Aku perhatikan dari kejauhan sana dengan begitu jelas melihat ada sepasang kekasih yang terbelenggu dalam sebuah pikiran.Â
Entah apa yang dipikirkan tetapi dengan mata kacaku aku melihat mereka dalam kebingungan.
Ketika aku hampir mau mendekati mereka tiba-tiba suara terdengar dari dalam gubuk " hei jika kau tidak bisa mewujudkan permintaan itu,.maka kalian harus dipisahkan" mendengar suara lantang itu mataku langsung berbalik arah, dan tiba-tiba nampak wajah penuh dengan kemarahan yang keluar dari dalam gubuk sambil mengatakan engkau tidak bisa memilikinya sebelum engkau mewujud permintaan dariku.
Badan kekar, mata melotot mengekspresikan bahwa kakek tua itu menandakan kemarahan seolah-olah langit yang begitu cerah seketika akan berubah menjadi mendung yang menandakan hujan akan segera tiba.
Antara kebingungan dan rasa penasaran dilintas pikiranku mempertanyakan apa yang sedang terjadi, tiba-tiba nenek tua datang secara tiba-tiba sambil berlari menuju ke arahku dan langsung mengatakan hei anak mudah sedang apa kau disini, apakah kekasih dari anakku bagian dari keluargamu ? Mataku melotot mendengar perkataan itu sambil menjawab kekasih yang mana yang dimaksudkan oleh nenek ? Tangan yang tua keriput itu menjuk kearah lelaki tampan yang masih beridiri di depan sana, itu adalah kekasih dari anakku.
Mendengar perkataan itu dalam hati kecilku mengatakan jika dia benar-benar kekasih dari anakmu lantas kenapa Bisingan yang tadi aku dengar itu terjadi, tetapi selagi aku memikirkan hal itu terdengar suara yang penuh dengan kelembutan mengatakan " pa berikan dia kesempatan aku tau dia adalah laki-laki yang bertanggung jawab " ketika aku mendengar perkataan itu mataku langsung memandang kearah gadis dan aku melihat gadis itu nampaknya sedang menangis.
Wajah yang cantik jelita ditambah dengan mata yang sipit memohon didepan lelaki badan kekar itu namun yang aku lihat lelaki tua itu tidak memperdulikan tangasian itu.
Sungguh merasah kasihan melihat apa yang dilakukan kakek tua itu terhadap gadis itu rambutnya di jambak-jambak dan tamparan di pipi yang manis itu membuat amarahku ingin lepas sesaat.
Ketika aku hendak ingin menghampiri gadis itu tiba-tiba lelaki tampan yang berdiri disampingnya memerangkul gadis tersebut sambil mengatakan " nona apa yang dikatakan barusan oleh ayahmu benar adanya, aku aku adalah seseorang yang berasal dari latarbelakang yang penuh dengan kekurangan ".Â
Mendengar ucapan dari lelaki tampan itu membuat aku terdiam seribu bahasa, kata-katanya begitu sederhan tetapi maknanya sangat mendalam.
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ketika itu ada diposisiku.
Seketika lelaki tampan itu mengatakan hal demikian, sih nona yang cantik jelita itu langsung menjawab aku bahagia bersama denganmu, harta bukanlah hal yang aku inginkan darimu tetapi tanggung jawabmu terhadapku itulah yang aku kagumkan.
Mendengar perkataan itu sih nenek tua yang dari tadi bersama denganku langsung menghampiri lelaki tampan itu dan aku melihat raut wajah yang tua keriput itu yang penuh dengan kemarahan mengatakan jika engkau beranih membawa anakku aku tidak segan-segan untuk mengganggu keluargamu.
Mendengar perkataan itu lelaki tampan yang barusan merangkul gadis cantik itu lepas saat, dan dari kejauhan sana aku melihat betapa kasihannya ketika dia berlutut dihadapan nenek tua itu sambil memohon dan mengatakan ibu izinkan aku untuk membahagiakan anakmu namun seribu sayang perkataan itu hanya di abaikan oleh nenek tua itu.
Betapa terpukulnya batin dari sang pemuda gagah itu ketika segala omongan yang dia samapikan hanya dianggap angin yang lewat, seolah-olah yang dia ajak bicara bukanlah manusia melainkan batu.
 bimbang dan cemas itu yang dialami oleh pemuda tampan itu, pikiran mulai karuan antara bertahan atau tidak, Sebap segala omong sudah tidak didengarkan.
 Ketika pemuda tampan itu hendak untuk berdiri dari hadapan nenek tua itu tiba-tiba tangan yang tepat kena di pipih bagian kanan dari pemuda itu membuat dia jatuh tidak berdaya.
Cacian hinan berbising di telinga ditambah lagi dengan dorongan membuat pemudah itu tidak bertahan dan langsung mengatakan ayah, ibu maafkan aku jika sudah lancang ingin menikahi anakmu, aku sadar aku tidak memiliki apa-apa tetapi karena atas dasar saling mencintai.
Kata-kata yang keluar dari mulut manis pemudah itu membuat aku terhipnotis, Karen berbicara saling mencintai itu adalah bagian dari hukum yang ada didalam hubungan itu sendiri.
Mendengar perkataan itu sih kakek tua dan nenek keriput itu terawa sambil memberikan sindiran seolah-olah apa yang disampaikan oleh anak mudah itu hanyalah sebuah candaan.Â
Perasan marah yang merasuki pikiran pemudah itu pun langsung meluap dan berdiri tanpa keluar sepatah katapun langsung pamit untuk pergi, namun ketika dia mau pergi si gadis cantik itu pun menghalangi langkah kakinya Dan mengatakan tunggu, aku ingin ikut bersama denganmu.
Mendengar ucapan itu sih kakek tua dan nenek keriput pun ikut diam dan saling melihat satu sama lain, seolah-olah apa yang baru disampaikan oleh anak semata wayangnya bukanlah satu hal yang benar-benar terjadi,Tetapi karena atas dasar saling mencintai anak gadisnya pun ikut bersama dengan sih pemudah tampan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H