Mohon tunggu...
Rika Andriani
Rika Andriani Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika SMaA

Ibu dari dua orang gadis yang berprofesi sebagai guru matematika. Senang mencoba hal baru. Hobi masak, baking, berkebun dan bereksperimen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mewujudkan Generasi Unggul Melalui Program yang Berpihak pada Murid

28 April 2022   09:05 Diperbarui: 28 April 2022   09:12 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi Nyata Modul 3.1

Rika Andriani

SMAN 15 Bandung

 Calon Guru Penggerak Angkatan 4

A. Latar Belakang

SMAN 15 Bandung memiliki slogan Character is Great Leader, dengan visi sekolah yang ingin mewujudkan generasi yang berkarakter unggul. Sesuai dengan tantangan abad 21, agar mampu bertahan dan bersaing, maka kita harus membekali anak didik kita dengan Pendidikan karakter yang baik, skill thinking, kecerdasan majemuk, teknologi informasi, enterpreneur dan lingkungan sekolah yang sehat. Untuk mewujudkan hal itu, sekolah merancang beberapa program yang langsung fokus pada siswa dan program yang , antara lain:

  • Kegiatan penguatan karakter beriman dan bertakwa, serta berakhlak mulia melalui 2 kegiatan:
  • Pembiasaan 5E12D
  • Mencetak 1000 Dermawan melalui ACT
  • Kegiatan pengembangan diri melalui pembekalan mewujudkan kebinekaan global,  kreativitas dan inovasi:
  • Optimaliasi Digitalpreneur
  • Kegiatan Kreativitas Siswa
  • Pencetak 100 Penulis

Selain itu, terdapat kegiatan lain yang melibatkan guru demi memberikan pelayanan terbaik pada siswa, yakni:

  • Pelatihan HOTS
  • Diseminasi Kegiatan Pendidikan Guru Penggerak
  • Coaching Clinic untuk Guru dan siswa
  • Konseling sebagai Langkah awal Pengambilan Keputusan

B.Harapan

Kegiatan diatas dirancang dan dilakukan dengan tujuan utama, mengedepankan keberpihakan pada murid. Karena seperti yang dituturkan KI Hadjar Dewantara, bahwa siswa merupakan benih dengan kualitas yang beragam, dan sekolah adalah ladangnya, tempat mereka tumbuh kembang. Guru sebagai petani, harus mampu meramu benih dengan ladang yang terhampar luas. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diharapkan dapat membangkitkan budaya positif sehingga potensi karakter unggul yang ada ada siswa dapat muncul secara maksimal melalui kegiatan-kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan.

C. Hasil

Program 5W12D merupakan program pembiasaan mengerjakan sholat 5 waktu dan Dhuha 12 rakaat. Kegiatan Untuk kegiatan sholat Dhuha dilakukan di masjd sekolah dengan penambahan pemberian ceramah motivasi yang diberikan oleh guru yang ditugaskan secara bergantian. Sholat dilakukan secara mandiri, dapat juga secara berjamaah. Untuk mengetahui progres siswa dalam melakukan sholat wajib dan dhuha ini, pihak sekolah memberikan angket secara berkala agar siswa dapat memberikan laporan aktivitasnya.

Kegiatan lain yang digulirkan adalah master SMS melalui aplikasi ACT. SMS disini memiliki kepanjangan Sedekah Minimal Seribu, yang dilakukan melalui aplikasi Action Pay yang diinstalkan pada smartphone siswa. Dengan aplikasi ini, sedekah bisa dilakukan secara istiqomah dan langsung masuk ke akun sedekah sekolah. Jumlah pengumpulan sedekah dapat diketahui secara real time dan dapat digunakan kapan saja untuk di donasikan dalam bentuk  yang diinginkan. Saat ini sedekah yang terkumpul digunakan untuk pembelian kursi roda untuk didonasikan pada yang membutuhkan.

dokpri
dokpri

Mencetak generasi unggul yang memilliki kemampuan digital entrepreneur merupakan salah satu program sekolah. Secara berkala, sekolah mengadakan webinar berkenaan dengan pengetahuan digital entrepreneur, antara lain: webinar pengenalan berpikir komputasional melalui Coding dan NFT, webinar mencetak investor, dan webinar Membentuk Karakter Unggul Dengan Menabung Saham.

Kegiatan lain adalah kegiatan penguatan karakter dan pekan kreativitas yang dilakukan di masa jeda PAS. Dalam kegiatan ini dilakukan lomba-lomba, antara lain, lomba Cerdas Cermat, karaoke, dan masak. Lomba ini diharapkan mampu menggali potensi lain siswa diluar akademik.

Program sekolah yang berhubungan dengan kegiatan literasi adalah  mencetak 100 buku. Program ini memfasilitasi siswa yang memilliki minat dan bakat dalam menulis. Sekolah memfasilitasi, mulai dari pemberain pembekalan menulis, hingga penerbitan buku. Siswa dibimbing secara intensif selama dua minggu, hingga mereka menemukan ide dan mampu mengekplorasi diri menghasilkan sebuah tulisan yang berkualitas.

dokpri
dokpri

Selain kegiatan yang langsung melibatkan siswa, ada pula kegiatan yang melibatkan guru, rekan sejawat bahkan orang tua siswa, demi tercapainya pelayanan terbaik bagi siswa. Sekolah mengadakan worshop tentang penulisan soal High Oeder Thinking Skill (HOTS) untuk membekali guru-guru dalam mengenali, menganalisa, membuat dan mengaplikasikan soal HOTS dalam pembelajaran. Hal ini dapat mengasah kemampuan berpikir kreatif bagi siswa, dan merangsang kebinekaan global. Kegiatan workshop ditindaklanjuti dengan supervisi kelas yang lebih menekankan pada implementasi soal HOTS sebagai aplikasi dari workshop.

Sebagai guru penggerak, saya diberi kesempatan untuk menyampaikan informasi dan ilmu penting mengenai hal0hal apa saja yang dipelajari di Pendidikan Guru Penggerak, Saya menyampaikan secara formal maupun informal melalui obrolan santai. Saya juga melakukan coaching clinic nbagi rekan guru yang berminat untuk mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 7. Saya menyampaikan informasi ter-update dan trik-trik yang dapat dilakukan dalam proses seleksi.

Sebagai implementasi dari modul 2.3, saya mencoba mengaplikasikan praktik coaching, baik pada siswa maupun pada rekan sejawat. Ketika berhadapan dengan suatu permasalahan, kami melakukan obrolan ringan yang didalamnya mengandung unsur TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, Keputisan yang BerTanggungjawab), sehingga saya berlatih untuk mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang menuntun coachee agar mampu mengekplorasi kemampuan dirinya untuk mecari solusi dari permasalahan yang dihadapinya.

Saya juga menggunakan konsep Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajar. Setelah mempelajari konsep Dilema Etika, Bujukan Moral, 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan, saya mencoba menggunakan langkah-langkah tesebut saat menghadapi suatu kasus yang terjadi di sekolah. Saya mendapatkan kasus siswa yang bermasalah saat pembelajaran daring, dengan tingkat kehadiran dan pengumpulan tugas yang sangat minim. Saya yidak langsung mengambi Tindakan pada siswa tersebut, namun melakukan tahapan 4-3-9 sesuai dengan konsep yang kami pelajari di modul 3.1. Keputusan yang diambil menjadi lebih bijak dan matang karena sudah melewati tahapan-tahapan pengujian dan refleksi.

D. Perasaan

Ketika diminta untuk melakukan aksinyata, saya sempat bingung, aksi nyata apa yang akan saya lakukan. Saya kemudian membaca ulang semua materi yang sudah saya dapatkan, mengambil intisarinya, dan mencoba memetakan apa saja konsep yang sudah dipelajari dan terlaksana yan berkaitan dengan program sekolah. Setelah dianalisa, banyak program yang sebenarnya sudah merupakan bagian dari aksi nyata.

Saya merasa senang dapat mengaplikasikan konsep-konsep yang saya pelajari di Pendidikan Guru Penggerak. Banyak praktik dengan ilmu baru yang menghasilkan nuansa baru juga di lingkungan sekolah. Setelah mempelajari modul 1, saya menjadi lebih terbuka tentang peran kami sebagai petani yang harus mengolah benih menjadi produk unggul SEmua program yang dilakukan akan berujung pada pemberian pelayanan terbaik pada siswa.

E. Pembelajaran dari Pelaksanaan Aksi Nyata

Kegiatan aksinyata yang dilakukan merupakan bagian dari program sekolah. Seluruh kegiatan yang terlaksana melibatkan siswa, guru, maupun warga sekolah lainnya. Dari program sekolah yang menjadi aksinyata, dalam pelaksaannya belum 100% terpenuhi.Berikut rekapan realisasi aksinyata:

Untuk sholat wawjib, pencapaiannya sudah 89%, masih ada siswa yang belum melaksanakan sholat full 5 waktu.Sholat dhuha sudah dilaksanakan oleh 91% siswa, dengan jumlah rakaat yang bervariasi. Siswa yang melaksanakan sholat dhuha 12 rakaat sebanyak 15%. Pembiasaan sedekah, baru menjadi rutinitas oelh 11% siswa,  82% siswa sedekah, namun tidak rutin. Hal ini menunjukkan masih perlu motivasi agar siswa dapat melaksanakan program 5W12D dan sedekah setiap harinya.

Sedangkan untuk kegiatan webinar digital entrepreneur, 80% siswa merespon baik, naming beberapa terkendala dengan kuta karena kegiatan dilakukan secara daring. Kegiatan pekan kreativitas diikuti secara antusias oleh siswa, setiap kelas mengieimkan perwakilannya pada semua ajang lomba.

Kegiatan menlis 100 bukumendapat respon yang baik dari siswa-siswa yang memiliki minat dan bakat dalam menulis. Mereka terbagi dalam beberapa bentuk karya sastra yang dihasilkan, 52% cerpen, 19% puisi, 14% pantun, 13% novel, dan 2% biografi. Kegiatan ini sangat menarik bagi siswa, namun alokasi waktu yang diberikan masih sangat terbatas, sehingga siswa merasa kurang waktu untuk mengembangkan ide menulisnya.

Kegiatan pelatihan HOTS diikuti antusias oleh guru-guru, melalui kegiatan ini kamu dapat mengekplor lebih dalam pemahaman tentang soal HOTS dan membuat soal HOTS untuk diaplikasikan dalam pembelajaran di kelas.

Kegiatan coaching clinic dan diseminasi berjalan dengan baik. Dari kegiatan coaching clinic, ada enam rekan guru yang berminat untuk mengikuti seleksi Pendidikan Guu Penggerak. Kegiatan coaching juga dapat membantu siswa dan rekan sejawat dalam menylesaikan permasalahan yang dihadapinya.

Imlementasi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran memberikan dampak sangat baik saat saya menghadai situasi dilemma dengan permasalahan siswa yang saya walikelasi. Melalui tahapan pengambilan keputusan yang dipelajari, saya mampu mengambil keputusan yang bijak.

F. Rencana Perbaikan

Dari hasil refleksi pelaksanaan aksinya, ada bberapa perbaikan yang perlu dilakukan dikemudian hari, yakni:

  • Memberikan motivasi dan pembiasaan agar siswa dapat menjalankan 5W12D
  • Memberikan kisah inspiratif tentang sedekah agar siswa termotivasi untuk sedekah
  • Mengadakan event digital entrepreneur yang lebih menarik, tidak sekedar webinar
  • Menyelenggarakan kegiatan pegembangan minat bakat lainnya, selain menulis
  • Melibatkan lebih banyak rekan gru dalam coaching clinic, sehingga semua guru dapat berperan sebagai coach

Semoga kedepannya, realisasi dari semua kegiatan yang dirancang dapat melebihi 90% dan memberikan kebermanfaatan bagi seluruh warga sekolah. Mewujudkna siswa dengan profil pelajar Pancasila, generasi unggul yang bermanfaat bagi agaman, nusa, dan bangsa. Salam guru penggerak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun