5 sekawan ini lari menjauhi panggung. Namun hanya Taryem yang berdiam memperhatikan dari kejauhan panggung dan barang-barang Cah Dermayu dirusak oleh kawanan monyet. Di tengah kesedihan Taryem, dia dikejutkan dengan seorang pria paruh baya yang menepuk pundaknya sambil berkata, “Bli usah kwatir, nang. Ana reang”. Dalam bahasa setempat berarti, “Tidak usah khawatir, nak. Ada saya”. Ternyata teman-teman Taryem berlari untuk mencari bantuan sesepuh desa Bulak. Pak Dasem merupakan sesepuh desa Bulak. Pak Dasem datang tidak dengan tangan kosong Terlihat dia membawa sebuah bakhoor dengan kemenyan yang menyala di dalamnya.
Tanpa berlama-lama, Pak Dasem langsung menuju ke tengah panggung. Tepat di mana ada seekor monyet bertubuh sangat besar dan merupakan monyet yang paling besar di antara kawanan monyet lainnya. Anehnya, monyet-monyet lainnya seolah-olah langsung terdiam dan memberi jalan untuk Pak Dasem ini menuju ke tengah panggung. Di tengah panggung, Pak Dasem melafalkan sebuah jampi-jampi. Sambil membaca jampi-jampi tersebut, banyak monyet yang mencoba mencakar Pak Dasem. Namun ajaibnya cakar mereka tidak mampu meraih Pak Dasem yang sedang duduk bersimpuh melafalkan jampi-jampi.
“Cepatlah pergiiii”, gumam Taryem berharap kawanan monyet itu segera pergi. Pak Dasem melafalkan mantra sekitar 5 menit. Namun berbeda dengan Taryam. 5 menit tersebut terasa 5 jam bagi Taryem. Akhirnya setelah 5 menit berlalu. Kawanan monyet tersebut pergi dan kembali ke hutan tempat mereka berdiam.
“Kedatangan pertunjukan Berokan kalian telah mengusik ketenangan di kediaman mereka. Mereka pun meminta agar pertunjukan seperti itu tidak diadakan lagi di tempat itu.” ujar Pak Dasem.
“Baik, pak.” ujar Taryem, Tarjo, Dasem, Cartem, dan Betik berbarengan.
Mimpi
Kejadian buruk tersebut, tidak menyurutkan mimpi Taryem dan teman-temannya. Mereka mulai menyisihkan tabungan mereka lagi dan mulai melakukan pentas seni Berokan. Namun, kali ini Taryem, Tarjo, Dasem, Cartem, dan Betik belajar dari kesalahan. Mereka membawa personil tambahan, Kastem, sebagai orang pintar. Biasanya sebelum diadakan pentas, Kastem akan terlebih dahulu menyisir, membersihkan, dan memberikan perlindungan supranatural agar pentas Berokan dapat berjalan dengan aman dan lancer tanpa gangguan apapun. Sepanjang acara pentas pun, Kastem membakar kemenyan. Namun, aroma dari kemenyan ini menimbulkan nuansa magis yang justru membuat banyak orang penasaran untuk menyaksikan pertunjukan Berokan Cah Dermayu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H