Mohon tunggu...
Riky Rinovsky
Riky Rinovsky Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cinta Damai

Anak Negeri Ujung Utara Indonesia https://gurindam.id

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perampok Napoleon "Bertanggan Besi" Menjarah kekayaan laut Indonesia

2 Desember 2014   07:04 Diperbarui: 20 November 2019   02:10 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  "Yang perlu adalah pengaturan dan pengawasan agar tidak terjadi kelangkaan ikan napoleon," kata dia.

Hal yang sama juga di rasakan Warga kabupaten Natuna terutama para nelayan budidaya ikan napoleon, kini khawatir tidak bisa menjual ikannya.

Menyusul dikeluarkannya moratorium izin kapal tangkap dan kapal angkut ikan hidup bebendera asing memasuki perairan Indonesia.

Hal ini sontak bakal menimbulkan kerugian besar bagi mereka. Sampai saat ini mereka tidak menemukan solusi lain agar ikan yang bernilai tinggi itu bisa diangkut ke negara-negara pengimport ikan yang diyakini mengandung khasiat hoki itu. 

Eko Sedanau  yang juga seorang pembudidaya ikan mahal itu mengaku kaget alang kepalang dengan adanya moratorium itu.

Ia tidak tahu meski berbuat apa agar mereka dapat menjual ikannya itu. Namun kebetulan saja, dalam rentang waktu yang tidak lama setelah moratorium itu dikeluarkan pemerintah, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudji Astuti datang mengunjungi Natuna. 

Kedatangannya itu juga sempat membuka sesi dialog dengan warga nelayan setempat. Eko Sedanau menghimpun kesempatan bertanya diberikan bupati natuna Ilyas sabli.

Dalam dialog dengan Menteri Susi, ia mengemukakan segala keluh kesahnya beserta warga nelayan lainnya mengenai nasib ikannya yang terancam tak terjual gara-gara moratorium izin angkut ikan hudup bagi kapal  asing yang dikelurkan Mentri Susi.

 "Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada Bu Menteri, kami benar-benar dirugikan oleh moratorium yang dikelurkan Bu Menteri jika tidak ada solusi lain bagi kami. Karenanya pada kesempatan ini kami mohon solusi dari Bu Menteri," kata Eko Sedanau kepada Menteri Susi dalam dialog terbuka yang digelar di Sisi Basisir, Ranai, belum lama ini.


Terkait hal itu, Menteri Susi Enteng saja menanggapinya, Ia menyarankan kepada warga pembudidaya agar tetap tenang, karena solusi untuk mengatasi kondisi tersebut sangat gampang. 

Menurut dia, kapal yang bisa mengangkut hasil budidaya merek ke negeri tujuannya sangat banyak di Indonesia. Merek tinggal pergunakan saja kapal-kapal tersebut. 

"Mengenai kekhawatiran bapak-bapak saya maklumi, cuma saya minta bapak-bapak jangan terlalu khawatir dan saya harap bapak tenang aja, kita tinggal cari kapal saja, orang kita di Indonesia banyak yang punya kapal seperti itu, jangan khawatir, gampang itu, Insya Allah ikan bapak-bapak bakal terjual, harap tenang ya," pungkasnya seraya di sambut tepuk tangan yang sangat meriah oleh hadirin.


Zonasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil adanya kepastian hukum wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil mana zona laut yang dilindungi termasuk dalam zona pemanfaatan.

Zona laut yang dilindungi seperti terumbu karang dan rumah ikan (ekosistem) dan ikan napoleon dan penyu (biota laut).

silahkan baca Berita terkait maling Ikan Laut Di laut China Selatan.

http://regional.kompasiana.com/2011/07/19/perbatasan-ekspor-ikan-hidup-ke-hongkong-382122.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun