Mohon tunggu...
Rima Evi Yanti
Rima Evi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

Menulis &Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan dan Antisipasi Pendidikan Agama Islam di Tengah Arus Globalisasi

16 Desember 2022   03:10 Diperbarui: 16 Desember 2022   03:19 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Untuk  menghadapi  kondisi  demikian  diperlukan  adanya  strategi khusus untuk mengupayakan pelaksanaan pendidikan agama islam secara efektif. Oleh karena itu diperlukan rekontruksi dan refomasi pendidikan agama  islam  agar  bisa  menghadapi  tantangan  global  dengan  langkah-
langkah sebagai berikut:

a)  Melakukan telah kritis  dan menyeluruh terhadap  agama, baik  yang bentuknya  normatif maupun  historis.  Teks-teks  suci  yang  bersifat normatif perlu dipahami secara utuh, sehingga nilai-nilai dasar agama dapat  ditangkap  secara  keseluruhan.  Sedangkan  dalam  sisi  historis, pemahaman   umat   terhadap   agamanya   sepanjang   sejarah   perlu diperiksakembali.
b)  Perlu adanya perintegrasian pendidikan agama dengan ilmu-ilmu lain. Sehingga   tidak   menimbulkan   pandangan   yang   dikotomis   yang menyebabkan timbulnya perbedaan anggapan ada perbedaan nilai dan keutamaan   antara  pendidikan   agama   dengan   keilmuan   lainnnya. Sebagaimana  di  barat  yang  sekuler,  moralitas  dan  etika  diajarkan dalam setiap mata pelajaran, bukan hanya pada mata pelajaran agama saja.  Bahkan  ajaran-ajaran  agama  hanya  memuat  masalah-masalah spiritual individual yang bersifat teknis ritual. Seluruh mata pelajaran dan   akftivitas   sekolah   diarahkan   sebagai   sumber   moralitas   dan kebaikan bagi peserta didik.
c)  Perlu melakukan revolusi pembelajaran pendidikan agama dengan cara memperaktikkan nilai-nilai luhur agama yang penerapannya langsung dilaksanakan agar  bagi peserta  didik  terbiasa melakukannya setiap hari.
d)  Diperlukan sumber daya guru agama islam yang berkualitas. Pada saat ini ada kecendrungan untuk menunjuk guru sebagai salah satu faktor penyebab minimnya kualitas lulusan. Untuk meningkatkan motivasi dan etos  kerja   guru  maka   faktor  pemenuhan  kebutuhan   sangat berpengaruh. Untuk itu bagaimana mengarahkan kekuatan yang ada dalam diri guru untuk mau melakukan upaya ke arah tujuan yang telah ditetapkan  adanya  komponen  guru  yaitu, professional,  pedagogik,
kepribadian, sosial.

Antisipasi PendidikanAgama Islam Di TengahArus Globalisasi

Pendidikan agama islam memilikipeluang yang sangat besaruntuk menyebarkan  islam  lebih  luas  lagi  dalam  era  globalisasi.  Hal  ini  bisa dilihat dari berbagai fenomena dewasa ini mengemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan islam, yaitu sebagai berikut:

1.   Meningkatkan mutu pendidikan agama islam seperti metode dan materi  pembelajaran  agama  silam  ,sumber  daya  guru  agama, fasilitas  kegiatan  keagamaan,  instrument  penunjang  pendidikan agama islam (ekstrakulikulerkeagamaan, school culture).
2.   Langkah strategis pendidikan agama islam di era globalisasi yaitu:
1)  Penyempurnaan kurikulum pendidikan agama agar materi pelajarannya  mencapai  komposisi  yang  proporsional  dan fungsionaltetapitidakmembebani siswa.
2)  Memadukan materi agama dengan pendidikan budi pekerti misalnya PPKN atau pelajarang lainnya yang terkait hal ini juga dapat mengikis dikotomi ilmu.
3)  Menciptakan kondisi agamis di lingkungan sekolah.

Berdasarkan   hal   tersebut   globalisasi   dapat   menjadi   peluang sekaligus tantangan bagi pendidikan agama islam. Arus globalisasi bukan sebagai kawan ataupun lawan bagi pendidikan agama islam, melainkan sebagai dinamisator. Ketika pendidikan agama islam tidak mengikuti arus globalisasi, maka akan mengalami hambatan intelektual. Sebaliknya ketika
pendidikan agama islam mengikuti arus globalisasi tanpa berlandas pada keislaman  maka  akan  terlindas  dan  tidak  tahu  arah.  Oleh  karena  itu pendidikan   agama   islam   harus memposisikan   diri   di   tengah   arus globalisasi dalam arti yang sesuai dengan pedoman ajaran nilai-nilai islam agar dapat diadopsi dan dikembangkan pada kehidupan manusia.

Untuk   itu   dalam   menuju   era   globalisasi,   Indonesia   harus melakukan    reformasi    dalam    proses    pendidikan,    dengan    tekanan menciptakan  sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan  fleksibel, sehingga  para  lulusan  dapat  berfungsi  secara  efektif dalam  kehidupan masyarakat  global  demokratis.  Untuk  itu,  pendidikan  harus  dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi  yang  dimiliki  secara  alami  dan  kreatif  dalam  suasana  penuh kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab. Salah satu alternative yang dapat  dilakukan  adalah  mengembangkan  pendidikan  yang  berwawasan global. Pendidikan agama islam harus beriorientasikan untuk menciptakan "kesadaran kritis" masyarakat. Sehingga dengan kesadaran kritis ini akan mampu   menganalisis   hubungan   faktor-faktor   sosial   dan   kemudia mencarikan jalan  keluarnya.  Selain  itu juga  adanya  proses  humanisasi dalam     pendidikan     agama     islam     dimaksudkan     sebagai     upaya mengembangkan  manusia  sebagai  makhluk  hidup  yang  tumbuh  dan berkembang  dengan  segala  potensi  (fitrah)  yang  ada  padanya.  Dan pendidikan  agama  islam  harus  dikembalikan  kepada  fitrahnya  sebagai pembinaan akhlaq al-karimah, dengan tanpa mengesampingkan dimensi- dimensi   penting   lainnya   yang   harus   dikembangkan   dalam   institusi pendidikan,baik formal, informal, maupun non formal.

E.  Kesimpulan

Berdasarkan temuan  dan hasil pembahasan  tersebut maka  dapat ditarik  kesimpulan  hakikat  pendidikan  agama  islam  islam  diartikan sebagai pendidikan  yang  didasarkan pada  nilai-nilai  ajaran  islam  yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang hidup bahagia  di  dunia  maupun  di  akhirat  dengan  berdasarkan  ajaran  yang tercantum dalam al-qur'an dan al-hadits serta dalam pemikiran para ulama dan  dalam  praktik  sejarah  umat  islam.  Sedangkan  hakikat  globalisasi merupakan suatu proses dimana antar individu, antar kelompok dan antar Negara  saling  berinteraksi,  bergantung,  terkait  dan  memengaruhi  satu sama lain yangmelintasibatas Negara.

Problematika pendidikan agama islam yang terjadi di tengah arus globalisasi   ini   terdiri   dari   tiga   garis   besar,   yaitu   kemajuan   ilmu pengetahuan  dan  teknologi  yang  menyebabkan  generasi  muslim  harus memahami dan menguasai teknologi agar tidak tertingggal demokrasisasi dimana pendidikan agama islam yang tadinya bersifat sentralistik seragam dan  dependen  dirubah menjadi  lebih  otonom, beragam  dan independen serta pergeseran nilai dan moral budaya dibuktikan dengan budaya bayart yang  lebih unggul  daripada budaya  islam  sehingga banyak  yang  lebih tertarik pada budaya barat  dan  sedikit  demi  sedikit melupakan budaya
islam.

Penerapan pendidikan agama islam di  sekolah dapat dilihat dari tiga  tataran,  yakni  konsep  konseptual,  konsep  operasional,  dan  konsep institusional. Proses pembelajaran PAI yang  dilakukan meliputi tujuan, materi,   metode,   media   dan   sumber   belajar.   Tujuan   pembelajaran pendidikan  agama  islam  di  sekolah  adalah  agar  siswa mengetahui  dan
memahaminilai-nilai islam sehinggamerekamemiliki akhlakmulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun