Mohon tunggu...
Dino  Rimantho
Dino Rimantho Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati lingkungan

Penikmat kopi yang simple dan ingin berbagi pengetahuan di bidang lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Nature

Terobosan Baru Penanggulangan Banjir Menggunakan Internet of Things (IoT)

21 Desember 2020   09:09 Diperbarui: 21 Desember 2020   09:15 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerugian semakin besar jika kegiatan ekonomi dan pemerintahan terganggunya, bahkan terhentinya. Meskipun partisipasi masyarakat dalam rangka penanggulangan banjir sangat nyata. terutama pada aktivitas tanggap darurat, namun banjir menyebabkan tambahan beban keuangan negara, terutama untuk merehabilitasi dan memulihkan fungsi parasana publik yang rusak.

Kejadian banjir selalu berulang pada tiap tahunnya dan membutuhkan usaha-usaha yang lebih besar sebagai antisipasi guna mencegah kerugian yang lebih besar. Upaya pemerintah yang menggunakan pendekatan struktural belum sepenuhnya menyelesaikan masalah banjir di Indonesia. 

Banyak studi menunjukkan bahwa penanggulangan banjir yang telah dilakukan lebih fokus pada tersedianya infrastruktur pengendali banjir guna mengeliminasi risiko dampak bencana. Disamping itu, implementasi di lapangan juga belum optimal bahkan terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga terkadang efektifitasnya sering menjadi debat pada berbagai kalangan, baik akademisi maupun politik.

Hingga saat ini banyak penelitian di bidang pendataan banjir, pemantauan banjir, prediksi banjir, deteksi banjir, sistem peringatan dini dan visualisasi data yang bertujuan untuk mengurangi potensi dampak bencana banjir melalui prediksi dini. Perkembangan terkini dalam teknologi informasi dan internet memberikan peluang besar untuk meningkatkan kegiatan manajemen risiko bencana. 

Internet saat ini berkembang ke beberapa arah dan teknologi seperti Internet of Things (IoT). Sebelumnya ini dikenal sebagai "Internet of Everything", "machine-to-machine (M2M)", "physical computing" dan bahkan "ubiquitous computing". Saat ini, Internet of Things telah menjadi salah satu teknologi yang digunakan sebagai bahan kajian untuk meningkatkan bidang penanggulangan bencana yang berfokus pada banjir.

Teknologi IoT memberikan manfaat dalam hal pemantauan, pelacakan, pengendalian dan penginderaan lingkungan menggunakan data real time. Penelitian yang dilakukan Fang dkk, memperkenalkan penggunaan IoT untuk meningkatkan pemantauan lingkungan dan tugas manajemen di China. Hasil dari studi kasus mereka menunjukkan bahwa Sistem Informasi Terpadu berbasis IoT sangat berharga dan efisien untuk tugas-tugas kompleks dalam pemantauan dan pengelolaan lingkungan. 

Kecanggihan IoT juga dapat diaplikasikan untuk menyediakan antarmuka untuk manajemen streaming data secara real time dan di bagian belakang menyediakan analisis dan visualisasi data. Dalam pendekatan ini, data yang dikumpulkan akan terus dikirim melalui infrastruktur komunikasi Internet, ke komponen perangkat lunak. 

Komponen perangkat lunak dirancang untuk menghitung aliran sungai dan untuk mengukur distribusi spasial risiko banjir untuk setiap DAS yang dikendalikan. Lebih lanjut, IoT juga dapat menjadi salah satu metode dalam memprediksi kemungkinan terjadinya banjir di suatu wilayah sungai dengan menggukur ketinggian air dan kondisi cuaca yang berbeda secara real time.

Dalam rangka mengurangi potensi risiko bencana bagi masyarakat dapat dilakukan tindakan struktural dan non struktural. Pada tatanan aktivitas struktural dapat menggunakan perbaikan infrastruktur untuk pengendalian banjir seperti perbaikan sungai, bendungan multiguna, drainase bawah tanah dan pintu pasang surut. 

Sementara itu, aktivitas non-struktural merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan teknologi, pembuatan kebijakan dan pedoman serta bantuan kemanusiaan selama kejadian banjir. Salah satu tugas yang termasuk dalam tindakan non-struktural adalah sistem peringatan dini. Sistem peringatan dini digunakan untuk memperingatkan masyarakat sebelum banjir terjadi. 

Peringatan yang dikirimkan bertujuan untuk memberi peringatan dan memberikan waktu tambahan bagi masyarakat untuk bersiap-siap sebelum banjir terjadi. Untuk menghasilkan peringatan, banjir perlu diprediksi menggunakan sistem perkiraan banjir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun