Mohon tunggu...
Rima Evi Yanti
Rima Evi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

Menulis &Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan dan Antisipasi Pendidikan Agama Islam di Tengah Arus Globalisasi

16 Desember 2022   03:10 Diperbarui: 16 Desember 2022   03:19 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rima Evi Yanti/ Dr.Dra.Gustianingsih,M.Hum

Email: rimaevi85@gmail.com

ABSTRAK
Perkembangan   kemajuan   ilmu   pengetahuan   dan   teknologi   (IPTEK) membawa pengaruh zaman semakin berkembang dan pesat dalam perkembangan ini  banyak  di  pengaruhi  oleh  era  globalisasi  dan  mengubah  pola  kehidupan manusia  dimana  dampak  dari  globalisasi  bukan  hanya  dengan  yang  positif melainkan dampak yang negative.  Pengaruh globalisasi saat ini melarutkan nilai pendidikan   agama   islam   mulai   dari   tatanan   kebudayaan,ada   istiadat,gaya kehidupan, dan nilai-nilai luhur ajaran islam. Padahal pendidikan agama islam ini bersifat  mutlak  yang  harus  dioptimalkan  pendidikan  agama  islam  sebagai pengembangan  dan  tantangan  antisipasi  di  arus  kemajuan  globalisasi.  Tujuan artikel  ini  menjelaskan permasalahan  pendidikan  agama  islam  saat  ini  dan bagaimana  cara  mengantisipasinya  dalam  menghadapai  era  globalisasi.  Arus globalisasi bukan  sebagai kawan  ataupun lawan bagi pendidikan  agama islam melainkan sebagai dinamisator. Ketika pendidikan agama islam tidak mengikuti arus globalisasi akan mengalami hambatan berlandaskan pada keislaman maka akan  terlindas  dan  tidak  tahu  arah.  Oleh  karena  itu, pendidikan  agama  islam memposisikan di era arus globalisasi dan ajaran nilai-nilai luhur islam agar dapat dikembangkan pada kehidupan manusia.
Kata kunci : Tantangan, Antisipasi,Pendidikan Agama Islam,Globalisasi.

ABSTRACT
The development of scientific and technological progress (IPTEK) has brought the influence of the times to grow and rapidly in this development much influenced by the era  of  globalization  and  changing  patterns  of  human  life  where  the  impact  of globalization is not only with positive but also negative impacts. The current influence of globalization  is  dissolving values  Islamic religious  education  starts  from the  cultural order, there are customs, lifestyles, and noble values of Islamic teachings. Even though Islamic religious education is absolute, Islamic religious education must be optimized as a development  and  anticipatory  challenge  in the  current progress  of globalization.  The purpose of this article is to explain the current problems of Islamic religious education and how to anticipate them in the face of the globalization era. The flow of globalization is neither friend nor foe for Islamic religious education but rather a dynamic. When Islamic religious education does not follow the flow of globalization, it will experience obstacles based on Islam, it will be run over and have no direction. Therefore, Islamic religious education is positioned in the current era of globalization and the teachings of Islamic noble values so that they can be developed in human life.
Keywords : Challenges, Anticipation, Islamic Religious Education, Globalization.

A.  Pendahuluan
Kemajuan  zaman  membuat  manusia  menyesuaikan  dengan  arus perkembangan   zaman   sekarang.   Perkembangan   zaman   yang   tidak dipungkiri mempengaruhi pola kehidupan manusia dan pada pendidikan khususnya. Kehadiran era globalisasi ini banyak dampak pada manusia misalnya dia menggunakan globalisasi pada kegiatan positif dampak yang dia perbuat menghasilkan yang baik dan positif sedangkan menggunakan dampak  negative  hasil  yang  dia  perbuat  akan  berdampak  buruk  tidak sesuai dengan kebutuhan manusia yang seharusnya. Pendidikan sebagai suatu  proses  pembentukan  kemampuan  dasar  manusia  yang  bersifat fundamental, menyangkut daya fikir ( intelektual ) maupun daya perasaan ( emosional ) harus mampu menyeimbangkan di tengah arus globalisasi. Globalisasi memberikan tantangan juga peluang dalam dunia pendidikan yang akan menggoyahkan tatanan kebudayaan,adat istiadat, dan nilai luhur ajaran islam.
     Pendidikan  agama  islam  sebagai  upaya  atau  usaha  sadar  dan terencana mengubah tingkah laku individu untuk menjadi manusia yang beriman  kepada   allah   swt.  Pendidikan  agama   islam  harus  mampu memainkan peranan yang sangat penting dalam tatanan kemasyarakatan untuk menghadapi era globalisasi. Sebagaimana pendidikan agama islam menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan duniawi
maupun ukhrawi.
     Pengaruh  globalisasi  saat  ini  banyak  yang  tidak  berlandaskan dalam   pendidikan   agama   islam.   Untuk   itu   perlu dioptimalkannya
pendidikan agama islam sebagai suatu usaha pengembangan potensi diri agar  tidak  mudah  terjerumus  di  kehidupan ditengah  arus  globalisasi. Semua persoalan butuh upaya strategi dalam peningkatan kualitas umat adalah  dengan  membenahi  sistem  pendidikan  yang  secara langsung
berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia.
     Menurut  mahsun  (2013)  ada  beberapa  hal  yang  bisa  dilakukan dalam  peningkatan  sistem  pendidikan  agama  islam  dan  kecendrungan masa  depan  global.  Pertama,umat  islam  harus  mampu  memanfaatkan sarana teknologi sebagai alat perjuanganjihadnya artinya sarana teknologi perlu dijadikan sebagai alat perjuangan islam dalam meningkatkan kualitas pendidikan  dan  bukan  sebaliknya  sebagai  penghalang  bagi  kreativitas berpikir dan berbuat perubahan untuk kemajuan. Kedua, umat islam harus secaraterus-menerus meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas IPTEK  dan  IMTAQ  secara  bersamaan,  atau  peningkatan  diri  ke  arah kekokohan  spiritual, moral,  dan  intelektual. Ketiga, proses modernisasi adalah  suatu  yang  meniscayakan  bagi  perombakan  system  pendidikan
agama islam ,mulai dari paradig,konsep kerangkakerja dan evaluasi.
    Oleh  karena  itu  globalisasi  disebut  sebagai  tantangan  dan juga peluang  bagi setiap manusia Karena dengan adanya globalisasi manusia akan  saling berhubungan  satu  sama  lain,  tidak  hanya  dalam  cakupan wilayah local, melainkan mendunia. Maka sudah seharusnya pendidikan agama  islam  berupaya  untuk mengembangkan diri  peserta  didik  tidak hanya  sukses   dengan   IMTAQnya  saja,   tetapi   sukses   juga   dalam menghadapi dunia global dan IPTEKnya.

B.  Tujuan Penulis
Tujuan penulis dari pembahasan ini adalah:
a.   Untuk  menganalisis  bagaimana  Tantangan  Dan  Antisipasi  Pendidikan Agama Islam Di Tengah Arus Globalisasi.
b.   Untuk   mengoptimalkan   peran   Pendidikan Agama Islam   Di Era Globalisasi.

C.  Metode
Metode  penelitian menggunakan   pendekatan  kualitatif, maka secara otomatis penelitian   ini   termasuk penelitian kualitatif,   yaitu penelitian yang tidakmengadakan perhitungan data secara kuantitatif.

D.  Pembahasan
Hakikat PendidikanAgama Islam
Pendidikan agama islam ialahupaya mendidikkan agama islam dan nilai-nilai agar menjadi landasan hidup seseorang dalam bentuk segenap kegiatan    yang    dilakukan    seseorang    untuk    membantu    manusia menanamkan   nilai   luhur   ajaran   islam   dan   mengembangkannya   di kehidupan sehari-hari. Secara sederhana pendidikan agama islam dapat di artikan sebagai pendidikan yang didasarkan nilai-nilai ajaran islam yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik   menjadi manusia yang hidup di   dunia berdasarkan ajaran yang tercantum dalam al-qur'an dan hadits serta dalam pemikiran para ulama. Sehingga dengan pendidikan agama tersebut dapat mengontrol  segala tingkah  lakunya  di  dunia  dan  dapat menyelamatkan hidupnya kelak di akhirat. Keislaman  dalam  pribadi  seorang  muslim  merupakan  perilaku yang  memperkokoh  dengan  ilmu  pengetahuan  yang  luas,  sehingga  ia mampu memberi jawaban yang tepat    guna terhadap  tantangan perkembangan  ilmu  dan teknologi. Oleh karena  itu, pendidikan  agama islam memiliki ruang lingkup  yang berubah-ubah menurut waktu yang berbeda-beda ia bersikap lentur terhadap perkembangan kebutuhan umat manusia dari waktu ke waktu.

Hakikat Globalisasi

Globalisasi   berasal   dari   kata  globe   yang  berarti  bola  bumi (dacholfany,  2015).  Istilah  ini  digunakan  karena  akselarasi  penyebaran informasi yang luarbiasa. Kata globalisasi sering dipahami dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang dirasakan masyarakat global,baik di daerahpedesaan hingga perkotaan. Globalisasi saat initelah menyebar ke seluruh dunia dalam semua bidang kehidupan, baik dalam bidang pendidikan,politik,ekonomi,sosial     budaya  bahkan agama (bahri,2015:65-66).
Globalisasi itu sendiri telah  membawa  masyarakat  dunia  pada sebuah tatanan budaya yang mendunia. Terlebih lagi tidak ada manusia yang dapat terhindar dari arus globalisasi ini kecuali ia tidak sama sekali mengikuti perkembangan zaman dan hidup apa adanya yang sesuai dengan kemauan dirinya sendiri. Globalisasimerupakan suatuproses dimana antar individu,antar kelompok dan antar Negara saling berinteraksi walau tidak tatap muka sekalipun,yakni banyak isu-isu yang berkembang dengan pesat menjangkau pelosok-pelosok Negara. Fenomena global ini acap kali di sederhanakan  oleh  kalangan  ahli  sebagai  gejala  kecendrungan  dunia menuju  sebuah  perkampungan  global  (global  village)  dimana  interaksi manusia  berlangsung  tanpa  halangan  batas  geografis.  Hal  ini  tentunya bagian tak terpisahkan  dari  adanya kemajuan teknologi  informasi yang menyediakan fasilitas manusia modern untuk menjalin komunikasi secara mudah dan murah.

Pendidikan agama islam di era globalisasi ini menghadapi berbagai pertama, krisis moral. Krisis moral  ini  diakibatkan  oleh  adanya  acara- acara  di  media  elektronika  dan  media  massa  lainnya,  menyuguhkan pergaulan bebas,sex bebas,konsumsi alkohol dan narkotika,perselingkuhan,judi  online,pornografi  dan  kekerasan.  Hal  ini akan berakibat pada perbuatan negative generasi muda seperti tawuran, pemerkosaan,  hamil  diluar  nikah,  penjambretan,  pembunuhan,  malas belajar   dan  tidak  punya   integritas   dan  krisis   akhlak. Kedua, krisi kepribadian. Dengan kemajuan    ilmu pengetahuan dan teknologi menyuguhkan kemudahan, kenikmatan dan kemewahan akan menggoda kepribadian   seseorang. Nilai kejujuran,   kesederhanaan, kesopanan,kepedulian sosial akan terkikis. Untuk itu sangat mutlak dibutuhkan dan mengembangkan    pendidikan  agam islam akibat    memperdulikan globalisasi membuat manusia melupakan hakikat pendidikan agama islam seakan-akan  mereka  berpatokan  pada  kemajuan  zaman  bisa  memekik manusia akan mengikuti trennya kehidupan dimasa sekarang. Oleh karena itu, sebagai pendidikan agama islam diterapkan agar kelak dewasa tidak menjadi manusia yang berkepribadian rendah, melakukankorupsi, kolusi dan  nepotisme,  melakukan  kejahatan  intelektual,  merusak  alam  untuk kepentingan pribadi, menyerang kelompok yang tidak sepaham.

Faktor yang menyebabkan adanya tantangan di atas dikarenakan longgarnya bimbingan    terhadap    agama dengan mengedepankan perkembangan globalisasi,lingkungan yang  buruk  dengan  kondisi  ini pendidikan  agama  islam  berperan  untuk  adanya  strategi  khusus  untuk mengupayakan pelaksanaan pendidikan  agama  islam  secara  efektif dan efisien.

Problematika PendidikanAgama Islam Di Era Globalisasi

Globalisasi memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan baik dari aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, agama dan pendidikan. Globalisasi   telah   mengubah   kehidupan   sehari-hari   dan   memberikan dampak  bagi  masyarakat  dari  segi  aspek  pendidikan,  globalisasi  telah berpengaruh terhadap pneyelenggaran pendidikan, baik terhadap tujuan, proses hubungan peserta didik dan pendidik, etika, metode maupun yang lainnya. Contoh pengaruh dari segi kurikulumnya, lebih mengarah pada bagaimana hal-hal yang materialistic itu dapat dicapai. Dalam hal ini lebih berfokus  pada   aspek  penguasaan   ilmu   (kognitif)  belaka   ketimbang bagaimana seorang siswa memiliki sikap yang sesuai dengan nilai-nilai islam.

Dijelaskan kebih rinci mengenai problematika pendidikan islam di
sekolah dalam menghadapi era globalisasi,yaitu:
A.  Dalam   bidang   teologi,ada   kecendrungan mengarah pada faham fatalistic.
B.  Dalam bidang akhlak, orientasinya masihpada aspek sopan santun dan belum dipahami sebagai keseluruhan kesatuan manusia beragama.
C.  Dalam bidang ibadah,  diajarkan sebagai kegiatan rutin  agama dan tidak ditekankan sebagai proses pembentukan kepribadian.
D.  Dalam bidang hukum fiqh  cenderung  dipelajari  sebagai  tata  aturan yang  tidak  akan  berubah  sepanjang  masa,  serta  kurang  memahami dinamika dan jiwa hukum islam.
E.  Agama   islam   diajarkan   cenderung   sebagai   dogma   yang  kurang mengembangkan rasionalitas dan kencintaan pada ilmu pengetahuan.
F.  Orientasi  membaca  al-qur'an  masih  cenderung  pada kemampuan membaca teks, belum mengarah pada pemahaman arti dan penggalian makna.

Dalam   menuju   era   globalisasi,   program   pendidikan   harus diperbaharui,   dibangun   kembali   atau   dimoernisasi   sehingga   dapat memenuhi  harapan  dan  fungsi  yang  dipikulkan  kepadanya.  Dengan dihadapi berbagai macam tantangan, pendidikan islam harus melakukan perenungan  dan  penelitian  kembali  apa  yang  harus  diperbuat  untuk mengatasi berbagai problematika tersebut,  seperti menggunakan model- model pendidikan agama islam seperti apa yang perlu ditawarkan di masa depan. Terdapat beberapa problematika pendidikan  agama islam  di  era globalisasi ini diantaranya adabeberapa faktor :

a.   Masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan islam adalah dikotomi dalam beberapa aspek yaitu antara ilmu agama dan ilmu umum, antara wahyu  dengan  akal  setara  antara  wahyu  dengan  alam.  Munculnya problem  dikotomi  dengan  segala  perdebatannya  telah  berlangsung sejak lama. Boleh dibilang gejala ini mulai tampak pada masa-masa pertengahan.   Menurut   rahman,   dalam   melukiskan   watak   ilmu
pengetahuan  islam  zaman  pertengahan  menyatakan  bahwa,  muncul persaingan  yang tak   berhenti antara hukum dan   teologi untuk mendapat julukan sebagai mahkota semua ilmu.
b.   Menurut syed alatas menyatakan bahwa, kemampuan untuk mengatasi berbagai permasalahan, mendefinisikan, menganalisis dan selanjutnya mencari jalan keluar/pemecahan masalah tersebut merupakan karakter dan  sesuatu yang    mendasar  kualitas sebagai    intelektual. Ia menambahkan,   ciri   terpenting   yang   membedakan   dengan   non- intelektual adalah tidak adanya kemampuan untuk berfikir dan tidak mampu untuk melihat konsekuensinya.
c.   Persoalan besar  lainnya  yang menjadi penghambat  kemajuan  dunia pendidikan   islam   ialah   rendahnya   semangat   untuk   melakukan penelitian/penyelidikan.

Pendidikan agama islam masih    dan akan terus sanggup menghadapi tantangan arus globalisasi yang terjadi sekarang ini, Karena pendidikan agama islam sendiri sangat berperan penting sebagai filter dan akan  terus  meningkatkan  mutu  dan  efisiensi  pendidikan.  Pendidikan agama  islam  harus  mampu  menguasai  ilmu-ilmu  yang  relevan  dengan perkembangan zaman, yang sejatinya dapat mengukuhkan keimanan dan memotivasi lembaga pendidikan islam untuk membekali peserta didiknya agar nantinyatidak terjerumus dalam arus globalisasi.

Penerapan PendidikanAgama Islam Di Sekolah

Strategi  penerapan  pembelajaran  pendidikan   agama   islam   di sekolah   dapat   dilihat   dari  tiga  tataran   implementasi,  yakni  konsep konseptual, konsep operasional dan konsep institusional. Dalam tataran konseptual,    integrasi    pendidikan   nilai    dapat    diwujudkan   melalui perumusan  visi,  misi,  tujuan  dan  program  sekolah.  Sedangkan  tataran operasional,  strategi  penyampaian  nilai-nilai  di  sekolah  menggunakan strategi eksplisit. Nilai-nilai yang terkandung dalam materi pembelajaran pendidikan  agama  islam  disampaikan  secara jelas,  tegas,  dan  tersurat. Dalam strategi ini, fasilitator kelas langsung meminta kepada siswa untuk membaca,   meniliti,   mengkaji,   nilai-nilai   yang   terintegrasi,   kemudian mendeskripsikan dan menyimpulkan nilai-nilai tersebut. Sementara itu, dalam tataran institusional, strategi pengintegrasian pendidikan nilai di sekolah adalah dengan cara pembentukan institution cultural yang mencerminkan paduan antara nilai dan pembelajaran. Proses pembelajan  pendidikan  agama  islam  yang  dilakukan  meliputi  tujuan, materi,   metode,   media   dan   sumber belajar.   Tujuan   pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah agar siswa mengetahui dan memahami nilai-nilai  islam sehingga  mereka  memiliki  akhlak  mulia.  Selain  itu, dengan belajar pendidikan agama islam mereka diharapkan dapat memiliki pengetahuan  dan pemahaman tentang  aqidah,  al-qur'an,  al-hadits,  fiqih dan sejarah yang bisamenjadi bekal dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Metode pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah-sekolah menggunakan metode ceramah bervariasi, Tanya jawab, diskusi, bermain peran,  penghargaan  dan  hukuman,  bercerita  penugasan  dan  metode observasi. Pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah-sekolah sudah sangat maju karena metode dan media yang digunakan sudah mengikuti perkembangan  zaman  seiring  berkembangnya  era  globalisasi,  seperti menggunakan internet dan teknologi untuk menunjang pembelajarannya. Tapi realita zaman sekarang pendidikan agama islam hanya sekedar mata
pelajaran biasa, para siswa mempelajari pendidikan agama islam.

Pendidikan moral adalah salah satu nilai yang sangat penting di dalam   pelajaran      pendidikan   agama   islam.   Rendahnya   antusiasme pendidikan    agama   islam    di   kalangan   murid-murid   menyebabkan kurangnya pendidikan moral karena pendidikan agama islam adalag unsur terpenting  dari  pendidikan  moral.  Maka  terciptalah  beberapa  perilaku
buruk  seperti:ketidakjujuran  dalam  ujian,  tidak  sopan,  berkata  kasar,berkelahi dan sebagainya. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pendidikan moral tidaklah sejalan semestinya.

Untuk  menghadapi  kondisi  demikian  diperlukan  adanya  strategi khusus untuk mengupayakan pelaksanaan pendidikan agama islam secara efektif. Oleh karena itu diperlukan rekontruksi dan refomasi pendidikan agama  islam  agar  bisa  menghadapi  tantangan  global  dengan  langkah-
langkah sebagai berikut:

a)  Melakukan telah kritis  dan menyeluruh terhadap  agama, baik  yang bentuknya  normatif maupun  historis.  Teks-teks  suci  yang  bersifat normatif perlu dipahami secara utuh, sehingga nilai-nilai dasar agama dapat  ditangkap  secara  keseluruhan.  Sedangkan  dalam  sisi  historis, pemahaman   umat   terhadap   agamanya   sepanjang   sejarah   perlu diperiksakembali.
b)  Perlu adanya perintegrasian pendidikan agama dengan ilmu-ilmu lain. Sehingga   tidak   menimbulkan   pandangan   yang   dikotomis   yang menyebabkan timbulnya perbedaan anggapan ada perbedaan nilai dan keutamaan   antara  pendidikan   agama   dengan   keilmuan   lainnnya. Sebagaimana  di  barat  yang  sekuler,  moralitas  dan  etika  diajarkan dalam setiap mata pelajaran, bukan hanya pada mata pelajaran agama saja.  Bahkan  ajaran-ajaran  agama  hanya  memuat  masalah-masalah spiritual individual yang bersifat teknis ritual. Seluruh mata pelajaran dan   akftivitas   sekolah   diarahkan   sebagai   sumber   moralitas   dan kebaikan bagi peserta didik.
c)  Perlu melakukan revolusi pembelajaran pendidikan agama dengan cara memperaktikkan nilai-nilai luhur agama yang penerapannya langsung dilaksanakan agar  bagi peserta  didik  terbiasa melakukannya setiap hari.
d)  Diperlukan sumber daya guru agama islam yang berkualitas. Pada saat ini ada kecendrungan untuk menunjuk guru sebagai salah satu faktor penyebab minimnya kualitas lulusan. Untuk meningkatkan motivasi dan etos  kerja   guru  maka   faktor  pemenuhan  kebutuhan   sangat berpengaruh. Untuk itu bagaimana mengarahkan kekuatan yang ada dalam diri guru untuk mau melakukan upaya ke arah tujuan yang telah ditetapkan  adanya  komponen  guru  yaitu, professional,  pedagogik,
kepribadian, sosial.

Antisipasi PendidikanAgama Islam Di TengahArus Globalisasi

Pendidikan agama islam memilikipeluang yang sangat besaruntuk menyebarkan  islam  lebih  luas  lagi  dalam  era  globalisasi.  Hal  ini  bisa dilihat dari berbagai fenomena dewasa ini mengemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan islam, yaitu sebagai berikut:

1.   Meningkatkan mutu pendidikan agama islam seperti metode dan materi  pembelajaran  agama  silam  ,sumber  daya  guru  agama, fasilitas  kegiatan  keagamaan,  instrument  penunjang  pendidikan agama islam (ekstrakulikulerkeagamaan, school culture).
2.   Langkah strategis pendidikan agama islam di era globalisasi yaitu:
1)  Penyempurnaan kurikulum pendidikan agama agar materi pelajarannya  mencapai  komposisi  yang  proporsional  dan fungsionaltetapitidakmembebani siswa.
2)  Memadukan materi agama dengan pendidikan budi pekerti misalnya PPKN atau pelajarang lainnya yang terkait hal ini juga dapat mengikis dikotomi ilmu.
3)  Menciptakan kondisi agamis di lingkungan sekolah.

Berdasarkan   hal   tersebut   globalisasi   dapat   menjadi   peluang sekaligus tantangan bagi pendidikan agama islam. Arus globalisasi bukan sebagai kawan ataupun lawan bagi pendidikan agama islam, melainkan sebagai dinamisator. Ketika pendidikan agama islam tidak mengikuti arus globalisasi, maka akan mengalami hambatan intelektual. Sebaliknya ketika
pendidikan agama islam mengikuti arus globalisasi tanpa berlandas pada keislaman  maka  akan  terlindas  dan  tidak  tahu  arah.  Oleh  karena  itu pendidikan   agama   islam   harus memposisikan   diri   di   tengah   arus globalisasi dalam arti yang sesuai dengan pedoman ajaran nilai-nilai islam agar dapat diadopsi dan dikembangkan pada kehidupan manusia.

Untuk   itu   dalam   menuju   era   globalisasi,   Indonesia   harus melakukan    reformasi    dalam    proses    pendidikan,    dengan    tekanan menciptakan  sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan  fleksibel, sehingga  para  lulusan  dapat  berfungsi  secara  efektif dalam  kehidupan masyarakat  global  demokratis.  Untuk  itu,  pendidikan  harus  dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi  yang  dimiliki  secara  alami  dan  kreatif  dalam  suasana  penuh kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab. Salah satu alternative yang dapat  dilakukan  adalah  mengembangkan  pendidikan  yang  berwawasan global. Pendidikan agama islam harus beriorientasikan untuk menciptakan "kesadaran kritis" masyarakat. Sehingga dengan kesadaran kritis ini akan mampu   menganalisis   hubungan   faktor-faktor   sosial   dan   kemudia mencarikan jalan  keluarnya.  Selain  itu juga  adanya  proses  humanisasi dalam     pendidikan     agama     islam     dimaksudkan     sebagai     upaya mengembangkan  manusia  sebagai  makhluk  hidup  yang  tumbuh  dan berkembang  dengan  segala  potensi  (fitrah)  yang  ada  padanya.  Dan pendidikan  agama  islam  harus  dikembalikan  kepada  fitrahnya  sebagai pembinaan akhlaq al-karimah, dengan tanpa mengesampingkan dimensi- dimensi   penting   lainnya   yang   harus   dikembangkan   dalam   institusi pendidikan,baik formal, informal, maupun non formal.

E.  Kesimpulan

Berdasarkan temuan  dan hasil pembahasan  tersebut maka  dapat ditarik  kesimpulan  hakikat  pendidikan  agama  islam  islam  diartikan sebagai pendidikan  yang  didasarkan pada  nilai-nilai  ajaran  islam  yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang hidup bahagia  di  dunia  maupun  di  akhirat  dengan  berdasarkan  ajaran  yang tercantum dalam al-qur'an dan al-hadits serta dalam pemikiran para ulama dan  dalam  praktik  sejarah  umat  islam.  Sedangkan  hakikat  globalisasi merupakan suatu proses dimana antar individu, antar kelompok dan antar Negara  saling  berinteraksi,  bergantung,  terkait  dan  memengaruhi  satu sama lain yangmelintasibatas Negara.

Problematika pendidikan agama islam yang terjadi di tengah arus globalisasi   ini   terdiri   dari   tiga   garis   besar,   yaitu   kemajuan   ilmu pengetahuan  dan  teknologi  yang  menyebabkan  generasi  muslim  harus memahami dan menguasai teknologi agar tidak tertingggal demokrasisasi dimana pendidikan agama islam yang tadinya bersifat sentralistik seragam dan  dependen  dirubah menjadi  lebih  otonom, beragam  dan independen serta pergeseran nilai dan moral budaya dibuktikan dengan budaya bayart yang  lebih unggul  daripada budaya  islam  sehingga banyak  yang  lebih tertarik pada budaya barat  dan  sedikit  demi  sedikit melupakan budaya
islam.

Penerapan pendidikan agama islam di  sekolah dapat dilihat dari tiga  tataran,  yakni  konsep  konseptual,  konsep  operasional,  dan  konsep institusional. Proses pembelajaran PAI yang  dilakukan meliputi tujuan, materi,   metode,   media   dan   sumber   belajar.   Tujuan   pembelajaran pendidikan  agama  islam  di  sekolah  adalah  agar  siswa mengetahui  dan
memahaminilai-nilai islam sehinggamerekamemiliki akhlakmulia.

Berdasarkan problematika yang ada, strategi yang perlu dilakukan pendidikan  agama  islam  untuk  mengantisipasi  dalam  menghadapi  era globalisasi,  yaitu  menyelesaikan persoalan  dikotomi,  dengan  menerima pendidikan  umum  (modern)  dan  mencoba  mengisinya  dengan  konsep- konsep  ajaran islam, revitalisasi tujuan  dan  fungsi  lembaga pendidikan islam  dan  reformasi  kurikulum  dan  materi  karena  materi  pendidikan
agama islam terlalu didominasimasalah-masalah yang bersifat normatif.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Khobir,2009.PendidikanAgama Islam Di Era Globalisasi.hal 4    Mawardi Pewangi.Tantangan Pendidikan Islam Di Era Globalisas.hal 8
Nasiri. UrgensiPendidikanAgama IslamDalamEra Globalisasi. Hal 3
Nur  Hidayat,2015.  Peran  Dan  Tantangan  Pendidikan  Agama  Islam  Di  Era Global.hal 9
Pandu Hyangsewu,2019. Tantangan Dan Antisipasi Pendidikan Agama Islam Di TengahArus Globalisasi.hal 4-6

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun