Mohon tunggu...
Rima Olivia
Rima Olivia Mohon Tunggu... -

#PersonalExcellence Trainer, Psikolog. Owner of Ahmada Consulting

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Psikologi Sholawat

30 Juli 2015   12:58 Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:31 1599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, makin banyak kita bershalawat kepada Nabi, maka akan semakin bagus. Ini adalah jaminan dari Rasulullah Saw.

Lalu Ubay kemudian bertanya lagi, “Apakah shalawatku untukmu seluruhnya?”

Rasulullah menjawab, “Karena itu, dosamu akan diampuni, dan kesedihanmu akan dihilangkan.”

Bershalawat tidak hanya melibatkan aktivitas mental memusatkan pikiran yang terjadi berulang. Ia mengakses segenap folder yang tersimpan dalam gudang ingatan kita tentang apa dan bagaimana Rasulullah. Ia, bervibrasi dengan gelombang pemusatan pikiran dari milaran manusia lain di bumi ini, menyebut nama beliau dalam repetisi yang mungkin tak terhitung. Kembali pada perintah bershalawat yang diawali dengan pernyataan: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershawalat atas nabi. Singkatnya, aktivitas ini berselaras dengan energi maha dahsyat lainnya, oleh jutaan koor malaikat yang terus menerus melantunkan kata yang sama.

Jika shalawat saja sudah dapat mengubah state seseorang menjadi lebih baik dan kesedihannya dihilangkan, maka mengarahkan seluruh pikiran sadar (conscious mind) dalam repetisi yang menghasilkan perpindahan kesadaran menuju (unconscious mind) bersama sekian ratus milyar orang di bumi secara bersamaan, kita tahu betapa dahsyatnya energi sholawat itu dalam perubahan diri manusia secara paripurna. Sebuah jalan yang telah ditunjukkan untuk menjadi personal excellence melalui model of excellence melalui sebuah pengulangan aktivitas yang sederhana, shalawat.

 

Rima Olivia

30 Juli 2015

#KeepOnShalawat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun