“A friend does not hide mistakes to avoid the disputes, precisely because of his love he ventured to tell the truth “
Kemarin siang saya mendapat kiriman di kontak BBM sebuah kutipan yang berbunyi seperti di atas. Tidak penting kutipan itu dari siapa karena memang saya tak berhasil menemukannya di mesin pencari. Yang terpenting adalah munculnya kembali kesan dari seorang sahabat. Kenangan adalah satu hal yang membuat seorang sahabat menjadi unik.Seberapa kental sahabat ini mampu membangkitkan masa yang lalu mempunyai nilai tersendiri dalam khasanah batin kita.
Sebuah memori percakapan dengan seorang sahabat wanita dua puluh tahun yang lalu terangkat kembali.
“Tahu nggak yang gak disukai anak anak dari Lu?” tandas Kemuning.
Tertegun saya mendengar pertanyaan yang tak terduga itu.
“Apa Nining ?” sahutku.
“Elu tu kalau ngomong nggak pernah mau kalah” jawab Kemuning yang biasa saya panggil Nining.
Percakapan itu terjadi ketika saya mendatangi kos Kemuning karena merasa telah berbuat salah terhadap sahabat yang lain Kinanti. Dalam suatu perdebatan terlontar sebuah rahasia yang oleh Kinanti dipercayakan kepada saya untuk disimpan. Meluncurnya rahasia itu dari mulut saya lebih karena sifat tidak mau mengalah dalam beragumentasi.
Sepulang dari kos Kemuning, terbayang saat saat ketika saya sering berdebat dengan kawan kawan dekatku, perempuan atau laki laki. Bahkan pernah seorang kawan perempuan langsung memalingkan muka,pergi dengan mata berkaca kaca setelah bersilat lidah. Jengkel karena adat saya yang tidak mau mengalah kalau bergumen.
Sebenarnya saya hanya ingin dikenal sebagai orang yang paling tahu dan ingin dihargai. Pikiran picik dan kerdil saya waktu itu sama sekali tidak melihat bahwa setiap jiwa mempunyai sudut pandangnya sendiri. Pun saya pun tak hirau bahwa di atas langit masih ada langit. Sifat sok tahu saya overdosis.
Keterbukaan Kemuning ketika itu menyibak dan menjadikan sisi minus saya gamblang,tersodor dalam ranah kesadaran. Dalam benak ini lirih menggumam,”Beginilah ternyata kawan kawan dekat memaknai sosokku,keras kepala dan tidak mau mengalah”
Seorang sahabat yang baik memang tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan. Justru karena kasihnya ia memberanikan diri untuk mengatakan yang sebenarnya.
Kejujuran sahabat saya Kemuning itu masih sering terngiang sampai saat kini. Seandainya Kemuning tidak pernah menyampaikan tentang sifat buruk itu mungkin saya tidak pernah tersadar. Sebuah sifak buruk yang pastinya akan menggerus lumat kehidupan sosial saya pada masa sekarang.
Adalah sebuah keniscayaan bahwa setiap orang mempunya perspektif, keunikan situasi, pengalaman, alur pikir, wawasan, serta believe system sendiri. Kemuning mengajarkan kepada saya bahwa mustahil untuk memaksakan bahwa topi yang saya kenakan itu pas untuk kepala setiap orang.
Saya membatin begitu beruntung mempunyai sahabat yang baik. Mengingatkan sebuah kesalahan sebelum kita lebih dalam terjerumus dalam kesesatan. Sahabat hindarkan sesat.
Teringat sebuah pepatah Jawa “cedhak kebo gudras gupak” yang artinya ketika kita dekat dengan kerbau yang mengibas ngibaskan badan, kita akan terkotori. Kerbau selalu berkubang di tanah lekuk berisi air dan lumpur Kerbau itu berendam diri dan berguling guling. Kemudian kita datang mendekat kerbau itu dengan memakai baju putih. Kibasan air lumpur sedikit atau banyak akan mendarat di baju putih. Sebersih apa pun kita, ketika ketika terlalu dekat dengan kerbau berlumpur, walau sedikit kita akan terkena cipratan kotoran juga.
Bulan Januari sudah akan berakhir,walaupun pergantian tahun masih terasa. Suasana hujan Minggu pagi hari ini mengangkat kembali ingatan sebuah kalimat dari Shakespeare Time is very slow for those who wait, very fast for those who are scared, very long for those who lament, very short for those who celebrate. But for those who love, time is eternity.
Semoga saya dijauhkan dari seekor kerbau dan tetap bisa merawat persahabatan abadi yang didasari kasih.
Kemuning terima kasih untuk nasihatmu.
Ditulis RIkho Kusworo 31 Jan 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H