Mohon tunggu...
Riki Dwi Saputra
Riki Dwi Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa - Pendatang Baru

Pencari ilmu

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Seni Pertunjukan dan Manifestasi Kehidupan

4 Juli 2023   21:26 Diperbarui: 5 Juli 2023   00:16 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sulit untuk membayangkan karakter dan cakrawala terbentuk di luar jalinan unsur visual. Anda bisa mengisahkan bagaimana jerit pilu bunga mendapat serangan dadakan dimusim hujan secara jelas dan nyata dalam sebuah pertunjukan. 

Hal ini saya pelajari dari pertunjukan teater yang saya perankan sendiri. Setangkai bunga yang indah tidak serta merta tumbuh lalu mekar dengan begitu saja, ada proses yang mengikuti perjalanan setangkai bunga berduri menjadi bunga berduri namun cantik nan harum.

Sumber tidak hanya berdiam dalam perpustakaan, ia hidup dalam ekosistem bernama kehidupan. Sumber pertunjukan adalah manusia itu sendiri. Untuk mengambil sumber dari manusia, cara paling mudah untuk ditempuh adalah lewat percakapan. Barulah terungkap bahwa pertunjukan merupakan jelmaan dari percakapan-percakapan yang ada disekitar manusia. 

Dari sekian banyak pertunjukan yang ada dimuka bumi, tidak sedikit dari mereka yang menggunakan percakapan sebagai media penghantar makna dalam pertunjukan, makna yang menjadi tujuan digelarnya pertunjukan tersebut.

Gambar Pribadi
Gambar Pribadi

Sekarang jelas, mengapa seni pertunjukan dapat dan akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman, hal tersebut didorong oleh subjek pertunjukan yang menjadikan manusia sebagai sumber utama dalam mempertahankan keberadaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun