Apa ciri khusus dari Model Hubungan Dokter Pasien yang Berkeadilan Bermartabat ini  yang membedakannya dengan 3 model lainnya.?.
Salah satu ciri khusus dari Model Hubungan Keadilan Bermartabat adalah komunikasi yang welas asih.
Kata Welas Asih sendiri berasal dari bahasa Jawa. Welas berarti belas kasihan atau simpati dan empati, sementara Asih berarti kasih sayang atau cinta. Jadi, secara harfiah, Welas Asih dapat diartikan sebagai perasaan belas kasihan, simpati dan empati yang penuh kasih sayang dan cinta.
Dalam konteks budaya Jawa, istilah ini merujuk kepada nilai nilai kelembutan, kasih sayang dan perasaan yang mendalam terhadap sesama manusia. Welas asih adalah konsep penting dalam kehidupan sehari hari dan seringkali diaplikasikan dalam interaksi sosial dan komunikasi antar manusia.
Dengan kata lain, hubungan dokter-pasien berkeadilan bermartabat seyogyanya terwujud dalam bentuk komunikasi yang welas asih yang memanusiakan manusia atau -- dalam bahasa Prof Teguh -- nge wong ke wong, dengan tujuan utama ialah upaya penyembuhan oleh dokter terhadap penyakit yang diderita oleh pasiennya.Â
Pertanyaan kita adalah apakah komunikasi dokter-pasien yang berkarakter welas asih ini memiliki pengaruh terhadap kesembuhan penyakit pasien ?.
Sekaligus menjawab pertanyaan di awal tulisan ini, saya akan memaparkan beberapa penelitian ilmiah  yang menunjukkan adanya korelasi antara komunikasi yang welas asih dalam hubungan dokter-pasien terhadap kesembuhan penyakit.
PERSPEKTIF SAINS
Beberapa penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh dalam komunikasi antara dokter-pasien terhadap peningkatan status kesehatan ataupun kesembuhan penyakit pasien, diantaranya sebagai berikut :
- J R Coll Gen Pract (1979) dalam laporannya menulis bahwa berbagai penelitian yang telah dilakukan telah mengindikasikan adanya  banyak aspek dalam hubungan dokter-pasien yang memberikan kontribusi penting terhadap kepatuhan, kepuasan, dan pemulihan dari penyakit (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2159129/pdf/jroyalcgprac00122-0015.pdf)
- S H Kaplan , S Greenfield, J E Ware Jr (1989) melakukan penelitian terhadap hubungan antara kualitas interaksi antara dokter dan pasien dengan tingkat kesembuhan pada pasien pasien pasien yang menderita penyakit kronis.
Mereka menyimpulkan bahwa hubungan dokter-pasien amat berpengaruh  pada penyembuhan pasien. Mereka mewanti wanti bahwa hal ini harus diperhatikan dengan sungguh sungguh mengingat berbagai perubahan saat ini dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mengancam hubungan ini.  (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2646486/) - M A Stewart (1995) melakukan tinjauan ( review )  terhadap 21 penelitian dan menyimpulkan bahwa sebagian besar penelitian menunjukkan adanya korelasi antara komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien dengan peningkatan status kesehatan/kesembuhan penyakit ( https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/7728691/ )
- Levinson, W., Roter, D. L., Mullooly, J. P., Dull, V. T., & Frankel, R. M. (1997)
Penelitian ini menemukan  bahwa komunikasi yang baik antara dokter dan pasien dapat mengurangi tuntutan pasien terhadap dugaan malapraktik yang dilakukan oleh dokter (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/9032162/)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!