Globallisasi pada saat ini sangat tidak bisa dihindarkan oleh setiap masyarakat, khususnya pada masyarakat di Indonesia. Masyarakat seringkali lupa bahwa nilai-nilai Pancasila harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di era globalisasi saat ini. Maka dari itu diperlukan penumbuhan kembali terhadap nilai Pancasila bagi generasi muda. Memberikan pengajakan saja tidak cukup untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Jadi kita sebagai generasi muda yang sadar akan pentingnya penerapan nilai-nilai ini harus mengingatkan kepada masyarakat tentang hal ini.
Disini saya akan menjelaskan dan juga memberikan pendapat saya tentang beberapa bentuk nilai Pancasila dan juga tantangan yang dihadapi. Nah sebelum saya menjelaskan lebih jauh tentang penjelasan yang akan saya sampaikan pada ulasan ini. Disini saya ingin memberitahu kepada pembaca yang membaca tulisan ini. Didalam tulisan ini kita berfokus pada nilai-nilai Pancasila di era globalisasi ini. Jadi, saya akan menjelaskan sesuai dengan kelima sila Pancasila yang ada.
Yang pertama yaitu sila ketuhanan yang maha esa
Di era globalisasi, Indonesia dihadapkan pada kebaragama agama dan budaya yang ada. Implementasi pada sila pertama ini dapat dilakukan dengan menghormati kebebasan beragama dan salah satunya yaitu membangun masyarakat yang hidup berdampingan dalam kedamaian meskipun memiliki latae belakang agama yang berbeda. Indonesia sebagai salah satu negara dengan penganut agama terbanyak di dunia. Yakni terdapat agama islam, hindu, budha, konghucu, Kristen(katolik dan protestan). Dengan adanya perbedaan agama ini dibutuhkan toleransi yang besar. Maka dari itu, nilai-nilai dari implementasi Pancasila ini harus diterapkan. Kabupaten minahasa merupakan salah satu daerah yang dikenal sebagai wisata toleransi beragama. Mengapa?
Di kabupaten minahasa tepatnya di provinsi Sumatera utara terdapat sebuah bukit yang merupakan ikon dari kabupaten minahasa sebagai daerah yang memiliki toleransi agama yang tinggi. Tepatnya bukit kasih kanonang yang terletak di desa kanonang kabupaten minahasa bukit kannang adaah simbol toleransi dan kerukunan umat beragama di Sulawesi utara. Bukit kanonang adalah symbol toleransi dan kerukunan umat beragama di Sulawesi utara. Di atas bukit terdapat lima tempat ibadah yaitu gereja katolik, vihara, masjid, gereja protestan, dan kuil hindu yang berdampingan. Selain itu, bukit kanonang juga disebut sebagai bukit kasih. Karena disini, semua agama dapat berkumpul dan berdo'a sesuai dengan kepercayaan masing-masing dan juga untuk menumbuhkan rasa keharmonisan antar umat beragama
Dari contoh diatas kita bisa melihat bahwa Indonesia sudah bisa menerapkan nilai Pancasila pada sila pertama. Tapi di era globalisasi saat ini terdapat banyak sekali tantangan dalam implementasi Pancasila di sila pertama ini. Salah satunya yaitu adanya sikap intoleransi dan radikalisme. Sikap ini sangat bertentangan dengan nilai Pancasila pada sila pertama ini. Biasanya sikap ini muncul pada kelompok-kelompok yang menganut ideologi anti-pancasila. Disini saya akan sedikit membahas tentang kelompok yang menganut ideologi anti Pancasila. Sekarang tidak sedikit orang-orang yang terjerumus mengikuti kelompok-kelompok yang menentang ideologi Pancasila. Orang-orang tersebut merupakan oorang yang tidak memiliki sikap nasionalisme terhadap Pancasila. Salah satu contohnya yaitu NII(negara islam Indonesia. Mereka merupakan salah satu kelompok yang menentang ideologi Pancasila. Kelompok ini merupakan salah satu ancaman besar bagi negara ke depaannya. Karena kelompok ini terus bergerak menyusun rencana untuk menimbulkan kekacauan di tengah masyarakat sebagai strategi untuk menjaring simpati dan dukungan dari masyarakat. Karena dianggap menjadi ancaman bagi negara Indonesia. Maka dari itu, perlu melakukan penanggulangan salah satunya dengan memperkuat daya tangkal masyarakat dari ideologi maupun propaganda kelompok radikal, baik oleh tokoh pemerintah, tokoh agama, maupun masyarakat. Apalagi kepada masyarakat kurang paham dan kurang mengerti tentang pentingnya ideologi Pancasila mungkin akan terjerumus kedalam kedalam hal-hal negative yang mencoreng nilai-nilai agama.
Yang kedua sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Pada sila kedua ini kita akan membahas tentang perlindungan HAM(hak asasi manusia). Seiring dengan berjalannya waktu perlindungan HAM menjadi semakin kompleks. Kompleks disini yaitu mengacu pada kenyataan bahwa seiring berjalannya waktu, tantangan dalam melindungi HAM semakin beragam dan rumit. Meskipun, terdapat kemajuan dalam penegakan HAM di Indonesia, tantangan tersebut muncul seiring dengan perkembangan globalisasi/perkembangan zaman. Hal ini deisebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan, yaitu:
- Perubahan social dan teknologi
- Globalisasi
- Saling bertentangan antara negara dan individu
- Konflik politik dan social
- Isu-isu baru dalam HAM
Dari beberapa faktor diatas ini diperlukan cara untuk menghadapi tantangan-tantangan yang kompleks tersebut. Salah satunya yaitu dengan memberikan edukasi kepada masyarakat. Penting untuk meningkatkan kesadaran public tentang hak-hak dasar manusia, baik melalui kurikulum formal maupun kampanye informal di media. Pemahaman yang lebih baik tentang HAM dapat mengurangi pelanggaran dan mempromosikan budaya terhadap hak-hak individu.
Yang ketiga sila persatuan Indonesia
Ditengah globalisasi yang membawa berbagai pengaruh budaya asing, Pancasila menjadi landasan untuk memperkuat rasa nasionalisme dan kebanggaan terhadap budaya Indonesia. Penggunaan teknologi dan media sosial dapat digunakan untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia secara lebih luas dan mendunia. Sekarang ini banyak sekali yang menyalahgunakan sosial media. Sebenarnya, jika kita menggunakan sosial media dengan baik kita akan mendapatkan berbagai manfaat positif, baik secara pribadi maupun sosial. Mulai dari konektivitivitas global, Pendidikan, kesempatan berbisnis, hingga mendukung perubahan sosial. Kunci utamanya yaitu kita harus menggunakan media sosial dengan bertanggung jawab. Kita juga harus menghindari penyalahgunaan seperti menyebarkan informasi palsu, hoaks, atau ucapan-ucapan yang tidak pantas. hal itu merupakan beberapa dari tantangan penggunaan media sosial. Jadi, kita harus menggunakannya dengan bijak!
Yang keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Dalam era globalisasi yang serba cepat ini, penting untuk mengimplementasikan prinsip demokrasi dengan memanfaatkan platform digital. Salah satunya yaitu dengan cara memberikan ruang bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan melalui forum online, seperti e-voting atau diskusi public yang berbasis internet. Pemanfaatan platform digital seperti e-voting dan forum diskusi public berbasis internet dapat memperkuat implementasi prinsip demokrasi, memperluas partisipasi masyarakat, dan meningkatkan transparasi dalam pengambilan keputusan. Hal ini mungkin masih jarang digunakan oleh sebagian masyarakat entah dalam pemilu atau pemilihan-pemilihan yang lain. Dengan menggunakan e-voting ini mungkin bisa mempermudah bagi kita semua baik panitia maupun yang lainnya. Tapi, tidak jarang juga yang menggunakan e-voting ini juga terdapat kecurangan.
Yang kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Di era globalisasi, ketimpangan sosial dan ekonomi semakin menjadi tantangan. Implementasi sila kelima dapat diwujudkan dengan memastikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, misalnya melalui kebijakan yang meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi yang adil. Memanfaatkan potensi ekonomi digital untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru yang dapat mengurangi kesenjangan ekonomi. Contohnya dengan memberikan pelatihan keterampilan digital kepada masyarakat, khususnya di daerah yang terpencil atau kurang berkembang, agar mereka bisa bersaing dalam pasar global. Tapi seringkali di desa-desa atau daerah terpencil juga terdapat beberapa kendala seperti tidak adanya jaringan internet. Hal itu menyebabkan mereka tidak bisa menyaingi pasar-pasar global. Dan hal ini juga merupakan tanggung jawab pemerintah untuk memperluas jaringan internet di daerah-daerah yang sulit jaringan internet. Dan didaerah yang minim dunia Pendidikan.
Kesimpulannya yaitu Implementasi Pancasila dalam era globalisasi tidak hanya sekedar menjaga tradisi dan budaya bangsa, tetapi juga mengadaptasi nilai-nilai Pancasila dengan perkembangan zaman. Hal ini dapat dilakukan dengan tetap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial, sembari memanfaatkan teknologi dan informasi untuk kemajuan bangsa. Pancasila tetap relevan sebagai pedoman dalam menghadapi tantangan globalisasi dengan membawa Indonesia menuju kemajuan yang adil dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H