Salah satu penyebab utama timbulnya kemiskinan pada masyarakat nelayan yaitu belum maksimalnya program pemberdayaan pembangunan di kawasan pesisir dan masyarakat nelayan yang berorientasi di antara para pelaku pembangunan. Kebijakan pemberdayaan kepada tenaga kerja berbasis perikanan masih menjadi tantangan dalam upaya pengembangan sumber daya manusia dan taraf ekonomi para nelayan secara berkelanjutan.
Selain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga perempuan pesisir membutuhkan jaminan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan. Program-program pemberdayaan yang menitik beratkan pada peningkatan kapasitas/soft skill perempuan di sektor pertanian sudah harus menjadi salah satu isu potensial dalam perumusan dan perencaaan pembangunan sumber daya manusia se-wilayah kepulauan.
Penyiapan soft skill atau keahilan baru bagi perempuan-perempuan pesisir dalam meningkatkan ekonomi produktif menjadi alternatif lain saat aktifitas utama sebagai nelayan terkendala.
d. Bencana alam di daerah pesisir
Bencana alam di daerah pesisir antara lain tsunami, angin puting beliung, gelombang ekstrim, gelombang laut berbahaya, banjir, kenaikan paras muka air laut, tanah longsor, dan erosi pantai.
Di tengah kerentanan dan kedukaan, perempuan pesisir dituntut untuk siap menggerakkan komunitas bersama para perempuan pesisir lain setidaknya untuk membuat dapur umum. Ada tugas dapur yang tidak akan hilang dan menjadi kewajiban perempuan pesisir, meski dalam kondisi bencana.
Maka dengan segala kondisi ekonomi yang tersisa, perempuan pesisir harus tetap membuat dapur mengepul demi terjaminnya isi perut dan gizi keluarga yang menjadi korban bencana alam.
IV. Catatan Kritis Atas Kebijakan Terhadap Perempuan Pesisir Penopang Ekonomi Lokal, Langkah Strategis, Dan Opsi Solusi
a. Persoalan Kelaparan dan Kemiskinan
Akan sangat sulit jika kehidupan nelayan hanya bergantung pada hasil tangkapan ikan. Maka solusinya, perempuan pesisir sebagai tonggak ekonomi dalam keluarga harus mampu mengembangkan strategi lain demi stabilitas finansial keluarga, seperti misalnya bercocok tanam sayur.
Perempuan pesisir juga bisa melakukan pengelolaan hasil penangkapan ikan yang diawetkan dan bisa dijual dalam bentuk produk kemasan dengan nilai jual yang dinaikkan. Sehingga pendapatan meningkat dan bisa melakukan penyimpanan dana untuk nantinya digunakan jika tiba pada masa kesulitan hasil tangkap.
Namun untuk menerapkan ini, perlu adanya bantuan untuk para perempuan pesisir berupa program pelatihan kewirausahaan, bantuan dari pemerintah untuk penyedian alat produksi, partisipasi dari perguruan tinggi, organisasi maupun korporasi untuk pendampingan pelaksanaan program wirausaha mulai dari produksi, marketing, hingga distribusi, demi menunjang optimalisasi pemanfaatan lahan pesisir dan pengelolaan ikan.