Singkat kata, berfikir filsafati dalam pemikiran TKB adalah upaya mendekati dan memahami fikiran Tuhan  dengan mendayagunakan proses penalaran kita yakni menggunakan akal budi/akal pengetahuan, karsa dan rasa  dalam melihat dan memahami peristiwa peristiwa yang ditangkap secara inderawi atau fisikal.
SAIN/ILMIAH
Marilah kita 'membedah' fenomena pengobatan alternatif ini dengan menganalisisnya melalui  pemikiran filosofis TKB yang telah diuraikan di atas.
Sebagai dasar pijakan analisis, terlebih dahulu kita akan mengupas seperti apa  pengetahuan sain dan pengetahuan filsafat itu dengan merujuk kepada Prof. Dr. Ahmad Tafsir di dalam bukunya Filsafat Ilmu, Mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Pengetahuan ( 2018).
Apa yang dimaksud dengan Pengetahuan Sain ( Scientific Knowledge ) atau Pengetahuan Ilmiah itu?. Pengetahuan Sain adalah pengetahuan rasional  yang  didukung oleh bukti bukti empiris.
Secara singkat, formula pengetahuan sain ialah buktikan bahwa itu logis ( dalam pengertian rasional ) dan tunjukkan bukti bukti empirisnya. Immanuel Kant mengatakan bahwa rasional itu berarti masuk akal, namun hanya sebatas hukum alam (hukum sebab akibat/hukum kausalitas) saja. Sementara, bukti bukti empiris adalah bukti bukti yang bisa ditangkap dengan indra manusia.
Contoh sederhananya begini.
Seseorang ingin tahu apa yang akan ia dapatkan jika bibit jeruk ditanam. Ia menanam bibit jeruk di tanah, menyiramnya dengan air, memberinya pupuk dan merawatnya bertahun tahun. Ternyata, bibit jeruk itu  mengalami proses pertumbuhan menjadi tanaman jeruk dan kemudian menghasilkan buah jeruk. Ia kini memiliki pengetahuan bahwa bibit jeruk akan menghasilkan buah jeruk. Prosesnya logis atau masuk akal, bukti buktinyapun bisa ditangkap secara indrawi. Inilah pengetahuan sain. Tentunya, pengetahuan sains tidak sesederhana itu.
Objek pengamatan/penelitian dari pengetahuan sain ini hanyalah sebatas objek objek empiris yakni objek objek yang bisa ditangkap oleh indera kita sebab ia harus menghasilkan bukti bukti empiris juga. Singkat kata, pengetahuan sain dinilai benar asal rasional dan empiris. Prof Ahmad menulis, '...walaupun pengetahuan sain ini  tingkatnya rendah dalam struktur pengetahuan, namun ia berguna bagi manusia' (Filsafat Ilmu, halaman 7)
Lalu, bagaimana dengan pengetahuan filsafat ?