Mohon tunggu...
Rikardus Asa
Rikardus Asa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Demokrasi dalam Pandangan Karl Marx

9 Mei 2023   13:07 Diperbarui: 9 Mei 2023   13:39 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Perbudakan

4. Feodal

5. Kapitalis/Negara dan

6. Komunal Modern/Masyarakat Tanpa klas adalah fase terakhir dari perkembangan ekonomi sosial masyarakat ke depannya.

Baginya Negara yang tunduk kepada sistem kapitalisme hanya tempat bagi kapitalis untuk menghisap kaum proletar. Oleh karena itu Kaum proletar harus mengambil alih kekuasaan kaum bourjuasi kapitalis yang eksploitatif dengan cara revolusi, setelah kaum proletar atau kaum mayoritas yang tertindas mengambil alih kekuasaan kaum proletar wajib membentuk kediktatoran proletar yang dimana pemegang kekuasaan tertinggi adalah kaum proletar atau mayoritas.

perjuangan melalui revolusi inilah yang disebut Marx sebagai perjuangan Demokrasi.

Konsep Demokrasi tersebut yang memegang kekuasaan tertinggi adalah kaum proletar atas nama rakyat yang kemudian kembali kepada rakyat. Dengan demikian maka tidak akan ada lagi elit kekuasaan atau bourjuasi dengan kepemilikan pribadi yang eksploitatif dengan memonopoli segala macam hubungan hubungan produksi dan kekuatan produksi demi keuntungannya sendiri.

Baginya kediktatoran proletariat tersebut akan dengan sendirinya menghapus negara kapitalis menuju masyarakat tanpa kelas yang dicita cita kan nya sebagai Komunal modern dimana tidak ada lagi kepemilikan pribadi karena kekuasaan tertinggi berada ditangan mayoritas yang sebelumnya dikuasai kaum elit politik bourjuasi kapitalis. Dengan kediktatoran proletariat inilah yang kemudian menggantikan demokrasi kapitalis dengan demokrasi sosialis yang humanis anti penindasan dan penghisapan terhadap sesama manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun