Dengan menyeret Adel ke dalam ruang pergaulan “internasional” saya ingin menunjukkan kesan kepada Adel bahwa kemampuan berkomunikasi verbal dalam Bahasa Inggris sangat berguna kala kita berinteraksi dengan warga bangsa lain
Saya mempunyai keyakinan Bahasa Inggris adalah bahasa dunia.
Walapupun demikian sahabat saya yang sekarang tinggal dan bekerja di Jerman pernah berkata bahwa meyakini Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional adalah tipikal berpikir orang Asia. Untuk bisa nyaman bekerja dan melakukan interaksi sosial, sahabat saya ini masih harus kursus Bahasa Jerman. Sebelum menguasai Bahasa Jerman, menurut sahabat saya, dirinya tidak akan pernah menjadi bagian dari masyarakat Jerman secara utuh. Orang Jerman enggan berbicara dalam Bahasa Inggris kepada sahabat saya. Bukan berarti mereka tidak mampu, tetapi lebih kepada alasan tingginya kebanggaan terhadap kultur dan Bahasa Jerman
Memang Bahasa Inggris bukan satu satunya bahasa Eropa Barat yang dipakai dalam ruang pergaulan global. Masih ada penting lainnya seperti Bahasa Spanyol, Bahasa Perancis, Bahasa Jerman, dan Bahasa Rusia.
Namun demikian tidak dapat dipungkiri Bahasa Inggris merupakan Bahasa yang paling banyak dipakai dalam pergaulan dunia. Sahabat saya pun sebelum memasuki atmosfer kebudayaan Jerman, terlebih dahulu harus bekerja dan menetap di Singapura yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa resmi. Dengan kata lain pintu masuk sahabat saya menuju kebudayaan Jerman sebenarnya adalah Bahasa Inggris.
2. Anak mampu membaca literatur dan menulis dalam Bahasa Inggris
Saya mempunyai atasan di kantor yang gemar berbagi artikel bacaan. Atasan saya ini ekspatriat yang memang gemar membaca. Pada awalnya artikel artikel ini dibagikan dalam dalam bentuk potokopi kertas. Belakangan oleh sekretarisnya, artikel artikel ini dipindai dan dikirimkan melalui surat elektronik Tema artikel yang dibagikan biasanya terkait dengan kisah inspiratif, cara hidup sehat, manajemen, dan motivasi dalam pekerjaan dan kehidupan. Sumber artikel hampir semuanya berasal dari majalah dan buku berbahasa Inggris.
Artikel artikel itu kemudian saya fotokopi untuk dibagikan kepada anggota tim. Namun artikel yang saya bagikan itu tidak pernah dibaca oleh anggota tim karena teksnya berbahasa Inggris. Keengganan anggota tim membaca artikel itu lebih disebabkan oleh tingkat kemahiran Bahasa Inggris yang belum memadai.
Artikel artikel itu cukup bermanfaat sebagai referensi pengembangan diri pribadi dan organisasi. Namun kendala bahasa menyebabkan terhambatnya akses seseorang untuk mengambil manfaat dari bahan bacaan.
Saya mengutip kata Gertrude Stein,” Yang membedakan manusia dari binatang adalah uang”. Yang lebih bagus adalah kata kata Sun Yat Sen Bapak bangsa China modern,“Yang membedakan manusia dengan hewan bukanlah sandang-pangan-papan, tetapi buku”.
Kemampuan membaca dan menulis dalam Bahasa Inggris tidak kalah pentingnya. Kemampuan membaca dan menulis lah yang membedakan manusia dengan hewan. Faktanya pemakai Bahasa Inggris di Indonesia masih menggunakannya sebatas verbal skill. Hanya sedikit pembelajar Bahasa Inggris di Indonesia yang mempunyai ketrampilan membaca dan menulis (biliteracy skill)