Pada penelitian ini, yang ditemukan pada ekologi sastra adalah ekologi alam. Ekologi alam berkaitan dengan aspek alam sebagai inspirasi karya sastra dan kajian ekologi yang menekankan pembelaan atau advokasi terhadap kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perbuatan manusia sehingga ekologi alam juga berkaitan dengan cara manusia mengeksplorasi keindahan yang ada di alam. Berikut data ekologi alam, diantaranya:
1. Interaksi dengan Lingkungan
   Pada cerita ini, interaksi si penulis sewaktu kecil bahwa bumi dan alam sangat baik dan menyenangkan dimana dengan temannya di sebuah lapangan yang banyak pohon dan rumput hijau yang luas pohon tinggi yang bisa dipanjat berbaring sambil memandangi langit yang indah dan semak-semak sebagai tempat persembunyian petak umpet, berikut kutipannya:
"Aku ingat ketika aku kecil, bermain dengan temanku di sebuah lapangan yang banyak pohon dan rumput hijau yang luas. Kita bersenang-senang disana, bermain dengan alam sangat menyenangkan".
   Berbeda dengannya, para manusia serakah memiliki interaksi yang buruk terhadap alam dan lingkungan, berikut kutipannya:
"Tahun ke tahun manusia terus menerus merusak planet mereka sendiri".
Kutipan tersebut menunjukkan seperti orang-orang tingkat atas, mereka terus menerus membangun gedung-gedung besar yang sampai mencakar langit, menebang pohon yang mengganggu disekitar gedungnya. Tanpa mereka sadari tanah sedang menahan rasa sakit akibat tubuhnya terus-menerus ditancapkan oleh bangunan yang besar. Mengambil ikan di laut dalam jumlah yang tidak masuk akal, mereka tidak berfikir jika ikan dalam laut sudah habis maka air akan kesepian tanpa adanya ikan-ikan yang menghiburnya. Polusi yang dihasilkan dari pabrik, tanpa mereka sadari sebentar lagi oksigen akan digantikan oleh asap. Lebih parahnya banyak orang yang membuang limbah sampah sembarangan sesukanya kemana pun yang mereka mau, mereka tidak peduli dengan alam dan lingkungan dan tidak memikirkan dampak dan akibatnya. Mereka cuma tau bagaimana merusak bumi, yang dampaknya tidak hanya bagi bumi, tapi bagi makhluk hidup lain yang tidak bersalah.
Sikap Peduli Terhadap Lingkungan
   Tokoh utama "Aku" bernama Diva Ajeng merasa sedih dan kecewa terhadap kondisi bumi yang saat ini dirusak oleh manusia. Ia turut merasakan apa yang diperbuat manusia pada kerusakan alam tersebut berikut kutipannya.
"Aku yakin bumi sudah sangat lelah, bumi sudah terlalu tua untuk menampung semua beban yang semakin bertambah".
   Kutipan tersebut menjelaskan bahwa bumi sudah sangat tua, yang mana pada suatu hari dia akan benar-benar murka kepada manusia karena perbuatannya dengan kerusakan alam. Seandainya semua makhluk di bumi ini mengubah pemikirannya dengan menjaga, merawat, melestarikan lingkungan dan alam mungkin bumi tidak akan merasakan rasa sakit tersebut.