Aku tetap berharap dengan sinarmu.
Menerpa muka aku di kala bangun pagi-pagi.
Memaksa aku untuk semangat lagi.
Perlahan kamu memperhatikan aku dari jauh,
Memulai senyum dengan manis serta sangat menghibur dikala aku terlelep diatas kasur.
Aku baru sadar, kamu ini patut disanjung, dengan parasmu yang amat anggun.
Aku terlelap akan kamu, semesta pun tau dibalik garis jingga diufuk barat sana masih kurang di banding kamu.
Bumi pun tersipu malu dengan kehadiranmu,
Yang menghadirkan kekecewaan atas kamu yang menurutku sempurna .
Tidak ada kata seandainya dalam mengekspresikanmu, namun untaian kata jika memilikimu adalah sesuatu yang amat berharga.
Aku Cuma bisa berkeluh kesah atas ketidaksukaanmu terhadap kekuranganku, aku harap tidak seperti itu.
Tidak ada sepenggalan kata yang menjadi kesimpulan atas parasmu, cukup aku sadari bahwa memilikimu adalah sebuah takdir yang tidak pernah aku duga.
                     Malang
          Jum'at 27-Oktober-2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H