 juta diawal atau setara dengan dua bulan biaya sewa kamar, tergantung pada lokasi tempat tinggal di negara tujuan.

Dengan demikian, untuk dapat bekerja di luar negeri, seseorang harus menyiapkan dana yang cukup besar, yang bisa mencapai lebih dari Rp50 juta, tergantung pada negara dan jenis pekerjaan yang diinginkan. Dengan adanya skema early-career loan, biaya untuk mengikuti kursus, ujian, dan memenuhi persyaratan lainnya bisa lebih terjangkau bagi mahasiswa dan fresh graduate. Skema pinjaman ini akan membantu mereka untuk memperoleh akses ke peluang internasional tanpa dibebani oleh biaya yang tinggi di awal karir mereka. Dengan demikian, pinjaman ini menjadi solusi yang sangat relevan bagi generasi muda yang ingin memaksimalkan potensi mereka dan memperluas peluang karir di luar negeri.

Skema early-career loan dapat mengatasi kendala biaya ini dengan memberikan dana yang memungkinkan mahasiswa atau lulusan untuk mengikuti pelatihan, kursus, dan sertifikasi yang relevan dengan kebutuhan industri. Ini akan mempercepat peningkatan kompetensi dan memberikan akses yang lebih luas kepada mereka untuk mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan tren dunia kerja yang semakin dinamis.

Skema Pembayaran Pinjaman yang Terintegrasi dengan Sistem Perpajakan

Salah satu keuntungan utama dari skema student loan atau early-career loan adalah pengaturan sistem pembayaran yang fleksibel dan terintegrasi dengan sistem perpajakan. Dalam skema ini, mahasiswa atau lulusan tidak perlu khawatir tentang membayar pinjaman secara langsung setelah lulus. Pembayaran pinjaman baru dimulai setelah mereka mendapatkan pekerjaan dan memiliki NPWP aktif (Nomor Pokok Wajib Pajak), di mana pajak penghasilan mereka secara otomatis dipotong untuk pembayaran pinjaman tersebut.

Keunggulan dari sistem ini adalah pemerintah dapat memantau dan memastikan bahwa pembayaran pinjaman dilakukan dengan tepat melalui potongan pajak yang dilakukan oleh perusahaan tempat peminjam bekerja. Dengan cara ini, tidak ada lagi kekhawatiran tentang kemampuan untuk membayar pinjaman di masa depan, karena potongan dilakukan secara otomatis berdasarkan penghasilan yang diterima oleh peminjam.

Selain itu, sistem ini juga memberikan kemudahan bagi peminjam untuk melunasi pinjaman tanpa merasa terbebani. Skema ini berfungsi sebagai stimulus untuk mendorong mereka agar terus berkembang dan bekerja keras, karena pembayaran pinjaman hanya akan terjadi setelah mereka mendapatkan pekerjaan yang mapan. Dengan demikian, skema ini lebih memperhatikan kesejahteraan peminjam dan mendorong mereka untuk meraih pencapaian karir yang lebih baik.

Meningkatkan Daya Saing Global dengan Akses yang Lebih Luas

Dengan adanya skema pinjaman pendidikan atau early-career loan, mahasiswa atau pencari kerja dapat memperoleh akses untuk mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan untuk bersaing di pasar global. Dalam dunia kerja yang semakin terhubung, karyawan dengan keterampilan yang lebih beragam dan kompetitif akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang menguntungkan dan memberikan dampak positif bagi ekonomi negara.

Selain itu, dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kapasitas dan keahlian, negara juga akan memiliki tenaga kerja yang lebih siap untuk berkompetisi di kancah internasional. Ini akan meningkatkan daya saing negara dalam menghadapi tantangan global, yang pada gilirannya juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial yang lebih merata.

Kesimpulan

Skema pinjaman pendidikan atau pinjaman pra-kerja yang dirancang dengan sistem pembayaran yang terintegrasi dengan pajak penghasilan adalah sebuah inovasi yang sangat relevan di tengah kebutuhan untuk meningkatkan daya saing global. Dengan skema ini, para mahasiswa dan pencari kerja dapat lebih mudah mengakses pendidikan tambahan yang mereka butuhkan untuk memperluas wawasan dan keterampilan mereka, tanpa dibebani dengan biaya yang tinggi. Melalui sistem pembayaran yang fleksibel, pemerintah dan perusahaan dapat bekerja sama untuk memastikan pembayaran pinjaman dilakukan dengan lancar, sekaligus memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk terus berkembang dan berkontribusi pada perkembangan ekonomi Indonesia.

Referensi:

-Goethe Institut Jakarta

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun