Namun saya memahami tujuan panitia adalah untuk membuat rencana anggaran biaya serta menaksir jangka waktu terkumpulnya sejumlah dana untuk mewujudkan pemugaran masjid itu. Atas niat untuk beramal saya kemudian menandatangani formulir dan menyerahkan sejumlah uang setiap bulan selama setahun.Â
Setelah setahun panitia berhenti menerima sumbangan karena dana yang terkumpul sudah cukup. Saya menceritakan ini bukan berniat menyombongkan diri karena beramal, tetapi justru dalam hati saya mentertawakan diri saya sendiri karena malu.
Jumlah uang yang saya sumbangkan untuk iuran masjid itu kurang lebih sama dengan amal Pak Kumis ketika menggratiskan hidangan di warungnya. Yang membedakan adalah Pak Kumis hanya butuh waktu satu hari, sedangkan saya butuh waktu satu tahun.
Di mata Sang Penguasa Alam nilai Pak Kumis ini lebih mulia daripada saya. Diri ini serasa kerdil sekali, tak sanggup bertatapan mata dengan Pak Kumis di temaram neon lampu 5 watt di warung angkringnya.
Terima kasih atas nasihatnya Pak Kumis. When you start giving, you will start receiving. Semoga Allah melapangkan rizkimu.
Rikho Kusworo 26 Juni 2016 Jam 00.41
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI