Karena tak jarang ada saja orang yang mencari alasan untuk melakukan "cancel" terhadap seseorang dengan mengorek borok-borok masa lalunya, melalui jejak digital beberapa tahun lalu berupa foto, video, atau caption.Â
Pentingnya menjaga kredibilitas, sopan santun dalam berperilaku dan bijak dalam bermedia sosial
Menjaga kredibilitas dan kepercayaan publik merupakan harga mati bagi pelaku usaha ataupun public figure. Karena apabila masyarakat sudah memberi label "You are Cancel", maka dapat terjadi pembunuhan karakter dan karir atau usahanya bisa tamat.Â
Cancel culture juga dapat berbahaya jika digunakan untuk menjatuhkan seseorang dengan dasar like dan dislike.
Jika sasarannya pelaku kejahatan, maka dapat menjadi ajang perubahan. Namun jika sasarannya orang tertentu berlandaskan ketidaksukaan secara personal, maka dikhawatirkan dapat memicu perpecahan.Â
Dalam bersikap dianjurkan untuk selalu menjaga kesopanan dan kesantunan, baik dalam menulis komentar di media sosial maupun berbicara dan berperilaku kepada orang lain.Â
Selain itu harus bijak dalam membaca berita dengan memastikan kebenaran berita tersebut, bijak dalam menanggapi berita yang ramai diperbincangkan di masyarakat, berpikir matang dalam memberikan komentar dan lain-lain.Â
Kesimpulannya ialah cancel culture di satu sisi bisa saja bermanfaat, namun di sisi lain bisa juga menjadi tidak bermanfaat.Â
Cancel culture diibaratkan pedang bermata dua dapat berfungsi sebagai keadilan sosial sekaligus senjata intimidasi massal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H