Mohon tunggu...
Rima Olivia
Rima Olivia Mohon Tunggu... -

#PersonalExcellence Trainer, Psikolog. Owner of Ahmada Consulting

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana 'Terapi Shalawat' Menghilangkan Kesedihan

6 Agustus 2015   14:54 Diperbarui: 6 Agustus 2015   14:54 3482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berfokus pada hal lain, dan menghayati pengucapan Anda berulang, membuat energi emosi yang dicurahkan pada kesedihan menjadi berkurang. Ini membuat, ruang bagi emosi kesedihan tersebut juga menjadi lebih kecil. Seperti kita ketahui, shalawat adalah energi yang selaras dengan semesta ketika ALLAH dan para malaikatnya bershalawat atas nabi. Seperti juga lebah yang makanannya adalah bunga-bunga yang pahit, menjadi manis karena bershalawat. Kesedihan Anda karena sesuatu yang pahit akan menjadi manis seperti yang diceritakan di bawah ini.

Suatu hari, Rasulullah saw dan Imam Ali Karamallahu Wajhah duduk di tengah kebun kurma, lalu ada seekor lebah yang terbang di sekeliling Nabi Muhammad saw.
Rasulullah saw bersabda kepada Imam Ali : “Wahai Ali
tahukah kamu apa yang dikatakan oleh lebah ini ?”
Sayyidina Ali menjawab: “Tidak wahai Rasulullah”

Lalu Rasulullah saw bersabda lagi kepada Imam Ali :
“Ketahuilah wahai Ali, lebah ini sekarang mengundang kita sebagai tamunya dan berkata bahwa dia telah menyediakan madu disuatu tempat, kemudian Rasulullah saw memerintahkan Sayyidina Ali untuk mengambil madu tersebut dari tempat itu.”
Sayyidina Ali pun bangkit dan mengambil madu tersebut dari tempatnya.

Rasulullah saw bersabda kepada sang Lebah, ”Wahai lebah, makanan kalian berasal dari bunga-bunga yang pahit, lalu apa yang menyebabkan dia berubah menjadi
madu yang manis?”

Lebah pun menjawab, ”Wahai Rasulullah, manisnya madu ini berkat kami bersholawat kepadamu dan keluargamu, karena setiap kali kami menghisap sari bunga, saat itu pula kami menerima ilham untuk bersholawat tiga kali kepadamu.”

Dan ketika kami mengucapkan: "Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa ‘ala Aali Sayyidina Muhammad" ”Ya Allah limpahkanlah sholawat-Mu kepada Sayyidina Muhammad dan keluarga Sayyidina Muhammad,” Maka berkat sholawat kepadamu itulah, madu kami menjadi manis.”

Ketika Anda sedang sangat sedih, mungkin Anda menyebut nama orang yang Anda cintai. Mungkin Anda sebetulnya ingin bertemu untuk menenangkan diri. Misalnya menyebut Ibu yang sangat kita cintai. Mengaduh dan mengadu kepada orang yang Anda cintai biasanya mengobati hati. Ia menjadi ‘anchor’ bagaimana visualisasi segala rekaman pengalaman dari ibu yang menenangkan dapat menghilangkan kesedihan. Seperti anak kecil yang menjerit: “Bundaaa” ketika terjatuh atau menangis karena diganggu. Setelah dewasa pun kita akan mencari figure yang kurang lebih sama menenangkannya, sama meneduhkannya, jika mengadu pada ibu tidak lagi dimungkinkan. Dengan alasan atau pertimbangan usia lanjut dan tidak ingin justru membuatnya sedih.

Maka terapi Bershalawat membawa efek yang jauh lebih dahsyat daripada menyebut nama Ibu. Efek penghayatan (mindfulness) yang dilakukan pada latihan di atas dan menyebut nama orang yang paling dicintai di muka bumi (bahkan paling dicintai ALLAH SWT). Bayangkan, manusia yang paling dicintai di muka bumi, bukan hanya oleh kita, namun oleh ALLAH SWT dan mahluk yang Ada di dalamnya. Getaran yang secara seirama disebut paling sering di muka bumi ini, membuat kita tidak melawan arus tersebut. Bahwa kita, sedang menyelaraskan emosi negatif dengan energi seluruh semesta.

 

6 Agustus 2014

Rima Olivia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun