Tongkonan yang termasuk jenis kebudayaan Indonesia.
Identitas nasional merupakan kepribadian atau jati diri yang dimiliki suatu bangsa. Terdapat dua jenis identitas nasional yaitu yang pertama primer yang mencakup kebudayaan dan sekunder yang mencakup seluruh simbol-simbol kenegaraan, dan semua itu tercakup dalam Pancasila. Salah satu identitas nasional adalah RumahSejarah dan Makna Rumah Tongkonan
Menurut Said (2004:49) istilah Tongkonan berasal dari kata tongkon, yang berarti menduduki atau tempat duduk. Sementara itu, ma’ tongkon berarti duduk berkumpul. Dari sini, muncul istilah Tongkonan, yang merujuk pada tempat tinggal penguasa adat dan berfungsi sebagai lokasi untuk berkumpul. Rumah Tongkonan merupakan rumah adat yang berada di Tana Toraja yang dibangun dan dimiliki bersama oleh satu rumpun keluarga, sebagai warisan dari nenek moyang mereka. Jadi, rumah adat Tongkonan tidak dimiliki secara individu tetapi turun temurun dari keluarga. Selain sebagai tempat tinggal, Tongkonan juga berperan penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Toraja, menjadi pusat pertemuan untuk melaksanakan berbagai ritual adat, tradisi dan budaya masyarakat.Â
Asal mula rumah Tongkonan yang melengkung menyerupai perahu memiliki makna yang mendalam. Bentuk ini mengingatkan masyarakat Toraja akan nenek moyang mereka yang menggunakan perahu untuk menyeberangi Sungai Sa’dan. Setelah menyeberang, perahu tersebut dibawa ke puncak gunung dan dibongkar ulang, tetapi tetap dirancang menyerupai perahu. Hal ini dilakukan karena para penguasa dan bangsawan saat itu akan tinggal di puncak gunung, sehingga perahu yang dimodifikasi tersebut dinamakan Tongkonan, yang berfungsi sebagai tempat tinggal.
Struktur dan Arsitektur Rumah Adat Tongkonan
Tongkonan adalah rumah panggung berbentuk persegi panjang yang didesain untuk melindungi penghuninya dari ancaman binatang buas maupun musuh. Struktur vertikal rumah ini terbagi menjadi tiga bagian utama:
- 1. Bagian Kaki (Sulluk Banua):
Terletak di kolong rumah yang dibentuk oleh tiang-tiang kayu berfungsi untuk melindungi bangunan dari kelembapan tanah dan air. Bagian ini juga memastikan kestabilan rumah agar tidak mudah turun akibat lunaknya tanah.
- 2. Bagian Badan (Kale Banua):
Ruangan di bagian badan rumah terbagi menjadi beberapa ruang yang memanjang dari utara ke selatan. Fungsi dari ruang-ruang ini antara lain sebagai tempat istirahat, ruang tamu, dapur, tempat makan, serta lokasi untuk melaksanakan upacara syukuran dan musyawarah keluarga.
- 3. Bagian Atap (Rattiang Banua):
Atap Tongkonan adalah bagian yang paling tua dan biasanya terbuat dari bilah-bilah bambu yang disusun bertumpuk. Bentuk atap yang melengkung ini dianggap sebagai representasi perahu yang dibawa leluhur Toraja ketika pertama kali tiba di pulau Sadan. Beberapa ahli dan tokoh masyarakat juga menginterpretasikan atap tersebut menyerupai tanduk kerbau, simbol kekayaan dan status dalam budaya Toraja.
Atap Tongkonan ini memiliki bentuk lengkung yang mencolok, yang juga bisa diartikan sebagai lambang tanduk kerbau. Kerbau sendiri dalam masyarakat Toraja adalah simbol penting yang berkaitan dengan status sosial dan kekayaan, khususnya dalam upacara pemakaman Rambu Solo', di mana kerbau memiliki peran sentral.
Fungsi Sosial dan Upacara