“Kenalin ini Adi. Adi, ini Mbak Ica. Anak semata wayang dari keluarga Bapak dan Ibu Gandasubrata, pemilik rumah ini. Ayo taruh keranjang bajunya dulu. Salaman dulu dengan Mbak Ica.”
Adi mengulurkan tangannya ke arah Ica setelah ia meletakkan keranjang pakaian hasil setrikaan ibunya ke lantai marmer putih nan licin. Ketika ia menengadahkan mukanya ke arah gadis cilik itu, ia tertegun. Ica pun tertegun.
Si pemain gitar. Ica menggumam pelan.
Si gadis penyabet. Ujar Adi dalam hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H