Cah Dermayu
Tak terasa satu tahun berlalu dengan cepat. Tabungan dari 5 sekawan Taryem, Tarjo, Dasem, Cartem, dan Betik terkumpul sebanyak 35 juta. Mereka merasa dengan uang segitu sudah cukup untuk memulai pertunjukan pentas seni kecil-kecilan. Uang tersebut nantinya akan digunakan untuk membeli keperluan pentas seperti pakaian, topeng, dan beberapa alat musik. Setelah membeli semua keperluan untuk pentas, mereka bingung dengan nama grup Berokan mereka. Dikarenakan mereka semua asli berasal dari Indramayu, tercetuslah ide untuk menamai grup Berokan mereka Cah Dermayu yang berarti Bocah Indramayu atau Anak Indramayu.
Persiapan Pertunjukan
Taryem dengan semangatnya yang membara, mulai merencanakan pertunjukan perdana Cah Dermayu. Dia dan teman-temannya meyakini kalau pertunjukan mereka akan menjadi sebuah pertunjukan yang sukses meskipun kelima sekawan ini belum pernah sama sekali berdiri di atas panggung. Keyakinan ini tentu saja bukan serta merta muncul secara tiba-tiba. Keyakinan dalam hati ini bisa timbul dikarenakan lima sekawan ini dengan rutin dan tekun berlatih memerankan bagiannya masing-masing. Ada yang bermain alat musik seperti gendang, keneng, dan krecek. Taryem lebih memilih untuk berperan sebagai Berokan ditemani bersama temannya, Tarjo.
Pertunjukan Perdana
Kala itu, malam tanggal 7 Oktober 2001 di Indramayu tepatnya di desa Bulak, mereka merencanakan untuk pentas pertama kalinya sekaligus untuk memperingati hari ulang tahun Indramayu. Desa Bulak, Kecamatan Jatibarang, Indramayu sendiri dipilih karena desa tersebut menyimpan kisah mistis dan memiliki daya tarik magisnya tersendiri. Kisah mistis yang terkenal adalah tentang 41 monyet kutukan. Di mana kera-kera yang berada di desa ini tidak pernah berkurang ataupun bertambah sejak tahun 1800-an.
Pada malam pertunjukan perdana, penduduk desa berkumpul di lapangan terbuka. Taryem dan kawan-kawannya tampil dengan semangat tinggi. Namun, saat pertunjukan berlangsung, atmosfer menjadi tegang. Ada sesuatu yang aneh terasa di udara, dan sebagian orang mulai merasa tidak nyaman.
Kejadian Misterius
Selama pertunjukan berlangsung, hal-hal aneh terjadi. Cahaya redup, suara-suara aneh, dan mulai bermunculan beberapa ekor monyet. Kemunculan monyet ini dirasa sangat aneh. Pasalnya, antara panggung dan hutan tempat di mana monyet-monyet berhuni tersebut, cukup jauh dan dirasa tidak akan mungkin ada monyet yang menghampiri pertunjukan Berokan Cah Dermayu tersebut. Kejadian tak terduga ini membuat penduduk desa menjadi cemas dan mulai berpikir bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan pertunjukan Berokan ini. Taryem dan teman-temannya tentu terkejut merasa takut kalau-kalau monyet-monyet itu merusak properti milik mereka.
“AAAAAAAAAA”, teriak salah satu warga yang ditarik rambutnya oleh salah seekor monyet. Benar saja. Ketakutan 5 sekawan ini menjadi kenyataan. Monyet-monyet langsung naik ke atas panggung. Membanting beberapa alat musik dan bahkan merobek pakaian panggung milik Taryem. Tentu saja penduduk yang menyaksikan hal tersebut langsung lari tunggang langgang meninggalkan area pentas seni. Mereka takut menjadi sasaran keganasan monyet-monyet yang semakin bertambah jumlahnya.
Pak Dasem