Mohon tunggu...
Rike Yurita
Rike Yurita Mohon Tunggu... Foto/Videografer - rikeyurita_6a

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kampung Tematik yang Gemar Bersyukur

7 April 2020   14:05 Diperbarui: 7 April 2020   14:04 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ketika dipindahkan, si pemilik rumah pasti bertanya, kenapa dipindahin pak? Kami jawab, karena di rumah ini ga dirawat. Dipindahin kepada yang mau merawat. Dengan pola seperti ini akhirnya mereka merasa ga enak. Atas kesadaran sendiri, maka tanaman pun akhirnya ditambah oleh pemilik rumah," ujarnya.

Untuk menghijaukan lingkungan, ia bersama warga memanfaatkan botol bekas air mineral sebagai media tanam. Pola hidroponik sederhana dan murah ini diminati warga. Botol bekas air mineral di lingkungan RW 03 tak lagi dibuang. Mereka memanfaatkannya untuk media tanam yang digantung di tembok.

Yang menarik disana terdapat budidaya lebah tanpa sengat, dijadikan usaha menghasilkan uang adapun dari berbagai daerah melirik potensi baru bernilai ekonomis tinggi itu. Budi mengatakan, alasan produknya diminati di Cirebon karena memiliki harga yang terjangkau dan tahan lama.

"Pesanan udah mulai masuk khususnya untuk stup (tempat budidaya). Terbaru dari daerah Cirebon memesan perdana hingga 100 stup," ujarnya

Fasilitas terdiri dari gazebo untuk bersosialisasi, lapangan untuk digunakan latihan karate, tedapat pojok baca, dan dilengkapi wifi gratis. 

Budi Santoso mengatakan bahwa kampungnya kini menjadi kampung mandiri, semua hasil untuk memperbagus kampungnya murni dari sumbangsih warganya tidak ada dari pihak manapun. Dan karena itu kampungnya ditunjuk oleh Dinas Sosial sebagai kampung mandiri.

Keberhasilan Budi Santoso membangun kampung anggur membuatnya merasa puas, ia ingin terus berinovasi dan meningkatkan ekonomi masyarakatnya.

"Kami melakukan studi banding di Gunung Kancana selama dua hari. Kami belajar budidaya lebah. Kami juga membeli bibit lebah untuk dikembangbiakkan dan dibudidayakan di Kampung Anggur," ujarnya.

"Kami membuat kandang terbuat dari bambu dan atap dari daun rumbia agar hewan penghasil madu ini merasa seperti di habitatnya," ujarnya.

"Hamanya cuma cicak. Selain itu lebah ini bisa berkembang biak dan bisa menghasilkan madu kualitas baik hanya bisa disuhu udara dibawah 30 derajat celicius. Hewan ini tak sanggup bila berada dibawah langsung atap asbes. Bisa dibawah asbes tapi jaraknya minimal empat Meter. Stup harus terlindung dari hujan dan panas," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan, saat memindahkan sarang harus disertai ratu agar tetap menghasilkan madu. Lebah pekerja tidak bisa menghasilkan madu tanpa ratu. Masyarakat Kampung Anggur RW 03 Kelurahan Uwung Jaya Kecamatan Cibodas Kota Tangerang menurutnya kini banyak yang memulai budidaya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun