Terbenung air mata
Menahan pilu yang kian
Aku merasakan begitu dalam
Tentang kasih yang begitu singkat.
Dalam tamparan keadaan
Aku ingin seprti bulan dan bintang
Selalu bersamaan dalam setiap saat
Tapi apalah daya kini aku ditinggal
Pergi hanya meninggalkan kenang,
Terlalu pahit untuk dijalankan
Nasib yang begitu malang, aku
Menangis diatas penderitaan
Yang begitu keji.
Hari-hariku tidak lagi membicarakan
Tentang kedamaian, yang  aku dapat
Hanyalah peroblema-problema yang
Mengantam batinku.
Tuhan jika aku diijinkan untuk bahagia
Kapan dan dimanakah kebahagiaan itu
Berada ?
Aku sudah lelah menjalani hari-hariku
Yang penuh dengan sandiwara.
Aku ingin kesdihanku agar cepat
Berlalu dan akan menari - nari
di atas Kabahagian yang mengantarkan
Aku menju pada ruang ketentraman
Terbenung air mataÂ
Menahan pilu yang kianÂ
Aku merasakan begitu dalam
Tentang kasih yang begitu singkat.
Dalam tamparan keadaanÂ
Aku ingin seprti bulan dan bintang
Selalu bersamaan dalam setiap saat
Tapi apalah daya kini aku ditinggalÂ
Pergi hanya meninggalkan kenang,
Terlalu pahit untuk dijalankan
Nasib yang begitu malang, akuÂ
Menangis diatas penderitaan
Yang begitu keji.
Hari-hariku tidak lagi membicarakan
Tentang kedamaian, yang aku dapatÂ
Hanyalah peroblema-problema yangÂ
Mengantam batinku.
Tuhan jika aku diijinkan untuk bahagia
Kapan dan dimanakah kebahagiaan ituÂ
Berada ?
Aku sudah lelah menjalani hari-harikuÂ
Yang penuh dengan sandiwara.
Aku ingin kesdihanku agar cepatÂ
Berlalu dan akan menari - nariÂ
di atas Kabahagian yang mengantarkan
Aku menju pada ruang ketentramanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H