Kampung Anggur merupakan kampung tematik yang berada diwilayah pemukiman gang Kampung Anggur di tepi Jalan Aria Wangsakara, RT 002 RW 003, Â Kelurahan Uwung Jaya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang.Â
Luas lokasi kurang lebih 400 Meter. Penduduk 1 RW ada 3893 orang meliputi 7 RT 7 RW. Penghargaan yang telah diraih, pertama juara III pojok baca, kedua juara II lomba inovasi kampung tematik tahun 2020.
Dinamakan Kampung Anggur tidak hanya terdapat buah anggur melainkan singkatan dari anggota masyarakat gemar bersyukur. Bersyukur atas nikmat yang tuhan berikan dengan bersedekah oksigen dengan cara menanam tanaman anggur yang merambat dan bertumbuh diwilayah tersebut.Â
Rutinitas warga setiap minggunya yaitu kerja bakti walaupun hanya dilakukan satu sampai dua jam. Tersedia tempat khusus perokok dan terdapat pula tempat penangkaran lebah.
Penggagas Budi Santoso ketua RW 03 yang menggerakkan warga dalam membenahi lingkungan. Sebelumnya kampung itu kumuh, serta kandang Unggas yang banyak.
"Keadaan seperti ini menjadi penyebab bau kotoran Unggas yang tidak terkelola," ujar, Budi Santoso.
Sebelumnya warga yang menetap disana hanya berkumpul saja tidak melakukan hal yang positif, lalu penggagas menggerakkan warganya dan mencari penyelesaian masalah agar kampung bersih.Â
Dengan cara megajak warga membersihkan kandang unggas dan mengubah lahan tidur yang kumuh menjadi taman. Penataan kampung dilanjutkan dengan memanfaatkan barang bekas yang dimiliki untuk disumbangkan dan dijadikan untuk penghijauan.Â
Sementara itu, tanaman yang ada di Kampung Anggur beragam diantaranya, ada Pohon Sawo, Pohon Jeruk Nipis, Buah Kelengkeng dan sayur-mayur.
Dalam menghijaukan lingkungan, Budi menggunakan trik memberikan contoh kepada warga. Ia bersama pengurus RT menitipkan pohonan dalam pot kepada warga.Â
Selama dititipkan ia berpesan agar pohonan itu dirawat dengan baik. Bila ternyata pohonan yang dititipkan itu tidak dirawat oleh si pemilik rumah, maka tanamannya dipindahkan kepada warga lain.
"Ketika dipindahkan, si pemilik rumah pasti bertanya, kenapa dipindahin pak? Kami jawab, karena di rumah ini ga dirawat. Dipindahin kepada yang mau merawat. Dengan pola seperti ini akhirnya mereka merasa ga enak. Atas kesadaran sendiri, maka tanaman pun akhirnya ditambah oleh pemilik rumah," ujarnya.
Untuk menghijaukan lingkungan, ia bersama warga memanfaatkan botol bekas air mineral sebagai media tanam. Pola hidroponik sederhana dan murah ini diminati warga. Botol bekas air mineral di lingkungan RW 03 tak lagi dibuang. Mereka memanfaatkannya untuk media tanam yang digantung di tembok.
Yang menarik disana terdapat budidaya lebah tanpa sengat, dijadikan usaha menghasilkan uang adapun dari berbagai daerah melirik potensi baru bernilai ekonomis tinggi itu. Budi mengatakan, alasan produknya diminati di Cirebon karena memiliki harga yang terjangkau dan tahan lama.
"Pesanan udah mulai masuk khususnya untuk stup (tempat budidaya). Terbaru dari daerah Cirebon memesan perdana hingga 100 stup," ujarnya
Fasilitas terdiri dari gazebo untuk bersosialisasi, lapangan untuk digunakan latihan karate, tedapat pojok baca, dan dilengkapi wifi gratis.Â
Budi Santoso mengatakan bahwa kampungnya kini menjadi kampung mandiri, semua hasil untuk memperbagus kampungnya murni dari sumbangsih warganya tidak ada dari pihak manapun. Dan karena itu kampungnya ditunjuk oleh Dinas Sosial sebagai kampung mandiri.
Keberhasilan Budi Santoso membangun kampung anggur membuatnya merasa puas, ia ingin terus berinovasi dan meningkatkan ekonomi masyarakatnya.
"Kami melakukan studi banding di Gunung Kancana selama dua hari. Kami belajar budidaya lebah. Kami juga membeli bibit lebah untuk dikembangbiakkan dan dibudidayakan di Kampung Anggur," ujarnya.
"Kami membuat kandang terbuat dari bambu dan atap dari daun rumbia agar hewan penghasil madu ini merasa seperti di habitatnya," ujarnya.
"Hamanya cuma cicak. Selain itu lebah ini bisa berkembang biak dan bisa menghasilkan madu kualitas baik hanya bisa disuhu udara dibawah 30 derajat celicius. Hewan ini tak sanggup bila berada dibawah langsung atap asbes. Bisa dibawah asbes tapi jaraknya minimal empat Meter. Stup harus terlindung dari hujan dan panas," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, saat memindahkan sarang harus disertai ratu agar tetap menghasilkan madu. Lebah pekerja tidak bisa menghasilkan madu tanpa ratu. Masyarakat Kampung Anggur RW 03 Kelurahan Uwung Jaya Kecamatan Cibodas Kota Tangerang menurutnya kini banyak yang memulai budidaya ini.
Kata Budi, dirinya tertarik terhadap budidaya madu ini karena tidak membahayakan masyarakat dan tak perlu perawatan khusus. Lebah ini, tidak menyengat sehingga aman bagi lingkungan padat penduduk seperti di wilayah ini.Â
Ia menambahkan, manfaat madu bagi kesehatan ini sangat banyak. Ampas perasan madu dijadikan propolis yakni obat luka. Sedangkan bagian madu atas yang setelah disaring berguna sebagai biofolat untuk kesuburan kandungan. Putik sari bunga untuk pakan lebah ini dari tumbuhan yang ada di Kampung Anggur.
Budi Santoso menuturkan, berkat kebersamaan warga lingkungannya menjadi tertata rapi, asri dan bersih. Setelah dilakukan pembenahan, warga menyadari manfaat lingkungan yang bersih menjadi nyaman.
"Kalo sore, di Kampung Anggur ini rame oleh warga yang bercengkerama. Selepas ashar anak-anak ada yang main gala asin. Ibu-ibu sambil nyuapin balitanya kumpul di sini," ujar Budi Santoso.
Kampung Anggur, bagi masyarakat setempat menjadi jantung lingkungan RW 03 Uwung Jaya yang memompa darah kerukunan warga. Bila siang sampai sore Kampung Anggur menjadi tempat wisata kecil para ibu bersama anak-anak.Â
Sementara di malam hari, kumpul kongkow para bapak. Suasana disana terasa sejuk, asri dan rapi. Lingkungan yang bersih nyaman tepat untuk kalian kunjungi dan juga banyak spot yang menarik untuk berfoto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H