Mohon tunggu...
Rima Fitria
Rima Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Rima Fitria Hobby Membaca Tetaplah semangat jangan pernah menyerah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Project Based Learning Asesmen Anak Usia Dini (MBKM)

17 Desember 2024   16:25 Diperbarui: 17 Desember 2024   16:25 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laporan Project Based Learning Asesmen Anak Usia Dini (MBKM) 

Dosen Pengampu: Dr. Setiyo Utoyo, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Rahmadia Fitri 22022039 

2. Rahmi Nur Oktaviana 22022040

3. Rima Fitria 22022042 

4. Salma Salsabila 22022167

Departemen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 

Fakultas Ilmu Pendidikan 

Universitas Negeri Padang 

2024

A. Tujuan Observasi 

a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Asesmen Anak Usia Dini 

b. Untuk mengetahui kemampuan dasar matematika Anak Usia Dini 

c. Untuk mengetahui seberapa tertarik dan terlibat anak dalam menggunakan media counting box

d. Mengamati bagaimana media counting box membantu mengembangkan keterampilan motorik halus anak (seperti mengambil dan memukul telur, serta menempel dan memindahkan angka) 

e. Untuk mengamati dan meningkatkan kreativitas anak dalam memecahkan masalah matematika. 

B. Pelaksanaan Observasi 

a. Hari: Jum'at 

b. Tanggal: 13 Desember 2024

c. Pukul: 16.00-17.00 WIB

d. Alamat: Pantai Gajah 

C. Biodata Anak

a. Nama anak: Puja

     Usia anak: 8 Tahun

      Jenis Kelamin: Perempuan 

b. Nama anak: Raima

     Usia anak: 8 Tahun 

      Jenis kelamin: Perempuan 

D. Latar Belakang 

Istilah asesmen secara umum dapat di  definisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan para siswa, kurikulum, program- program, dan kebijakan pendidikan,  metode atau instrumen pendidikan lain yang dikelola oleh suatu bidang, lembaga, organisasi  atau institusi resmi yang sedang menyelenggarakan aktivitas tertentu. Selain itu, asesmen juga diartikan sebagai proses untuk memperoleh informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang berhubungan dengan kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. 

Asesmen memiliki fungsi yang penting baik bagi pendidik atau pesertadidik. Bagi pendidik, asesmen sangat berfungsi atau bermanfaat untuk mengetahuikemajuan belajar peserta didik. Selain itu, sebagai salah satu cara untuk mengetahui kelemahan-kelemahan strategi mengajar dalam proses belajar mengajar. Kemudian, memperbaiki proses belajar mengajar tersebut dan menentukan kelulusan peserta didik. Fungsi asesmen bagi peserta didik untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajarnya, serta memperbaiki cara belajar.Selain itu, dapat menumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan fondasi penting dalam pembentukan karakter dan kecerdasan anak (Suyadi & Ulfah, 2020). Di Indonesia, upaya peningkatan kualitas PAUD terus dilakukan, salah satunya melalui implementasi kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud, 2020).

Kurikulum MBKM bertujuan untuk memberikan fleksibilitas dan otonomi kepada institusi pendidikan dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan karakteristik lokal (Mustaghfiroh, 2020). Namun, implementasi kurikulum MBKM di tingkat PAUD, khususnya di daerah terpencil, menghadapi berbagai tantangan. Kesenjangan infrastruktur dan sumber daya antara daerah perkotaan dan pedesaan masih menjadi isu utama dalam pendidikan Indonesia (Azzizah, 2021).

Kurikulum merdeka pada jenjang PAUD sering disebut kebebasan bermain karena proses pembelajarannya  bertujuan agar anak merasa belajar itu menyenangkan dan bebas stres. Pada pendidikan anak usia dini, kebebasan belajar adalah kebebasan bermain. Sama halnya sebagai kebebasan, karena ini adalah permainan. Ada tiga pilihan implementasi: "Kurikulum ini dapat diimplementasikan di sekolah: pembelajaran mandiri, modifikasi mandiri, dan berbagi mandiri.

Ciri-ciri utama kurikulum mandiri pada unit PAUD disebutkan meliputi memperkuat kegiatan bermain yang bermakna sebagai suatu proses pembelajaran. Memperkuat relevansi PAUD sebagai tahap dasar atau bagian penting dalam pengembangan kepribadian dan kemampuan anak serta persiapan anak untuk jenjang sekolah berikutnya. Program Merdeka Belajar-Bermain Bebas merupakan salah satu bentuk proses pembelajaran pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 371 Tahun 2021 tentang program sekolah mengemudi. Peraturan ini menjelaskan bahwa proses bermain dan belajar di tingkat PAUD dilakukan dalam upaya  memaksimalkan potensi dan pengembangan melalui pengenalan dan eksplorasi langsung terhadap lingkungan.

Menurut Yusufhadi Miarso, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Sedangkan menurut Menurut Nasution, media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni penunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru.

Checklist adalah suatu teknik analisis yang berisikan daftar item teretntu untuk mengidentifikasi jenis dari yang diketahui dari bahaya, kekurangan design serta situasi kecelakaan potensial yang terkait dengan peralatan proses yang umum dan operasi.

E. Landasan Teori

Asesmen secara bahasa berarti menaksir, dimana di dalamnya terdapat aktivitas melukiskan atau menggambar suatu kondisi secara menyeluruh (Kemendikbud Dirjen PAUD, 2018). Penilaian (assessment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan Untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa guna mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan yang telah ditentukan (Nasution, 2022). Asesmen secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu (Uno dan Koni, 2016:02). Asesmen digunakan sebagai proses pengumpulan informasi mengenai peserta didik yang diperoleh melalui sumber bukti yang berkaitan dengan mereka ketahui dan lakukan. Informasi tersebut kemudian digunakan sebagai dasar untuk membuat suatu keputusan.

Menurut Wahyuni dan Ibrahim (2012:02) asesmen memiliki dua persyaratan, yaitu (1) mengukur kompetensi, dan (2) harus mempunyai efek yang menguntungkan terhadap proses belajar. Pada pelaksanaan asesmen pembelajaran terkadang guru mengalami kesulitan untuk membedakan antara tes, pengukuran, dan evaluasi. Setidaknya terdapat 4 (empat) unsur yang harus dipenuhi dalam proses asesmen, yaitu: adanya perencanaan dalam proses asesmen dan rencana tindak lanjut dari asesmen itu sendiri, pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif; hasil asesmen berupa informasi yang bermanfaat, dan keputusan atau penilaian dalam asesmen yang objektif serta profesional (Setyawan et al., 2021).

Menurut pendapat Azhar Arsyad, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat anak dalam belajar. Penggunaan  media  pembelajaran  sangat  penting  dan  diperlukan  untuk menyalurkan pesan,  merangsang  pikiran,  perasaan,  dan  kemauan  siswa  serta mengaktifkan  proses  pembelajaran  dalam  memberi  tanggapan  dan  umpan  balik sehingga  dapat  meningkatkan  motivasi  belajar  pada  diri  siswa  untuk  melakukan praktik-praktik dengan benar (Prastowo, 2015).

Menurut pendapat Sugiyono (2017) metode ceklis adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab dengan memberi tanda centang () pada jawaban yang sesuai. Daftar periksa atau ceklish merupakan daftar yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengidentifikasi pengetahuan, keterampilan atau bakat. Umumnya, daftar periksa bukan cara yang cukup canggih untuk menangkap kekayaan pembelajaran anak. Pendidik hanya tinggal mengecek pada daftar target pengamatan yang diamati pada anak, misalnya mampu atau tidaknya anak melakukan suatu indikator kegiatan (Setiawan, dkk., 2024).

F. Hasil Observasi 

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di pantai gajah pada 13 Desember 2024 didapati hasil yaitunya anak sudah mampu mengetahui kemampuan matematika dasar terkait dengan penjumlahan dan pengurangan melalui media counting box, anak tampak antusias dan tertarik dalam memegang dan menghitung "telur ayam" yang ada di dalam counting box. Selanjutnya anak sudah mampu mengembangkan kemampuan motoric halus ketika memukul hasil dari pengurangan sesuai soal, mengambil telur untuk ditambah atau dikurangkan, dan menempelkan angka sesuia dengan hasil soal yang tepat. Selain itu anak menunjukkan keterampilan dasar menghitung jumlah telur ayam  dalam sebuah kotak. Mereka menghitung langkah demi langkah, menunjukkan pemahaman tentang konsep penjumlahan dan pengurangan. Anak-anak yang mengikuti kegiatan berhitung dengan menggunakan kotak hitung cenderung  lebih memperhatikan detail, sehingga meningkatkan keterampilan pemecahan masalah mereka. Mereka belajar untuk fokus pada tugas, mendapatkan jumlah yang benar, dan memeriksa hasil perhitungan  untuk memastikan keakuratan. Anak mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah secara mandiri sehingga meningkatkan  rasa  percaya diri dalam memecahkan masalah matematika.

G. Instrument Asesmen (Checklist) 

1. Puja 

Aspek Motorik 

a. Anak mampu meletakkan telur ditempat yang sudah ditentukan (SB) 

b. Anak mampu memukul telur ayam yang sudah disediakan (SB) 

c. Anak mampu memindahkan angka (SB) 

d. Anak mampu menenmpelkan angka (SB)

Aspek kognitif

a. Anak mengetahui matematika dasar penjumlahan (SB) 

b. Anak mampu berpikir kritis (B) 

c. Anak mampu memecahkan masalah dalam permainan counting box (SB) 

d. Anak mengetahui matematika dasar pengurangan (SB) 

2. Raima 

Aspek motoric 

a. Anak mampu meletakkan telur ditempat yang sudah ditentukan (SB) 

b. Anak mampu memukul telur ayam yang sudah disediakan (SB) 

c. Anak mampu memindahkan angka (SB) 

d. Anak mampu menenmpelkan angka (SB) 

Aspek kognitif

a. Anak mengetahui matematika dasar penjumlahan (B) 

b. Anak mampu berpikir kritis (B) 

c. Anak mampu memecahkan masalah dalam permainan counting box (SB) 

d. Anak mengetahui matematika dasar pengurangan (SB) 

Keterangan Daftar Periksa :
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
SB = Sangat Baik

H. Dokumentasi 

1. Foto

Foto 2
Foto 2

Foto 3
Foto 3

Foto 4
Foto 4

2. Link Video 

https://drive.google.com/file/d/1j3uT-6GnkJ2eUokXW5VdgIPwnC6OhFMP/view?usp=sharing 

I. Kesimpulan 

Penggunaan media counting box efektif dalam membantu anak untuk mengembangkan kemampuan matematika dasar, khususnya penjumlahan dan pengurangan. Disini anak-anak menunjukkan antusiasme dan minat yang tinggi saat memegang dan menghitung "telur ayam" dalam kotak tersebut. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung perkembangan motorik halus melalui aktivitas seperti memukul hasil pengurangan, mengambil dan menambah telur, serta menempelkan angka sesuai hasil perhitungan.

Keterampilan menghitung jumlah telur ayam secara bertahap menunjukkan bahwa anak-anak memahami konsep penjumlahan dan pengurangan. Aktivitas ini juga membantu mereka lebih memperhatikan detail, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, fokus, dan memastikan akurasi perhitungan. Kemampuan ini, pada gilirannya, membantu anak-anak menjadi lebih percaya diri dalam memecahkan masalah matematika secara mandiri.

Daftar Pustaka 

Addini, S. N., & Widyasari, C. (2022). Effect of Experimental Methods on Early Children's Creativity Early Childhood Research Journal (ECR)), 4(1), 31-57. https://doi.org/10.23917/ecrj.v4i1.11828

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada), 10

Arumsari, A. D., & Putri, V. M. (2020). Asesmen perkembangan anak usia dini. MOTORIC, 4(1), 154-160. https://doi.org/10.31090/m.v4il.1039

Azzizah, Y. (2021). The challenge of education in remote areas: A case study in Pulau Tuguan, Indonesia. Education Quarterly Reviews, 4(2), 512-520.

Hayati, F., Asiah, A., & Maulida, M. (2019). Asesmen Dinamis: Implementasi Teknik Asesmen Dinamis Berbasis Perkembangan Motorik Halus Di Kelompok Bermain Aisyiyah Mutiara Ummi Kalasan, Yogyakarta. JEA (Jurnal Edukasi AUD), 5(2), 123-135

Kemendikbud Dirjen PAUD. (2018). Identifikasi dan asesmen.

Kemendikbud Dirjen. (2021). Konsep asesmen

Kemendikbud. (2020). Buku panduan Merdeka Belajar -Kampus Merdeka. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Miarso, Y. (2004). Menyemai benih teknologi pendidikan. Kencana.

Mustaghfiroh, S. (2020). Konsep "Merdeka Belajar" perspektif aliran progresivisme John Dewey. Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, 3(1), 141-147

Nahdi, K., & Yunitasari, D. (2019), Inside-outside circle: An early childhood language and literacy development method. International Journal of Innovation, Creativity and Change, 5(6), 325-335. https://www.ijicc.net/images/vol5iss6/5634 Nahdi 2019 E R.pdf

Najamuddin, N., Sahrip, S., Siahaan, K. W. A., Yunita, W., & Ananda, R. (2022). The Impact of The Dissemination of The Covid-19 Epidemic on Social Development in Early Children. International Journal of Elementary Education, 6(2), 232-238

Nasution, S. W. (2022). Assesment Kurikulum Merdeka Belajar Di SekolahDasar. Prosiding Pendidikan Dasar, 1(1), 135--142. https://doi.org/10.34007/ppd.v1i1.181

Nasution,S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar-Mengajar (Jakarta: Bina Aksara 1990), 7.

Tatminingsih, S. (2022). Implementation of Digital Literacy in Indonesia Early Childhood Education, International Journal of Emerging Issues in Early Childhood Education, 4(1), 12- 22. https://doi.org/10.31098/jeiece,vlil.894

Prastowo,  Andi.  2015. Menyusun  Rencana Pelaksanaan  Pembelajaran  (RPP) Tematik Terpadu.Jakarta : Prenadamedia Group


Setiawan, I., Wiyanti, N. T., Kristiani, F. L. S., & Rannu, D. (2024). Asesmen Kebutuhan Anak Usia Dini. CV Jejak (Jejak Publisher).

Setyawan, C. F., Sudirman, D. F., Sari, D. P., Rizki, F., Eva, N. (2021). Asesmen Perkembangan Sosio Emosinal pada Anak Usia Dini. Prosiding Seminar Nasional Universitas Negeri Malang 2021 (Issue April, http://conference.um.ac.id/index.php/psi/article/view/1225 PP 58-70).

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suyadi, S., & Ulfah, M. (2020). Konsep dasar PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Talango, S. R. & Pratiwi, W. (2018). Aesmen Perkembangan Anak (Studi Kasus Asesmen Perkembangan Anak Usia 2 Tahun). TADBIR: Jurnal Manajemen Pendulikan Islam, 6(2), 49-60. https://journal iaingorontalo ac.id/index.php/tjmpi/article/view/840

Uno, Hamzah B., dan Satria Koni. 2016. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyuni, Sri dan Abd. Syukur Ibrahim. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun